Friday, May 18, 2012

Selingkuh dengan Ami yang Seksi

Aku sedang menonton televisi di kamarku ketika Fay keluar dari kamar mandi mengenakan baju tidur. Hm.. dia pasti habis cuci muka dan bersih-bersih sebelum tidur. Di kamar tidur kami memang terdapat kamar mandi dan televisi, sehingga aku menonton televisi sambil tiduran. Fay berbaring di sampingku, dan memejamkan matanya. Lho? ia langsung mau tidur nih! Padahal aku sejak tadi menunggu dia. Lihat saja, si "ujang" sudah bangun menantikan jatahnya.
"Fay! Kok langsung tidur sih?""Mm..?"Fay membuka matanya. Lalu ia duduk dan menatapku. Kemudian ia tersenyum manis. Woow… burungku semakin mengeras. Fay mendekatkan wajahnya ke wajahku. Tangannya yang lembut halus membelai wajahku. Jantungku berdetak cepat. Kurangkul tubuhnya yang mungil dan hangat. Terasa nyaman sekali. Fay mencium pipiku. "Cupp..!"

"Tidur yang nyenyak yaa…" katanya perlahan.Lalu ia kembali berbaring dan memejamkan matanya. Tidur! Nah lho? Sial benar. Cuma begitu saja? Aku terbengong beberapa saat."Fay! Faayy..!" aku mengguncang-guncang tubuhnya."Umm… udah maleem… Fay ngantuk niih…"Kalau sudah begitu, percuma saja. Dia tidak akan bangun. Padahal aku sedang birahi tinggi dan butuh pernyaluran. Si "ujang" masih tegang dan penasaran minta jatah.

Begitulah Fay. Sebagai istri, dia hampir sempurna. Wajah dan fisiknya enak dilihat, sifatnya baik dan menarik. Perhatiannya pada kebutuhanku sehari-hari sangat cukup. Hanya saja, kalau di tempat tidur dia sangat "hemat". Nafsuku terbilang tinggi. Sedangkan Fay, entah kenapa (menurutku) hampir tidak punya nafsu seks. Tidak heran meskipun sudah lebih setahun kami menikah, sampai saat ini kami belum punya anak. Untuk pelampiasan, aku terkadang selingkuh dengan wanita lain. Fay bukannya tidak tahu. Tapi tampaknya dia tidak terlalu mempermasalahkannya.
Nafsuku sulit ditahan. Rasanya ingin kupaksa saja Fay untuk melayaniku. Tapi melihat wajahnya yang sedang pulas, aku jadi tidak tega. Kucium rambutnya. Akhirnya kuputuskan untuk tidur sambil memeluk Fay. Siapa tahu dalam mimpi, Fay mau memuaskanku? Hehehe…
Esoknya saat jam istirahat kantor, aku makan siang di Citraland Mall. Tidak disangka, disana aku bertemu dengan Ami, sahabatku dan Fay semasa kuliah dahulu. Kulihat Ami bersama dengan seorang wanita yang mirip dengannya. Seingatku, Ami tidak punya adik. Ternyata setelah kami diperkenalkan, wanita itu adalah adik sepupu Ami. Fita namanya. Heran juga aku, kok saudara sepupu bisa semirip itu ya? Pendek kata, akhirnya kami makan satu meja.
Sambil makan, kami mengobrol. Ternyata Fita seperti juga Ami, tipe yang mudah akrab dengan orang baru. Terbukti dia tidak canggung mengobrol denganku. Ketika aku menanyakan tentang Joe (suami Ami, sahabatku semasa kuliah), Ami bilang bahwa Joe sedang pergi ke Surabaya sekitar dua minggu yang lalu untuk suatu keperluan.
"Paling juga disana dia main cewek!" begitu komentar Ami. Aku hanya manggut-manggut saja. Aku kenal baik dengan Joe, dan bukan hal yang aneh kalau Joe ada main dengan wanita lain disana. Saat Fita permisi untuk ke toilet, Ami langsung bertanya padaku."Van, loe ama Fay gimana?""Baek. Kenapa?" "Dari dulu loe itu kan juga terkenal suka main cewek. Kok bisa ya akur ama Fay?" Aku diam saja.
Aku dan Fay memang lumayan akur. Tapi di ranjang jelas ada masalah. Kalau dituruti nafsuku, pasti setiap hari aku minta jatah dari Fay. Tapi kalau Fay dituruti, paling hebat sebulan dijatah empat atau lima kali! Itu juga harus main paksa. Seingatku pernah terjadi dalam sebulan aku hanya dua kali dijatah Fay. Jelas saja aku selingkuh! Mana tahan?
"Kok diem, Van?" pertanyaan Ami membuyarkan lamunanku. "Nggak kok…""Loe lagi punya masalah ya?""Nggaak…""Jujur aja deh…" Ami mendesak.Kulirik Ami. Wuih, nafsuku muncul. Aku jadi teringat saat pesta di rumah Joe. Karena nafsuku sudah sampai ke ubun-ubun, maka akal sehatku pun hilang.
"Cerita doong..!" Ami kembali mendesak."Mi.., loe mau pesta "assoy" lagi nggak?" aku memulai. Ami kelihatan kaget."Eh? Loe jangan macem-macem ya Van!" kecam Ami.Aduh.., kelihatannya dia marah."Sorry! Sorry! Gue nggak serius… sorry yaa…" aku sedikit panik.
Tiba-tiba Ami tertawa kecil."Keliatannya loe emang punya masalah deh… Oke, nanti sore kita ketemu lagi di sini ya? Gue juga di rumah nggak ada kerjaan."Saat itu Fita kembali dari toilet. Kami melanjutkan mengobrol sebentar, setelah itu aku kembali ke kantor.


Jam 5 sore aku pulang kantor, dan langsung menuju tempat yang dijanjikan. Sekitar sepuluh menit aku menunggu sebelum akhirnya telepon genggamku berdering. Dari Ami, menanyakan dimana aku berada. Setelah bertemu, Ami langsung mengajakku naik ke mobilnya. Mobilku kutinggalkan disana. Di jalan Ami langsung menanyaiku tanpa basa-basi."Van, loe lagi butuh seks ya?"Aku kaget juga ditanya seperti itu. "Maksud loe?""Loe nggak usah malu ama gue. Emangnya Fay kenapa?"Aku menghela nafas. Akhirnya kuputuskan untuk mengeluarkan uneg-unegku.
"Mi… Fay itu susah banget… dia bener-bener pelit kalo soal begitu. Loe bayangin aja, gue selalu nafsu kalo ngeliat dia. Tapi dia hampir nggak pernah ngerespon. Kan nafsu gue numpuk? Gue butuh penyaluran dong! Untung badannya kecil, jadi kadang-kadang gue paksa dia."Ami tertawa. "Maksudnya loe perkosa dia ya? Lucu deh, masa istri sendiri diperkosa sih?""Dia nggak marah kok. Lagi gue perkosanya nggak kasar.""Mana ada perkosa nggak kasar?" Ami tertawa lagi. "Dan kalo dia nggak marah, perkosa aja dia tiap hari.""Kasian juga kalo diperkosa tiap hari. Gue nggak tega kalo begitu…"
"Jadi kalo sekali-sekali tega ya?""Yah… namanya juga kepepet… Udah deh… nggak usah ngomongin Fay lagi ya?""Oke… kita juga hampir sampe nih…" Aku heran. Ternyata Ami menuju ke sebuah apartemen di Jakarta Barat.
Dari tadi aku tidak menyadarinya. "Mi, apartemen siapa nih?""Apartemennya Fita. Pokoknya kita masuk dulu deh…" Fita menyambut kami berdua. Setelah itu aku menunggu di sebuah kursi, sementara Fita dan Ami masuk ke kamar. Tidak lama kemudian Ami memanggilku dari balik pintu kamar tersebut. Dan ketika aku masuk, si "ujang" langsung terbangun, sebab kulihat Ami dan Fita tidak memakai pakaian sama sekali. Mataku tidak berkedip melihat pemandangan hebat itu. Dua wanita yang cantik yang wajahnya mirip sedang bertelanjang bulat di depanku. Mimpi apa aku?


"Kok bengong Van? Katanya loe lagi butuh? Ayo sini..!" panggil Ami lembut.Aku menurut bagai dihipnotis. Fita duduk bersimpuh di ranjang."Ayo berbaring disini, Mas Ivan."Aku berbaring di ranjang dengan berbantalkan paha Fita. Kulihat dari sudut pandangku, kedua bagian bawah payudara Fita yang menggantung mempesona. Ukurannya lumayan juga. Fita langsung melucuti pakaian atasku, sementara Ami melucuti pakaianku bagian bawah, sampai akhirnya aku benar-benar telanjang. Batang kemaluanku mengacung keras menandakan nafsuku yang bergolak.
"Gue pijat dulu yaa…" kata Ami.Kemudian Ami menjepit kemaluanku dengan kedua payudaranya yang montok itu. Ohh.., kurasakan pijatan daging lembut itu pada kemaluanku. Rasanya benar-benar nyaman. Kulihat Ami tersenyum kepadaku. Aku hanya mengamati bagaimana kedua payudara Ami yang sedang digunakan untuk memijat batang penisku."Enak kan, Van?" Ami bertanya.Aku mengangguk. "Enak banget. Lembut…"
Fita meraih dan membimbing kedua tanganku dengan tangannya untuk mengenggam payudaranya. Dia membungkuk, sehingga kedua payudaranya menggantung bebas di depan wajahku."Van, perah susu gue ya?" pintanya nakal.Aku dengan senang hati melakukannya. Kuperah kedua susunya seperti memerah susu sapi, sehingga Fita merintih-rintih."Ahh… aww… akh… terus.. Van… ahh… ahhh…"Payudara Fita terasa legit dan kenyal. Aku merasa seperti raja yang dilayani dua wanita cantik. Akhirnya Ami menghentikan pijatan spesialnya. Berganti tangan kanannya menggenggam pangkal si "ujang".
"Dulu diwaktu pesta di rumah gue, kontol loe belum ngerasain lidah gue ya?" kata Ami, dan kemudian dengan cepat lidahnya menjulur menjilat si "ujang" tepat di bagian bawah lubangnya.Aku langsung merinding keenakan dibuatnya. Dan beberapa detik kemudian kurasakan hangat, lembut, dan basah pada batang kemaluanku. Si "ujang" telah berada di dalam mulut Ami, tengah disedot dan dimainkan dengan lidahnya. Tidak hanya itu, Ami juga sesekali mengemut telur kembarku sehingga menimbulkan rasa ngilu yang nikmat. Sedotan mulut Ami benar-benar membuatku terbuai, apalagi ketika ia menyedot-nyedot ujung kemaluanku dengan kuat. Enaknya tidak terlukiskan. Sampai kurasakan alat kelaminku berdenyut-denyut, siap untuk memuntahkan sperma.


"Mi… gue… udah mau.. ke.. luar…" Ami semakin intens mengulum dan menyedot, sehingga akhirnya kemaluanku menyemprotkan sperma berkali-kali ke dalam mulut Ami. Lemas badanku dibuatnya. Tanganku yang beraksi pada payudara Fita pun akhirnya berhenti. Ami terus mengulum dan menyedot kemaluanku, sehingga menimbulkan rasa ngilu yang amat sangat. Aku tidak tahan dibuatnya.
"Aahh… Ami… udahan dulu dong..!""Kok cepet banget keluar?" ledeknya."Uaah.., gue kelewat nafsu sih.. maklum dong, selama ini ditahan terus." aku membela diri."Oke deh, kita istirahat sebentar."


Ami lalu menindih tubuhku. Payudaranya menekan dadaku, begitu kenyal rasanya. Nafasnya hangat menerpa wajahku. Fita mengambil posisi di selangkanganku, menjilati kemaluanku. Gairahku perlahan-lahan bangkit kembali. Kuraba-raba kemaluan Ami hingga akhirnya aku menemukan daging kenikmatannya. Kucubit pelan sehingga Ami mendesah perlahan. Kugunakan jari jempol dan telunjukku untuk memainkan daging tersebut, sementara jari manisku kugunakan untuk mengorek liang sanggamanya. Desahan Ami semakin terdengar jelas. Kemaluannya terasa begitu basah. Sementara itu Fita terus saja menjilati kemaluanku. Tidak hanya itu, Fita mengosok-gosok mulut dan leher si "ujang", sehingga sekali lagi bulu kudukku merinding menahan nikmat.
Kali ini aku merasa lebih siap untuk tempur, sehingga langsung saja aku membalik posisi tubuhku, menindih Ami yang sekarang jadi telentang. Dan langsung kusodok lubang sanggamanya dengan batang kemaluanku. Ami mendesis pendek, lalu menghela nafasnya. Seluruh batang kemaluanku terbenam ke dalam rahim Ami. Aku mulai mengocok maju mundur. Ami melingkarkan tangannya memeluk tubuhku. Fita yang menganggur melakukan matsurbasi sambil mengamati kami berdua yang sedang bersatu dalam kenikmatan bersetubuh. Ami mengeluarkan jeritan-jeritan kecil, sampai akhirnya berteriak saat mencapai puncak kenikmatannya, berbeda denganku yang lebih kuat setelah sebelumnya mencapai orgasme.
Kucabut batang kemaluanku dari vagina Ami, dan langsung kuraih tubuh Fita. Untuk mengistirahatkan si "ujang", aku menggunakan jari-jariku untuk mengobok-obok vagina Fita. Kugosok-gosok klitorisnya sehingga Fita mengerang keras. Kujilati dan kugigit lembut sekujur payudaranya, kanan dan kiri. Fita meremas rambutku, nafasnya terengah-engah dan memburu. Setelah kurasakan cukup merangsang Fita, aku bersedia untuk main course.


Fita nampaknya sudah siap untuk menerima seranganku, dan langsung mengambil doggy style. Vaginanya yang dihiasi bulu-bulu keriting nampak sudah basah kuyup. Kumasukkan kemaluanku ke dalam liang kenikmatannya dengan pelan tapi pasti. Fita merintih-rintih keras saat proses penetrasi berlangsung. Setelah masuk seluruh penisku, kudiamkan beberapa saat untuk menikmati kehangatan yang diberikan oleh jepitan vagina Fita. Hangat sekali, lebih hangat dari milik Ami. Setelah itu kumulai menyodok Fita maju mundur.


Fita memang berisik sekali! Saat kami melakukan sanggama, teriakan-teriakannya terdengar kencang. Tapi aku suka juga mendengarnya. Kedua payudaranya bergelantungan bergerak liar seiring dengan gerakan kami. Kupikir sayang kalau tidak dimanfaatkan, maka kuraih saja kedua danging kenyal tersebut dan langsung kuremas-remas sepuasnya. Nafsuku semakin memuncak, sehingga sodokanku semakin kupercepat, membuat Fita semakin keras mengeluarkan suara."Aaahh… Aaahh… Gue keluaar… Aaah.." teriak Fita dengan lantang.
Fita terkulai lemas, sementara aku terus menyetubuhinya. Beberapa saat kemudian aku merasa mulai mendekati puncak kepuasan."Fit… gue mau keluar nih…"Fita langsung melepaskan kemaluannya dari kemaluanku, dan langsung mengulum kemaluanku sehingga akhirnya aku memuntahkan spermaku di dalam mulut Fita, yang ditelan oleh Fita sampai habis.
Aku berbaring, capek. Nikmat dan puas sekali rasanya. Ami berbaring di sisiku. Payudaranya terasa lembut dan hangat menyentuh lengan kananku. Fita masih membersihkan batang kemaluanku dengan mulutnya."Gimana Van? Puas?" Ami bertanya."Puas banget deh… Otak gue ringan banget rasanya.""Gue mandi dulu ya?" Fita memotong pembicaraan kami.Lalu ia menuju kamar mandi.


"Gue begini juga karena gue lagi pengen kok. Joe udah dua minggu pergi. Nggak tau baliknya kapan." Ami menjelaskan."Nggak masalah kok. Gue juga emang lagi butuh sih. Lain kali juga gue nggak keberatan.""Huss! Sembarangan loe. Gue selingkuh cuma sekali-sekali aja, cuma pengen balas dendam ama Joe. Dia suka selingkuh juga sih! Beda kasusnya ama loe!"Aku diam saja. Ami bangkit dari ranjang dan mengingatkanku."Udah hampir setengah delapan malem tuh. Nanti Fay bingung lho!"
Aku jadi tersadar. Cepat-cepat kukenakan pakaianku, tanpa mandi terlebih dahulu. Setelah pamit dengan Fita, Ami mengantarku kembali ke Citraland. Disana kami berpisah, dan aku kembali ke rumah dengan mobilku. Di rumah, tentu saja Fay menanyakan darimana saja aku sampai malam belum pulang. Kujawab saja aku habis makan malam bersama teman.
"Yaa… padahal Fay udah siapin makan malem." Fay kelihatan kecewa.Sebenarnya aku belum makan malam. Aku lapar."Ya udah, Ivan makan lagi aja deh… tapi Ivan mau mandi dulu." kataku sambil mencium dahinya.Fay kelihatan bingung, tapi tidak berkata apa-apa.
TAMAT

Si Aryani Si Gadis Desaku Yang Imut

Cerita sex yang pernah di alami oleh salah satu gadis desa yang pernah dekat dengan saya sendiri. Memang sedikit pemalu gadis ini namun kali ini adalah sebuah pengalaman yang sangat tidak pernah q lupakan sekali. begini mulainya, Namaku Roni, masih single, sekarang eksekutif di salah satu perusahaan ternama di Jakarta. Aku mau cerita mengenai pengalaman pertamaku berhubungan dengan seorang gadis ketika baru naik ke kelas 3 SMA.

Dalam perbincangan dengan teman-teman sekelas terutama cowok-cowok, sering kami berbagi pengalaman seru masing-masing. Dari para sahabatku, cuma aku seorang yang masih perjaka. Yang lainnya sudah masuk golongan pemanah. Ada yang nyikat pembantunya, pacarnya, dan ada juga yang melakukannya dengan wanita pro. Sedang aku ? Pacarku seorang yang tekun menjalani agama. Kalau bertamu ke rumahnya saja selalu ada orang lain yang menemani entah ayah, ibu atau saudara kandungnya. Kesempatan yang ada cuma saat pamit ketika ia mengantarkan ke luar rumah. Itupan hanya ciuman di pipi saja. Main dengan yang pro aku tidak punya cukup keberanian. Pembantu ? Pembantuku STW berkain kebaya, dan sama sekali tidak menarik.

Suatu hari sepulang ke rumah setelah latihan band dengan teman-temanku, aku berteriak memanggil bik Minah pembantuku agar menyiapkan makanan. "Bik Minah pulang ke kampungnya, dijemput adiknya tadi pagi, karena salah satu ponakannya akan dinikahi oleh seorang cukup terpandang di desanya. Nah rupanya akan ada pesta besar-besaran di kampung. Mungkin bulan depan bik Minah baru balik, " kata ibuku. "Tapi nggak usah khawatir, Aryani anak bik Minah yang membantu kita selama bik Minah tidak ada, kebetulan ini kan musim liburan sekolah. "

Tak lama ada seseorang yang datang membawakan makanan. Aku tidak memperhatikan karena kupikir anaknya bik Minah pasti kurang lebih sama dengan ibunya. Tapi ketika aku menoleh, ya ampun, ternyata manis juga anak ini. Kulitnya bening, wajahnya polos dengan bibir tipis agak kemerahan, rambut dikepang kuda. Ukurannya sedang-sedang saja. Mungkin kalau dipermak sedikit orang tidak akan menyangka ia cuma anak pembantu.

Tak lama ibuku berteriak dari ruang depan, mengatakan bahwa ia akan pergi ke pertemuan wanita sampai malam. Di rumah tinggal aku dan Aryani.

"Yani, sini temenin aku ngobrol sambil aku makan, " kataku ketika melihat Aryani melintas. "Kamu sekolah kelas berapa Yan ?

"SMP kelas 3, mas. Tapi tidak tahu tahun depan apa bisa melanjutkan ke SMA, " katanya polos.

"Di kampung sudah punya pacar apa belum ? Atau apa malah sudah dilamar ? " tanyaku lagi.

"Belum mas, sungguh !" jawab Aryani. "Kalau mas sendiri, pasti sudah punya pacar ya ?"

"Gadis kota mana mau sama aku, Ya ? " kataku mulai mengeluarkan rayuan gombal. "Lagipula aku sukanya gadis yang masih polos seperti kamu. "

"Ah mas, bisa saja, " katanya malu-malu, "Aku kan cuma anak seorang pembantu. "

"Yan, aku sudah selesai makan. Nanti setelah beres-beres kamu temenin aku ke ruang atas ya. Soalnya aku kesepian, bapak dan ibu baru pulang malam hari, " kataku sambil bergegas naik ke lantai atas sambil mikir gimana ya bisa ngadalin si Aryani.

Kutunggu-tunggu Aryani tidak naik-naik ke lantai atas. Akhirnya dia datang juga, rupanya habis mandi, karena tercium wangi sabun luks. Segera kusuruh ia duduk menemaniku nonton VCD. Sengaja kuputar film pinjeman temanku yang biasanya kuputar kalau bapak/ ibu tidak di rumah. Kupilih yang tidak terlalu vulgar, supaya Aryani jangan sampai kaget melihatnya. Adegan yang ada paling cuma percintaan sampai di ranjang tanpa memperlihatkan dengan detail.

Rupanya adegan-adegan itu membuat Aryani terpengaruh juga, duduknya jadi tidak bisa diam. "Mas. sudah ya nontonnya, aku mau ke bawah, " katanya.

"Tunggu dulu, Yan, aku mau ngomong, " kataku yang telah dapat ide untuk menjeratnya, "Kamu takut tidak bisa melanjutkan sekolah apa karena biaya ? Kalau cuma itu, soal sepele, aku akan membantumu, asal …"

"Asal apa mas, " katanya bersemangat.

"Asal kamu mau membantu aku juga, " kataku sambil pindah ke dekatnya. Segera kuraih tangannya, kupeluk dan kucium bibirnya. Aryani sangat kaget dan segera berontak sambil menangis.

"Yani, kamu pikir aku akan memperkosamu ? " kataku lembut. "Aku cuma mau supaya kamu bersedia menjadi pacarku. "

Ia membelalak tidak percaya. Sebelum ia sempat mngucapkan apa-apa kuserbu lagi, tapi kali dengan lebih lembut kukecup keningnya, lalu bibirnya. Kugigit telinganya, dan kuciumi lehernya. Aryani terengah-engah terbawa kenikmatan yang belum pernah dialami sebelumnya. Ingin rasanya segera kurebahkan dan kutiduri, tapi akal sehatku mengatakan jangan terburu-buru. Menikmati kopi panas harus ditiup-tiup dulu sebelum direguk. Kalau langsung bisa lidah terbakar dan akhirnya malah tidak dapat apa-apa.

Perlahan-lahan dari menciumi lehernya aku turun ke bagian atas dadanya, dan kubuka kancing dasternya dari belakang tanpa setahunya. Tetapi ketika akan kuturnkan dasternya ia tersadar dan mau protes. Segera kubuka baju kaos t-shirt ku sambil mengatakan udara sangat panas. Ia tersipu melihat dadaku yang bidang, hasil rajin fitness. "Yan kamu curang sudah lihat dadaku, sekarang biar impas aku juga mau lihat kamu punya dong. "

"Ah jangan mas, malu, " katanya sambil memegang erat bagian depan dasternya.

"Bajunya doang yang dibuka, Yan. kalau malu behanya nggak usah, " kataku sambil menyerbunya lagi dengan ciuman. Yani tergagap dan kurang siap dengan serbuanku sehingga aku berhasil membuka dasternya. Segera kuciumi bagian seputar payudaranya yang masih tertutup beha berwarna hitam.

"Aduh mas, mhm, enak sekali, " katanya sambil menggelinjang. Tangankupun bergerilya membuka pengait behanya.



Tetapi ketika kulepaskan ciumanku karena hendak membuka behanya ia kembali tersadar dan protes, " lho mas janjinya behanya tidak dibuka, "

Tanpa menjawab segera kuserbu payudaranya yang tidak besar tetapi sangat indah bentuknya, dengan puting yang kecil berwarna coklat muda. Kukulum payudara kanannya sambil kuemut-emut. Ia tidak dapat berkata-kata tetapi menjerit-jerit keenakan. Terdengar alunan suara erangan yang indah, " mph, ehm, ahhh, ' dari bibirnya yang mungil. Jemariku segera mulai menjelajah selangkangannya yang masih tertutup CD yang juga berwarna hitam. Rupanya hebat sekali rangsangan demi rangsangan yang Ayryani terima sehingga mulai keluar cairan dari MQ-nya yang membasahi CDnya.

"Oh mas, oh mas, mph, enak sekali, " lenguhnya. Tanpa disadarinya jariku sudah menyelinap ke balik CD-nya dan mulai menari-nari di celah kewanitaannya. Jariku berhasil menyentuh klitorisnya dan terus kuputar-putar, membuatnya badannya gemetaran merasakan kenikmatan yang amat sangat. Sengaja tidak kucolok, karena itu bukan bagian jariku tetapi adik kecilku nanti.

"Ahhh !" jerit Aryani, dibarengi tubuhnya yang mengejang. Rupanya ia sudah mencapai klimaksnya. Tak lama tubuhnya melemas, setelah mengalami kenikmatan pertama kali dalam hidupnya. Ia terbaring di sofa dengan setengah telanjang, hanya sebuah CD yang menutupi tubuhnya.

Segera aku berdiri dan melepaskan celana panjang serta CD-ku, pikirku ia masih lemas, pasti tidak akan banyak protes. "Lho mas, kok mas telanjang. Jangan mas, jangan sampai terlalu jauh, " katanya sambil berusaha untuk duduk. "

"Yan, kamu itu curang sekali. Kamu sudah merasakan kenikmatan, aku belum. kamu sudah melihat seluruh tubuhku, aku cuma bagian atas saja, " kataku sambil secepat kilat menarik cd-nya.

"Mas, jangan ! " protesnya sambil mau memertahankan CD-nya, tetapi ternyata kalah tangkas dengan kecepatan tanganku yang berhasil melolosi CD-nya dari kedua kakinya. Terlihatlah pemandangan indah yang baru pertama kali kulihat langsung. MQ-nya masih terkatup, dan baru ditumbuhi sedikit bulu-bulu jarang. Adik kecilku langsung membesar dan mengeras

Segera kuciumi bibirnya kembali dan kulumat payudaranya. Aryani kembali terangsang. Lalu sambil kuciumi lehernya Kunaiki tubuhnya. Kubuka kedua kakinya dengan kedua kakiku, "mas, jangan, oh !" katanya. Tetapi tanpa memperdulikan protesnya kulumat bibirnya agar tidak dapat bersuara. Perlahan-lahan torpedoku mulai mencari sasarannya. Ah, ternyata susah sekali memasukkan burung peliaraanku ke sangkarnya yang baru. Bolak-balik meleset dari sasarannya. Aku tidak tahu pasti di mana letaknya sang lubang kenikmatan.

"Mas, jangan, aku masih perawan, " protes Aryani ketika berhasil melepaskan bibirnya dari ciumanku.

"Jangan takut sayang, aku cuma gesek-gesek di luar saja, " kataku ngegombal sambil memegang torpedo dan mengarahkannya ke celah yang sangat sempit.

Ketika tepat di depan gua kewanitaannya, kutempelkan dan kusegesk-gesek sambil juga kuputar-putar di dinding luar MQ-nya. "Mas, mas, mphm, oh, uenak sekali, " katanya penuh kenikmatan. Kurasakan cairan pelumasnya mulai keluar kembali dan membasahi helmku.

Lalu mulai kepala helmku sedikit demi sedikit kumasukkan ke dalam MQ-nya dengan menyodoknya perlahan-lahan, "Aw mas, sakit ! Tadi katanya tidak akan dimasukkan, " protes Aryani, ketika kepala helmku mulai agak masuk. "Nggak kok, ini masih di luar. Udah nggak usah protes, nikmatin aja, Yan !" kataku setengah berbohong sambil terus bekerja.

Sempit sekali lubangnya si Yani, sehingga susah bagiku untuk memasukkan torpoedoku seluruhnya. Wah kalau begini terus, jangan-jangan si otong sudah muntah duluan di luar, pikirku. Sambil sedikit demi sedikit memaju-mundurkan torpedoku, kugigiti telinganya dengan gigitan kecil-kecil. Tiba-tiba kugigit telinganya agak keras, Yani terpekik, "Aw !" Saat itu dengan sekuat tenagaku kusodok torpedoku yang berhasil tenggelam semuanya di MQ-nya Aryani.

Gerakan pantatku semakin menggila memaju-mundurkan torpedoku di dalam MQ Aryani. Tetapi tidak kutarik sampai kelaut, takut susah lagi memasukkannya. Rupanya rasa sakit yang dialami Aryani tergantikan dengan rasa nikmat. Yang keluar dari bibir mungilnya hanyalah suara ah, uh, ah, uh setiap kali ku maju mundurkan torpedoku, menandakan ia sangat menikmati pengalaman baru ini.

Torpedoku semakin menegang. Keringat bercucuran dari tubuhku, Akupun melngalami kenikmatan yang selama ini hanya kuimpikan. Sekitar selangkanganku terasa ngilu. Rupanya aku sudah mendekati klimaks. Gerakan pantatku semakin cepat, terasa jepitan MQ perawan desa ini semakin kencang juga. Empuk sekali rasanya setiap kali torpedoku terbenam di dalamnya. Terasa hampir meledak torpedoku, siap memuntahkan lahar panasnya ke dalam surga kenikmatan Aryani. Dengan sekut tenaga kubenamkan torpedoku sedalam-dalamnya dan crot, crot, cort ! Air maniku muncrat ke dalam rahim Aryani, Terdengar lenguhan panjang dari bibir mungil Aryani. Rupanya kami mencapai orgasme bersamaan. Tubuhkupun jatuh terbaring di atas tubuhnya penuh dengan kenikmatan. Kami berdua terbaring tak berdaya. Tubuh lemas, tetapi masih terasa kenikmatan yang sampai ke ubun-bubun.

Aku Jadi Korban Nafsu Birahi Kakak Kembarku

Cerita dewasa sedarah - Sebut saja namaku Rini, saat kutulis cerita ini aku berusia 25 tahun dan kejadian itu telah 4 tahun yang lalu, aku mempunyai kakak kembar laki-laki, sebut saja namanya Tanto dan Yanto dan ayahku adalah salah satu staff kedutaan di Belanda. Di rumahku aku tinggal hanya berempat, aku, dua kakak kembarku dan Mbok Ijah yang sudah ikut keluargaku semenjak usianya 12 tahun dan pada saat itu usiaku 9 tahun, kakak-kakakku berusia 11 tahun. Dan kedua orang tuaku sedang tidak pulang ke Indonesia.


Kejadian itu saat aku berusia 21 tahun dan kakak-kakakku Tanto dan Yanto berusia 23 tahun. Saat itu tanggal 12 Oktober 1996, aku pulang kuliah dan melihat kakak-kakakku nonton film BF bersama Mbok Ijah, Tanto di kanan dan Yanto di kiri. Aku tidak tahu apa yang mereka perbuat, perlahan-lahan aku ingin melihat apa yang mereka lakukan, aku keluar rumah lagi dan masuk melalui jendela kamar Mbok Ijah, yang kebetulan tidak dikunci.


Aku masuk perlahan-lahan, dan aku menuju ruang tengah di mana kedua kakakku dan Mbok Ijah. Astaga! aku melihat Mbok Ijah sedang dipegangi oleh kedua kakakku, dengan mulut terkatup hampir berteriak, kulihat Mbok Ijah mengerang-erang seperti orang berlari 100 km. Hampir saja aku ketahuan oleh kedua kakakku.



Tangan kanan Kak Tanto memegang payudara Mbok Ijah dan tangan kirinya masuk ke dalam lubang kemaluan Mbok Ijah, begitu pula dengan Kak Yanto, tangan kirinya memegang payudara Mbok Ijah dan tangan kanannya juga masuk ke dalam liang kemaluan Mbok Ijah. Terlihat dua tangan yang masuk ke dalam liang kewanitaan Mbok Ijah dipercepat oleh kedua kakakku.


"Den.. Den sudah, Mboo..ok sudah nggak kuat.. udah Aden.. Aden berdua."

"Terus Mbok, kan belum main yang lebih enak seperti film itu", kata Kak Tanto bersemangat.

Mbok Ijah sudah terlihat lemas dan diangkat ke atas, sedangkan di bawah Kak Tanto dan Kak Yanto membelakangi pantat Mbok Ijah. "Astaga, apa yang diperbuat oleh kedua kakakku itu", kataku dalam hati.


Ternyata kemaluan Kak Tanto besar juga dan kemaluan Kak Yanto begitu pula.

"Ayo, To kamu memek dan saya dubur", kata Kak Yanto.

"Iya, kamu kan kemarin udah di memek sekarang di dubur, yah" kata Kak Tanto.

"Okelah, ayo To mulai", mereka berdua menekan Mbok Ijah yang sudah lemas, Kak Yanto menekan dari atas dan Kak Tanto menekan dari bawah. "Heck.. heck", bunyi suara Mbok Ijah yang sedikit sesak nafas.

"Ayo, To percepat dong."

"Gampang Yan sebentar lagi nih."


Tiba-tiba kakakku, Tanto melihat rambutku yang sedikit ketahuan dibalik tembok. "Siapa, siapa di situ?" tanya Kak Tanto sambil berteriak dan melepaskan permainannya dengan Mbok Ijah, begitu juga dengan Kak Yanto yang sudah sejak tadi menarik batang kemaluannya dari dubur Mbok Ijah. Mbok Ijah dibaringkan di sofa dengan tubuh telanjang bulat dan mereka berdua menghampiriku yang ketakutan tidak bisa lari lagi.


"Ooo, jadi kamu dari tadi ngintip kakak berdua main dengan Mbok Ijah", kata Kak Yanto.

"Kamu harus diberi hukuman telah ngintip-ngintip kita berdua", kata Kak Tanto.

Setelah berbicara seperti itu tanganku dipegang oleh Kak Tanto dan Kak Yanto di bawa ke kamar mereka berdua. Dalam kamar mereka, aku diminta berdiri di depan pintu kamar mereka.

"Berdiri kamu di situ", Kak Tanto meminta sambil menghardikku.

"Buka baju kamu dan celana blue jeans kamu, cepat.." Kak Yanto menimpali.

"Jangan.. jangan Kak, Saya kan adik kakak berdua.."

"Mau dibuka sendiri, atau kita berdua yang membuka", kata Kak Tanto sambil menghampiriku.

"I..ya, saya buka sendiri", kataku ketakutan.



Perlahan-lahan aku membuka bajuku dan celana blue jeans-ku, dan Kak Tanto mengunci pintu kamar serta Kak Yanto menyetel lagu House Music dengan voleme tinggi.

"Ayo, nari sambil sedikit-dikit dibuka BH dan CD kamu", Kak Yanto memintaku sambil memegang penggaris besi miliknya.

"I..ya, i..ya, tapi jangan dipukul", kataku.

Aku menari perlahan-lahan mengikuti irama House Music dan perlahan-lahan kubuka BH-ku dan CD-ku. Setelah selesai kubuka semua, aku diminta berhenti untuk menari. Aku diseret ke atas tempat tidurnya dan aku disuruh telentang dengan kaki terbuka. Kak Tanto mulai menciumi payudaraku yang memang cukup besar dengan ukuran 32 dan Kak Yanto mulai menjilati perutku sampai pusar dan mengarah ke kemaluanku.



"Jangan.. jangan.. jangan Kak.." Teriakanku dikalahkan dengan bunyi House Music yang keras.

"Udah, jangan macam-macam kamu", Hardik Kak Yanto.

Kak Tanto terus memainkan payudaraku dan menarik-narik dengan bibirnya, sementara Kak Yanto telah menjilati bibir-bibir kemaluanku. Aku merasakan betapa gelinya dan terangsangnya diriku, kutahan perasaan itu hingga aku hanya bisa menggeliat-geliat sembari menutup mataku dan terasa air mataku menetes. Tanpa kusadari Kak Yanto dan Kak Tanto telah bermain di liang kewanitaanku, mereka berdua bergantian menjilatinya. Kak Tanto berada di atasku dengan kemaluannya menuju wajahku dan Kak Yanto berdiri tegak dan terasa kemaluannya menyentuh gerbang kewanitaanku.



"Buka mulut.." pinta Kak Tanto, tanpa disadari aku mengikuti perintahnya dan tiba-tiba aku didorong oleh kemaluan kakakku dari mulut dan liang kewanitaanku. Terasa kemaluan Kak Tanto sampai pada pangkal tenggorokanku dan kemaluan Kak Yanto mulai masuk ke dalam kemaluanku. "Hm.. hm.. hm.." hanya kata-kata itu yang bisa kuucapkan. Terasa mau muntah dan pedih serta perih sekali liang kewanitaanku. Setelah sekali tekan mereka tukar posisi, giliran Kak Yanto yang berada di atas kepalaku dan Kak Tanto berada di bawahku. Mereka mengulanginya lagi seperti hentakan pertama.



Setelah mereka melakukan dua kali hentakan berselang seling, Kak Tanto tiduran di sampingku dan Kak Yanto tetap berdiri. Tubuhku dimiringkan dan mereka mulai lagi dengan liang kewanitaanku. Liang kewanitaanku dimasuki oleh batang kejantanan Kak Tanto dari depan dan batang kejantanan Kak Yanto dari belakang. "Creek.. creek.." bunyi kemaluan kedua kakakku masuk ke dalam liang kewanitaanku dan saat itu aku merasakan adanya sesuatu yang robek dan perih serta pedih sekali, hingga aku tidak dapat lagi mengeluarkan suara.



Setelah kemaluan kakak-kakakku masuk, mereka bergerak cepat sekali. "Ugh.. ugh.. ugh.. ayoo.. terus", dan setelah sekitar 10 menit lamanya aku hanya merasakan adanya cairan yang banyak menyemprot ke dalam liang kewanitaanku. Aku tidak dapat berbuat apa-apa lagi dan aku pingsan seketika.



Setelah aku sadar, aku tidur dengan Mbok Ijah yang telah diberi obat tidur oleh kakak-kakakku. Aku melihat kemaluanku menancap sejenis mainan seperti kemaluan kakakku satu ujung masuk ke kemaluan Mbok Ijah dan satu ujungnya masuk ke dalam kemaluanku. Perlahan-lahan kulepaskan barang itu dan aku turun dari tempat tidurku berjalan gontai menuju ruang tengah. Sesampainya di ruang tengah aku dicemooh oleh kakak-kakakku berdua.



"Wah, To adik kita lesbian", kata Kak Yanto.

"Iyah, laporin aja sama ayah, biar kapok.." kata Kak Tanto.

"Jangan.. jangan dilaporin Kak", kataku mengiba.

"Oke, kalau kamu nggak mau dilaporin.. Kamu kan sudah diphoto oleh kita berdua", sambil menunjukan kamera Kak Yanto dan Kak Tanto mengancamku.

"Kamu harus melayani kita berdua setiap jam dan dalam waktu satu minggu ini, dan kamu haruslah libur kuliah", kata Kak Tanto, "Bila aku tidak mau diceritakan tentang tidurku bersama dengan Mbok Ijah."

"I..ya, I..yah tapi pake pengaman yah, Rini nggak mau hamil", kataku memelas.

"Oke, mau pake pengaman kek, nggak kek, pokoknya loe harus ngelayani kita berdua", kata Kak Yanto.


Terpaksa pada saat itu hingga seminggu aku bolos kuliah dan aku melayani kedua kakakku yang sudah tidak ingat lagi bahwa aku ini adik kandungnya. Dan setelah seminggu aku diberi photo serta klisenya waktu aku tidur dengan Mbok Ijah dengan pose lesbian. Kutanyakan kepada Mbok Ijah kenapa mau seperti itu, ternyata ia dipaksa untuk meminum sirup buatan Kak Tanto sehingga menjadi lemas dan tertidur. Dan mereka masih sempat memperlihatkan photo mereka berdua bermain dengan adik kandungnya, dengan pose-pose yang heboh dan saat itu pula aku pingsan.

Itulah pembaca yang baik, pengalamanku yang tidak baik dan tidak terlupakan.

Bercinta Dengan Gadis Imut SMA

Cerita dewasa hot - Bercinta Dengan Gadis Imut SMA - Peristiwa ini terjadi ketika David berumur 36 tahun. David adalah seorang ayah yang memiliki 3 orang anak, David bekerja di bidang medis, dan kini tinggal di Jakarta Selatan. Wajahnya lumayan tampan, sedangkan istri David berkulit hitam manis dengan tinggi tubuhnya sekitar 165 cm, rambut lurus dan halus. Kehidupan seks David selama ini sangat normal, bahkan David termasuk laki - laki yang memiliki selera berhubungan seks yang tinggi. Tidak hanya sekarang, bahkan sejak David berusia 17 tahun pada saat dirinya tumbuh dewasa.

Disuatu malam yang dingin, David sengaja menghabiskan waktu untuk bermesraan bersama istrinya, mereka berdua duduk bersama dengan posisi istri berada di pangkuan, David menyentuh rambutnya dan tangannya bergerak ke leher istrinya, istri melenguh, tangannya mencari dan mencoba meraih penis yang sudah tegang keluar celananya. Tangan kanan david kemudian bergerak turun dari leher ke arah pinggul, istrinya bergeser turun dari pangkuannya, menarik pahanya, otomatis dasternya terangkat. kamu tahu apa?, Ternyata istrinya tidak menggunakan CD.

Bahkan dengan istri, David harus mendapatkan kepuasan, tetapi sebagai laki - laki normal, David juga memiliki fantasi melakukan hubungan seks dengan wanita lain. David akan sangat bersemangat dengan seorang perempuan yang kurus, tinggi, ramping dan memiliki payudara yang tidak terlalu besar, Itulah gambaran perempuan yang menjadi idaman David. Menjelang Hari Valentine, David teringat kejadian 5 tahun yang lalu, dan David mencoba untuk menuangkan dalam sebuah tulisan:

Antara 1997 - 1998 aku diberi tugas belajar di Surabaya. Kota Surabaya sangat tidak asing bagiku karena di sanalah aku dilahirkan dan dibesarkan. Aku memutuskan untuk tinggal di asrama karena aku tidak ingin merepotkan kerabatku, toh juga hanya enam bulan?. Setelah sampai di asrama aku langsung berusaha menata pakaian - pakaianku ke almari dan buku - buku yang aku bawa terlihat masih sangat berantakan, sungguh aku memerlukan semangat pendorong untuk melakukan pekerjaan yang melelahkan ini. Akhirnya aku pun melakukan masturbasi. Dalam pikiranku, "Aku tidak bisa seperti ini terus.. aku memerlukan seseorang yang dapat memenuhi nafsu dan gairahku".

Keesokan harinya aku berusaha mencari teman - teman lamaku yang dulu ada di kota ini, satu - persatu mereka aku telepon. Singkatnya, ternyata aku telah kehilangan kontak dengan mereka, nomor - nomor ponsel mereka sudah tidak aktif. Hanya ada satu yang masih aktif, dia adalah Hani, usianya lebih tua dariku, Hani sudah menikah dan memiliki dua orang anak. Dulu kami pernah dekat, sering bersama saat belajar kelompok.

Hani keturunan chinese, cukup tinggi untuk seorang wanita, berkulit putih dan berdada rata. Awalnya kita berdua hanya melakukan telepon satu sama lain, berdiskusi, makan dan pergi bersama, sampai suatu hari ( pada pertengahan Februari ) dia menelponku sambil menangis tersedu - sedu dan dia mengatakan ingin bertemu denganku.

"Mas, bisa gak kita bertemu, aku ingin cerita".
" Bisa, baiklah kita bertemu di tempat biasa".
Dengan Lancer th 83'an aku pergi menemuinya, setelah bertemu Hani mengajakku pergi kerumahnya. "Ak tidak bisa melakukan ini, aku tidak ingin membuat suasana keruh bersama suamimu", ucapku kepada Hani. "Tidak apa - apa, ayo pergi bersamaku", ucap Hani. Dalam perjalanan kami berbicara macam - macam mulai ilmiah, politik, sampai hal - hal yang kotor.

"Mas, kapan kamu akan pergi ke Jakarta?" Dia bertanya ( jadwal aku untuk pulang ke rumah setiap bulan ).
"Minggu depan, emang knapa?" Tanyaku kembali.
"Tidak apa - apa sih, pengin nanya aja".
'Masak sih cuma pengin nanya saja, .... .... Pengin yang lain - lain kan, pengin nyoba?', jawabku.
'Hehehehe dasar ngeress aja yang ada dipikiran mas..

Setelah sampai ke tempat tujuan, di sebuah rumah yang tidak aku ketahui, Hani membuka pintu.
"Ini rumah siapa ????? Serambi kotor... penuh debu, kaya beberapa hari tidak disapu, kebangetan deh.' Tanyaku heran.
Ini rumah orang tuaku, kemarin abis dikontrakin, seminggu sekali aku kesini dan membersihkannya", jawabnya sambil masuk ke rumah gak terawat tersebut.

"Sebentar ya, aku mau masukin mobil dan segera kembali lagi..."
Dalam pikiranku, "Meskipun teras penuh debu kotor, namun rumah ini gak pengap... .... Cukup nyaman, furniturnya juga masih bagus,".
Hani mempersilahkanku duduk, sementara dia menyaapu teras depan rumah tersebut.
"Anggap aja rumah sendiri mas, gak usah sungkan... .. Aku mau bersih - bersih bentar,' katanya.

"Iya, ini rasanya udah kayak dirumah sendiri bersama istri sendiri," kataku sedikit menggodanya.
"Terserah deh, eh aku mau mandi dulu?" ucap Hani. Otakku dipenuhi pikiran ngeres, ngebayangin lekukan payudara Hani yang terlihat jelas dibalik baju transparan yang dikenakannya sehingga putingya terlihat sedikit menyembul.

Ngomong - ngomong ada apa memintaku datang ke tempat ini? Apakah kamu punya masalah yang serius, masalah apa itu?" Aku bertanya lebih lanjut tanpa basa - basi, ia pindah tempat duduk kesebelahku "Masalah keluarga mas...", Katanya.
"Apakah itu tentang seks?" Aku bercanda dengannya.
"Ah kamu tetep aja kaya dulu mas, sableng, dan tidak jauh dari yang gitu - gituan"... ... Tapi ada benernya sih ... .. Meskipun tidak secara langsung," jawabnya.

Kemudian Hani bercerita panjang lebar, intinya adalah rasa tidak puas, sikap otoriter suaminya dan selalu disalahkan ketika ada ketidaksepakatan dengan pada suatu masalah.
"Aku bener - bener sudah capek, Mas Sony suamiku selalu berpihak sama ibunya, ketika aku mencoba menjawab persoalan dengan mertua, justru mertuaku mengomel habis - habisan". Terisak ia mengakhiri kisahnya.
Ketika aku memegang tangannya, dia hanya terdiam, kemudian berkata lembut "Bolehkah aku bersandar di dada kamu mas?". Aku mengangguk dan cepat - cepat meraih dan membelai lembut rambut sebahunya. Aku mencium keningnya dengan lembut, Hani mendongak dan berbisik pelan "Mas, aku membutuhkan dukungan, kasih sayang dan belaian mesra."

Pada saat itu aku merasa hanyut dengan situasi yang diciptakannya, sehingga tanpa merasa canggung aku mencium matanya, kemudian hidungnya, Hani menngeliat sehingga bibir kami bertemu. Hani berdiri dan berkata pelan sambil memelukku, "pegang erat - erat, aku milikmu sekarang".
Dengan lembut aku mencium bibirnya lagi. Kami berpelukan seperti sepasang kekasih yang baru bertemu setelah berpisah lama dengan segunung kerinduan. Setelah itu kami berdua kembali duduk.
Bercinta Dengan Gadis Imut SMA
Dengan posisi Hani duduk di pangkuan, aku terus menyentuh rambutnya dan bergerak tanganku di lehernya, Hani melenguh, tangannya mencari dan mencoba meraih penis yang sudah tegang keluar celanaku. Tangan kananku kemudian bergerak dari leher ke arah pinggul, Hani bergeser turun dari pangkuanku, menarik pahanya, otomatis dasternya terangkat. Kamu tahu apa?, Ternyata Hani tidak menggunakan CD.

"Aku sudah enggak tahan mas, ... ... ... .. lakukan sekarang bisiknya. Segera aku menjilati merah muda mecky indah dengan sedikit rambut namun panjang - panjang, aku basahin dan sibakkan bulu - bulu halus dengan lidahku sambil sesekali menyentuh klitorisnya .
'Ahhh, mas ... ... ... ... ... .... ... ... ... .. Aku ingin, kamu masukan sekarang '... ... ... ... ... ... .... Tangannya berusaha membuka celanaku dan memegang penisku.
"Tapi aku gak nyaman di sini" Ucapku sambil memandangi ruang - ruang disekitar ruang tamu ini.
"Ya udah, yuk kita pindah ruangan di dalam", katanya berdiri dan mengunci ruang tamu tempat kami melakukan pemanasan tadi.

"Siapa takut ... ..., Dia tersenyum dan berjalan sambil membuka daster tipisnya, aku mengikuti dari belakang, tubuhnya begitu indah ... ... .. halus seperti marmer.

Kami masuk ke sebuah kamar tidur berukuran 5 x 6 meter dan cukup mewah. Yang lebih istimewa adalah adanya cermin besar ( mungkin ukurannya 3 x 2, 5 meter ) di depan tempat tidur. Hani memelukku di depan cermin dan dengan cekatan membuka kemeja, celana dan CD ku. Begitu indah dan erotis, gerakan - gerakan yang kami lakukan terlihat pada cermin itu.

Segera penisku mencuat keras seolah-olah sukacita karena melihat kebebasan. Aku memenuhi semua haus akan hasrat ini, kami menggosok dan saling berciuman. Setelah beberapa saat menyentuh dan disentuh, tubuh Hani yang indah menggeliat di tempat tidur sedang menunggu untuk di eksekusi. Aku melanjutkan kegiatanku yang ditangguhkan sebelumnya, berharap bahwa dia akan Mengerti apa yang aku inginkan. Dia seperti mendengar apa yang sedang aku pikirkan, Hani pun segera berbalik dan memposisikan diri pada posisi 69 .... dia langsung mengulum penisku yang sedang menegang kencang, tanpa rasa ragu dan takut Hani berperang melawan penis ukuran diameter 2,5 sampai 3,5 cm dan panjang 15 - 18 cm.

Ahhh ... Aku mendesah menikmati kuluman dan hisapan lembut bibir Hani... ... ... "Kamu benar - benar sangat pintar memuskan lelaki Han, aku memujinya, sementara dia masih tetap sibuk menghisap penisku.

Kemudian Hani membasahi meckynya sendiri dengan air liurnya, Hani terlihat sangat antusiasme.
Ohh, mas ... ... ... ... ... ... ... .. ayo ... ... .... ia bangkit dan jongkok di atas miniatur monasku ... ....
Dicapai dan diarahkan penisku ke lubang senggamanya, kemudian ia menggoyangnya naik dan turun dan menggigit dengan bibir meckynya. Aku memegang payudara mungil dan meremasnya dengan perlahan, kemudian setelah 3 menit, Hani ingin aku mendekap erat tubuhnya ... Hani tampaknya telah mencapai orgasme ketika ia menunggangiku ... ... ..

Aku membalikkan tubuh dengan posisi penis masih tertanam. Hani membantu membuka lebar - lebar gerbang surgawinya dengan diangkat kedua pahanya ke atas. Aku mundur kemudian penisku ke depan, dengan irama kocokan 5X dalam dan 1X ringan akhirnya berhasil ditembus lebih maksimal, "Mas .... , Mmmmhhh, Lebih ... ... ... .... Keras ... ...., Dia mengoceh gak karuan ... ... ....
"Ini sudah sampai aku berkata, '... .. Hani tertawa ... .. sehingga otot - otot vaginanya berdenyut berpartisipasi ritme tertawanya ... .... ,

Aku mendorong tubuh Hani ke ujung tempat tidur, dan menekan penisku semakin dalam. Hani berteriak histeris menikmati gaya permainanku, tangannya menarik - narik pinggulku seakan menikmati penisku yang sedang bergoyang mengganyang lubang kemaluannya ... ....
Aku mau sampai Han... ... .... dia tidak sempat mengatakan bahwa, aku jangan mengeluarkan sperma ke dalam rahimnya ... ... dan, AAaahhgghh ... ... aku kehilangan ingatanku, aku merasa melayang diatas awan untuk beberapa saat... ... Hani juga tampaknya telah mencapai orgasme untuk kedua kalinya.

Kami bercanda dan mengobrol di tempat tidur setelah pertempuran melelahkan sebelumnya dapat diselesaikan dengan penuh gairah.
"Kamu sudah kebangetan deh Han?".. "Maaf mas, aku tidak bisa menahan tertawa ketika kamu mengatakan aku sudah mau sampai"
"Hehehehe emangnya sudah sampai mana, sampai pasar?", katanya. Udah ah, yok mandi bareng - bareng, katanya sambil menciumku manja.

Setelah peristiwa itu, kami semakin sering bertemu dan ML di tempat - tempat dimanapun asal memungkinkan, sampai aku menyelesaikan tugas belajar yang aku jalani.Bercinta Dengan Gadis Imut SMA

Pemerkosaan Abg SMA

Cerita dewasa pemerkosaan. Zoey adalah seorang abg sma yang diperkosa teman sekolahnya nya sendiri. Dia tidak pernah mengalami seks, telah diletakkan, atau apa. Kegembiraan yang paling dia miliki adalah dari sesi masturbasi sendiri. Cerita sex pemerkosaan abg ini Jangan pernah memiliki dia punya saksi kegiatan itu, tapi ia bisa membayangkan seseorang mengawasinya. Cerita dewasa abg, Meletakkan di tempat tidur, dengan selimut memeluk erat-erat seperti tali konstriksi, antara kedua kakinya dan sekitar payudaranya. bra nya kupas pergi sebagai celana dalamnya mengepalkan erat daerahnya oleh vaginanya dan antara pahanya di pinggang, pantat bulat yang meliputi perusahaan-nya cerita dewasa pemerkosaan. Pertama, ia menggosok ruang di mana klitorisnya lingers, jari-jari mendorong dalam seperti pola wavey, tiga jari untuk tepatnya, tekan kuat di dalam dan terhadap dirinya melalui celana dalamnya. Cerita abg sma sutra terasa seperti itu bahkan tidak ada karena jenuh dengan jus centil-nya. Seringkali ia jari diri untuk beberapa saat, sebelum menarik jari-jarinya kembali ke mengendus. Baunya begitu memabukkan bahwa dia yang beberapa kali setiap kali dia menggosok. Ketika ia merasakan sync tepat cerita dewasa pemerkosaan, ia mendorong jari-jarinya lebih keras dan terhadap vagina cerita sex dewasa. Jarang dia mengeluarkan erangan, menekan tangisan untuk saat-saat terakhir ketika ia klimaks. Dalam benaknya, dia gambar itu terjadi – yang terikat erat, tak bisa bergerak karena ia pada dirinya, siapa dia, dia tidak tahu, tidak peduli. Ingin semuanya senang, tapi tidak mengatakan kepadanya apa yang dia ingin dia lakukan untuk dirinya karena ia cerita dewasa pemerkosaan memintanya untuk muntah nya. gag ini di mulutnya saat ia menggigit ke bawah keras di atasnya cerita dewasa pemerkosaan, matanya menutup patuh saat dia merasa dia merasa ke atas, tubuhnya hangat lembut dan empuk seperti ia mencium. Dia bahkan mendengar seorang gadis bicara di ruangan itu, mereka berdua ingin memiliki cara mereka dengannya.
cerita dewasa pemerkosaan

Pria itu berhasil mengekspos penisnya saat ia menggosok melawan vagina, gerah suara dia membuat melalui sumbat tersebut. Perasaan teredam menangis beresonansi melalui kain di mulutnya, ia merasa tubuhnya menegang di bawahnya. Tubuhnya begitu menyengat cerita dewasa pemerkosaan, mencakup seluruh tubuhnya saat ia writhes dan menggeliat di bawahnya. tubuh telanjang-nya dimasukkan ke dalam bola kecil, merasakan tangannya meraba-raba pantatnya, geser telapak sampai pusar dan punggungnya cerita dewasa pemerkosaan. Merasa semua, tubuhnya mendorong terhadap dia seperti kecil mendorong dan dorongan, dia tidak ingin melepaskan saat ia merasa pegangannya mengencangkan cara dia ingin dia. Mengangkat ke atas setelah menciumnya sepanjang lehernya, ia menetapkan dirinya di pangkuannya, kakinya rela split di pinggang saat ia mendorong kepalanya dalam dirinya cerita dewasa pemerkosaan. Dorongan pertama, mendorong bahwa pokes mengganggu di vagina erat-erat, mulai bergulat pergi dinding vagina. Mereka penjepit kembali ke posisi dari desakan pertama, sekali lagi dia merasa dia Pedoman tubuhnya terikat padanya, kepala tergelincir dalam sedikit lebih lanjut cerita dewasa pemerkosaan karena dinding dia memberikan ke objek baru dan asing dalam dirinya cerita dewasa pemerkosaan. Perjuangan saja ia memberinya adalah menggeliat kadang-kadang jauh dari dia di pangkuannya saat ia memantul kembali ke dia, mengunci pinggulnya ke tempat saat ia menyesuaikan dirinya cerita dewasa pemerkosaan. Napas dan merasa mengintensifkan saat ia membiarkan matanya menutup dekat cerita dewasa pemerkosaan, perasaan pendekatan gadis dari belakang sebagai tangannya menggerayangi payudara dan bibirnya tekan melawan lehernya saat dia camilan tepat di belakang, di mana menggigil bangkit tulang punggungnya cerita dewasa pemerkosaan. Pahanya menjepit pinggang ke orang itu saat ia merasa sensasi meringkuk, yang menggigit naik ke cuping telinganya sebagai sentuhan sedikit mengalihkan perhatian nya dari sumber utama kesenangan cerita dewasa pemerkosaan. Saat ia menyodorkan, gadis itu meremas payudara dan mendorong dia sendiri melawan dia, membuat ruang yang ketat dan diduduki. Ketika mereka berdua menekan melawan dia sebagai ketat yang mereka bisa, meremas tubuhnya hampir dapat menekan kegembiraan cerita dewasa pemerkosaan. Pemberitahuan Gadis itu tubuhnya menegang sebagai jari-jarinya berlama-lama di sekitar tempat menekan kepalanya dalam menuju Gspot nya. Jari-jari gadis tekan sepanjang tepi bibir vagina, pahanya mencoba menutup area di mana manusia dan gadis yang mendorong terhadap dirinya cerita dewasa pemerkosaan, tapi mereka terus kakinya terpisah, grinding pelengkap mereka ke dalam dirinya. Jari-jari lunak dan keras penis sulit untuk membedakan cerita dewasa pemerkosaan mereka saling menyentuh daerah sensitif di vaginanya. Dia mulai mengerang dan hampir menjerit melalui lelucon karena mereka masih memeluknya dan memaksa jalan mereka dengan dia.
Cerita dewasa pemerkosaan


Tubuhnya tidak bisa menahan sekarang, saat ia berkeringat dan menangis tak berdaya terhadap penyalahgunaan mereka ke vaginanya. Dia menyukainya, tapi tidak dapat mengontrol rasa lapar mereka atau langkah dengannya. Dia bernafas berat melalui gag cerita dewasa pemerkosaan, ambil dalam apa ia seperti yang bisa dia merasa her vagina bereaksi dengan semua itu, pertama ia menyemprotkan jus penuh semangat, kemudian mulai mengeluarkan keluar ke mereka cerita dewasa pemerkosaan. Ketika akhirnya dia rileks, dia merasa jus lebih, salah satu yang tidak sendiri menutupi tubuhnya. Kelelahan dan kelelahan mengusap mereka bertiga, tetapi mereka tidak pernah sekali dibelah-belah, menjaga diri mereka sebagai satu cerita dewasa pemerkosaan abg masih sma cantik dan seksi.

Pramugari Seksi Hot

Pramugari Seksi Hot adalah judul cerita dewasa seks terbaru kali ini. Pramugari seksi memang sangat terkenal untuk kaum laki-laki. Hal tersebut membuat image pramugari lekat dengan kecantikan dan keseksian. Bagaimana cerita dewasa hot pramugari ini berlanjut, berikut cerita selengkapnya Pramugari Seksi Hot.

Aku lahir dari keluarga yang kaya, di Singapura. Usaha ayahku di bidang eksport/import makanan beku mengharuskanku untuk sering keluar negeri bertemu dengan klien. Suatu waktu, aku harus terbang ke LA. Dan perjalanan selama 15 jam dari Singapura direct ke LA sangatlah panjang dan membosankan. Aku sudah menonton tiga film, makan dua kali dan masih ada sisa 7 jam perjalanan.

Karena aku duduk di bussiness class di upper deck, aku bisa leluasa turun ke lower deck. Karena dua-duanya adalah zone Bussiness Class. Sekitar lima menit, aku melihat pemandangan awan dari jendela kecil." Excuse me, sir... " sebuah suara halus menyapaku dengan ramah. Ternyata seorang pramugari muda berwajah manis sedang tersenyum padaku. " Are you from upper deck? " Aku mengangguk, " Yeah... why? " aku mengintip name tag di dadanya.

Yuliana Sastri... wah nama indonesia nih ! " I am just checking to see whether you need anything, because you have been looking out for quiet a long time... " jawabnya dengan sopan. " Dari Indonesia ya kamu? " todongku. " Lho... iya ! Bapak dari Indo juga? " tanya lagi. " Uh kok Bapak sih... belum juga tua, kok dipanggil Bapak... panggil nama aja... aku Joe... " " Oh... saya Lia... Bapak eh... kamu mau ke LA ya? " kemudian kami ngobrol ngalor ngidul selama tigapuluh menit.


Ia sudah tinggal di luar negeri selama lebih dari empat tahun. Aslinya dari Bandung. Umurnya baru 23. Belum punya pacar katanya. Kami ngobrol sambil berdiri, lalu tiba-tiba seorang pramugari lain menghampirinya dan sementara mereka mengobrol, aku mengambil segelas wine yang disiapkan di galley (dapur) mereka.

" Yah... aku ditinggal sendiri deh, hehe... " katanya setelah temannya pergi. " Lho, kenapa? " " Jam istirahat... tadi aku uda istirahat 3 jam... dan habis ini giliran shift kedua istirahat. mestinya berdua-berdua, tapi supervisorku katanya migraine jadi dia istirahat di first class. Mungkin 2 jam lagi baru balik. Untung aja gak penuh... " " Oh... gitu... ya... gapapa deh... aku temani... aku bosen banget dari tadi di atas... sebelahku oom gendut yg ngorok melulu lagi... "

Lia tertawa. Manis sekali wajahnya kalau tertawa. Dan aku mulai meneliti tubuhnya. Sekitar 165 cm, berat badannya mungkin 55 dan kulitnya putih sekali seperti orang Jepang. " Kamu beneran nih belum punya cowok?" tanyaku iseng. " Lagi ga ada... soalnya cowok terakhir membosankan banget. Dia ga fun dan old fashion... "

Lalu ia mulai bercerita tentang mantannya yang masih menganut adat kuno, yang ga suka clubbing, pesta, minum dan tentu saja seks. Wajahnya memerah ketika ia bercerita. " Maaf ya, aku kok jadi cerita kayak gini... hihi... habis memang mantanku itu orangnya aneh. Atau mungkin dia ga tertarik sama aku ya... mungkin aku terlalu jelek ya... " katanya menerawang.

" Gak, kok... kamu cantik banget... dan... " aku menatap matanya, " seksi... bodi kamu seksi banget. Daritadi aku membayangkan bodi kamu di balik seragam itu... " tambahku dengan berani. Mungkin aku mulai mabuk karena dua gelas white wine. " Masa? Kamu boong ya... Joe... aku kan ga seksi. Toketku aja cuma 34B, hmmm ga seksi sama sekali deh... " Aku menatapnya dengan penuh napsu. 34B, boleh juga... " Kalau kamu kasi aku liat, aku mungkin bisa menilai apa bodi kamu seksi beneran atau gak... " tantangku.

Lia tampak terkejut. Tapi ia lalu melihat ke kiri ke kanan, sekeliling kami agak gelap karena semua penumpang kelas bisnis nampaknya tengah terlelap. Ia tersenyum padaku ," Beneran nih? " " Sumpah... " Lalu Lia memberi isyarat agar aku mengikutinya. Ia lalu mulai berjalan ke arah toilet untuk orang handicapped, yang lebih luas daripada toilet biasa. Ia menarikku masuk dan mengunci pintunya dari luar. Di dalam toilet ternyata lebih bising daripada di luar, mungkin karena suara mesin.

Aku langsung membuka seragam pramugarinya yang bagian atas. Dan tampaklah dadanya yang indah menantang. Ia memakai bra seksi tanpa busa berwarna hitam, putingnya tampak tegang dari balik bra itu. " Lia... kamu seksi banget... " desisku sambil lebih mendekatinya, dan langsung mencium bibirnya yang ranum berlipstick pink. Lia membalas ciumanku dengan penuh gairah, dan aku mendorong tubuhnya ke dinding toilet. Tanganku membekap dadanya dan memainkan putingnya dari luar bra nya. Lia mendesah pelan. Ia menciumku makin dalam. Aku lalu berusaha menarik roknya sampai lepas, dan kini tampaklah tubuh ramping seksinya. Tinggalah celana dalam dan bra berwarna hitam transparan serta sepatu hak tingginya. Ia tampak amat seksi. " God, u re so sexy, baby... " bisikku di telinganya.

Lalu tanganku langsung sibuk membuka kaitan bra nya, dan menciumi lehernya yang indah.Lia mulai meraba bagian depan celana jeansku, dan tampak senang menyentuh bagian itu sudah tegang. Setelah branya lepas, aku langsung menciumi seluruh payudaranya. Kujilati putingnya yang mengeras dan ia melenguh nikmat. Aku ingat, pacarku paling suka kalau aku berlama-lama di putingnya. Tapi kali ini tidak ada waktu, karena siapa saja bisa mengetuk pintu toilet, dan itu membuatku bergairah. Lia mulai berusaha membuka ikat pinggangku, dan kemudian melorotkan celanaku sampai ke lantai. Ia menyentuh kont*lku yang keras dari balik boxer kainku, dan mengusap biji pelirku. Kunaikan tubuh Lia ke westafel dan kubuka celana dalamnya. Kuciumi perutnya dan kubuka pahanya. Bulu kemaluannya rapi sekali. Mungkin ia suka bikini waxing seperti cewek-cewek di luar pada umumnya. Kujilati mem*knya dengan nikmat, sudah sangat basah sekali. ia mengelinjang dan kulihat dari cermin, ia meraba putingnya sendiri, dan memilin-milinnya dengan kuat. Mungkin memang benar dia terlalu hyper, makanya mantannya bosan.

Kumasukan dua jari tanganku ke dalam mem*knya, dan ia menjerit tertahan. Ia tersenyum padaku, tampak sangat menyukai apa yg kulakukan. Jari telunjuk dan tengahku menyolok-nyolok ke dalam liangnya, dan jempolku meraba-raba kasar klitorisnya. Ia makin membuka pahanya, membiarkan aku melakukan dengan leluasa. Semakin aku cepat menggosok klitorisnya, semakin keras desahannya. Sampai-sampai aku khawatir akan ada orang yg mendengar dari luar. Lalu tiba-tiba ia meraih kepalaku, dan seperti menyuruhku menjilati mem*knya. " Ahhh... ahhh... I'm gonna come... Arghhhh... uhhh... yes... yes... baby... " ia mendesah-desah girang ketika lidahku menekan klitorisnya kuat2. Dan jari-jariku makin mengocok mem*knya. Semenit kemudian, Lia benar-benar orgasme, dan membuat mulutku basah kuyub dengan cairannya. Ia tersenyum lalu mengambil jari2ku yang basah dan menjilatinya sendiri dengan nikmat.

Ia lalu mendorongku duduk di atas toilet yg tertutup, dan mencopot boxerku dengan cepat. Ia duduk bersimpuh dan mengulum kont*lku yang belum tegak benar. Jari-jarinya dengan lihay mengusap-ngusap bijiku dan sesekali menjilatnya. Baru sebentar saja, aku merasa akan keluar. Jilatan dan isapannya sangat kuat, memberikan sensasi aneh antara ngilu dan nikmat. Lia melepaskan pagutannya, dan langsung duduk di atas pangkuanku. Ia bergerak- gerak sendiri mengocok kont*lku dengan penuh gairah. Dadanya naik turun dengan cepat, dan sesekali kucubit putingnya dengan keras. Ia tampak sangat menyukai sedikit kekerasan. Maka dari itu, aku memutuskan untuk berdiri dan mengangkat tubuhnya sehingga sekarang posisiku berdiri, dengan kakinya melingkar di pinggangku.

Kupegang pantatnya yang berisi dan mulai kukocok dengan kasar. Lia tampak sangat menyukainya. Ia mendesah-desah tertahan dan mendorong kepalaku ke dadanya. Karena gemas, kugigit dengan agak keras putingnya. Ia melenguh ," Oh... gitu Joe... gigit seperti itu... I feel sexy... " Kugigit dengan lebih keras puting kirinya, dan kurasakan asin sedikit di lidahku. Tapi tampaknya Lia makin terangsang. kont*lku terus memompa mem*knya dengan cepat, dan kurasakan mem*knya semakin menyempit... " gila... mem*k lo kok menyempit gini, sih Lia... Oh... gila... " Ia tersenyum senang. Mungkin ia suka latian body language, soalnya dulu mantanku yang guru BL, bisa mengatur mem*knya jadi sempit jadi gini, dengan latihan rutin. kont*lku keluar masuk mem*knya dengan lebih cepat, dan tiba-tiba mata Lia merem melek, dan ia semakin menggila, lenguhan dan desahannya semakin kencang hingga aku harus menutup mulutnya dengan sebelah tangannku.

" Ah joe... You're so... soo... Ohh... i am gonna come... i m gonna come... again... Arghhh... Ohhhhh uhhhhhh... " Lia orgasme untuk kedua kalinya dan terkulai ke bahuku. Karena aku masih belum keluar, aku mencabut kont*lku dari mem*knya yang banjir cairannya, dan membalikan tubuhnya menghadap westafel. Biasa kalau habis minum staminaku memang suka lebih gila. Lia tampak mengerti maksudku, ia menunggingkan pantatnya, dan langsung kutusuk kont*lku ke mem*knya dari belakang. Ia mengeram senang, dan aku bisa melihat seluruh tubuhnya dari cermin di depan kami. Ia tampak terangsang, seksi dan acak-acakan. Make upnya luntur karena keringat, tapi tubuh seksinya tampak sangat indah.

Aku mulai memompa mem*knya dengan pelan, lalu makin cepat, dan tangan kiriku meraih puting payudaranya, dan memilinnya dengan kasar, sementara tangan kananku sesekali menepuk keras pantatnya. " yeah... I am your bitch... fu*k me real hard... please... "

Buset... ga nyangka penampilan manisnya ternyata hanya di luar. Aslinya dia kasar dan gila seks, kaya bule di bokep aja, pikirku makin terangsang. kont*lku makin cepat menusuk2 mem*knya yang semakin lama semakin terasa licin. Tanganku berpindah-pindah, kadang mengusap-ngusap klitorisnya dengan cepat. Badan Lia naik turun sesuai irama kocokanku, dan aku semakin horny melihatnya menggumamkan kata-kata kasar. kont*lku semakin tegang dan terus menghantam mem*knya dari belakang. Ia mau orgasme lagi, rupanya, karena wajahnya menegang dan ia mengarahkan tanganku mengusap klitorisnya dengan lebih cepat. " Ah... baby... yeah... oh yeah... " kont*lku terasa makin becek oleh cairan mem*knya.

"Lia... aku juga mau keluar nih... " " oh tahan dulu... kasih aku... kont*lmu... tahan!!!!" Lia langsung membalikan tubuhnya, dan mencaplok kont*lku dengan rakus. Ia mengulumnya naik turun dengan cepat seperti permen, dan dalam itungan detik, menyemprotlah cairan maniku ke dalam mulutnya. " ArGGGhhhh!! Oh yes !! " erangku tertahan. Lia menyedot kont*lku dengan nikmat, menyisakan sedikit rasa ngilu pada ujung kont*lku, tapi ia tidak peduli, tangan kirinya menekan pelirku dan kanannya mengocok kont*lku dengan gerakan makin pelan.

Kakiku lemas dan aku terduduk di kursi toilet yg tertutup. Lia berlutut dan menjilati seluruh kont*lku dengan rakus. " Kamu takut gak, kalau aku bilang, aku suka banget sama sperma cowok ?" bisiknya dengan suara manis sekali. Di sela-sela engahanku, aku menggeleng penuh kenikmatan. Gila kali mantannya, ga mau sama cewek hot begini... !!

Setelah Lia menjilat bersih kont*lku, ia memakaikan celana jeansku, lalu memakai seragamnya sendiri. Ia membuka kompartemen di belakangnya, dan mengeluarkan sisir dan makeupnya dari sana. Dalam waktu 5 menit, ia sudah tampak seperti pramugari manis yang tadi pertama kulihat, bukan wanita gila seks seperti barusan. Ia memberi isyarat agar aku tidak bersuara, lalu perlahan-lahan membuka pintu toilet.

Setelah yakin aman, ia keluar dan aku mengikutinya dari belakang.

" Baiklah, Pak Joe... saya harus siap-siap untuk meal service berikutnya, mungkin Bapak mau istirahat sejenak? " godanya dengan nada seksi. Aku tersenyum dan mengangguk setuju. Sebelum aku ke upper deck, kucubit pantatnya dan ia memberiku ciuman yang sangat panas.

Habis flight itu, ia memberiku nomer telpon hotelnya di LA, dan kami ngeseks gila-gilaan tiap hari. Ternyata Lia sangat hyper sex dan bisa orgasme sampai sembilan kali seharinya. Sedangkan aku hanya mampu bucat 2 kali sehari. Dalam flight kembali ke LA, aku mengupgrade kursiku ke first class , karena ia bertugas di first class. Dan sekali lagi kami have sex di toilet, dan kali ini hampir ketauan teman kerjanya. Kami masih sering ketemu sampai hari ini. Kalau aku ke kota dimana dia tinggal.
Pacarku? Masih jalan juga lah... jadi punya dua cewek, deh...

Pengalamanku mencicipi Vagina Fanny yang basah dan bikin ketagihan

Ini dia Cerita Dewasa cerita sex cerita hot tentang pengalamanku mencicipi Vagina Fanny yang basah dan bikin ketagihan - Fanny Damayanti, adalah seorang gadis dengan wajah cantik, alis matanya melengkung, dan mata indah serta jernih, dilindungi oleh bulu mata lentik, hidung mancung serasi melengkapi kecantikannya, ditambah dengan bibir mungil merah alami yang serasi pula dengan wajahnya.

Rambutnya yang hitam dan dipotong pendek menjadikannya lebih menarik, kulitnya putih mulus dan terawat, badannya mulai tumbuh begitu indah dan seksi. Dia tumbuh di kalangan keluarga yang cukup berada dan menyayanginya. Usianya baru 15 tahun, kadang sifatnya masih kekanakan. Badannya tidak terlalu tinggi berkisar 155 cm, badannya ideal dengan tinggi badannya, tidak terlalu gemuk atau terlalu kurus.

Seminggu yang lalu Fanny mulai rutin mengikuti les privat Fisika di rumahku, Renne Lobo, aku seorang duda. Aku mempunyai sebuah rumah mungil dengan dua buah kamar, diantaranya ada sebuah kamar mandi yang bersih dan harum. Kamar depan diperuntukkan ruang kerja dan perpustakaan, buku-buku tersusun rapi di dalam rak dengan warna-warna kayu, sama seperti meja kerja yang di atasnya terletak seperangkat komputer.


Sebuah lukisan yang indah tergantung di dinding, lukisan itu semakin tampak indah di latar belakangi oleh warna dinding yang serasi. Ruang tidurnya dihiasi ornamen yang serasi pula, dengan tempat tidur besar dan pencahayaan lampu yang membuat suasana semakin romantis. Ruang tamu ditata sangat artistik sehingga terasa nyaman.

Rumahku memang terkesan romantis dengan terdengar pelan alunan lagu-lagu cinta, Fanny sedang mengerjakan tugas yang baru kuperintahkan. Dia terlalu asyik mengerjakan tugas itu, tanpa sengaja penghapusnya jatuh tersenggol. Fanny berusaha menggapai ke bawah bermaksud untuk mengambilnya, tapi ternyata dia memegang tanganku yang telah lebih dulu mengambilnya. Fanny kaget melihat ke arahku yang sedang tersenyum padanya. Fanny berusaha tersenyum, saat tangan kirinya kupegang dan telapak tangannya kubalikkan dengan lembut, kemudian kutaruh penghapus itu ke dalam telapak tangannya.

Aku sebagai orang yang telah cukup berpengalaman dapat merasakan getaran-getaran perasaan yang tersalur melalui jari-jari gadis itu, sambil tersenyum aku berkata, "Fan, kamu tampak lebih cantik kalau tersenyum seperti itu". Kata-kataku membuat gadis itu merasa tersanjung, dengan tidak sadar Fanny mencubit pahaku sambil tersenyum senang.

"Udah punya pacar Fan?", godaku sambil menatap Fanny.
"Belum, Kak!", jawabnya malu-malu, wajahnya yang cantik itu bersemu merah. "Kenapa, kan temen seusiamu sudah mulai punya pacar", lanjutku.
"Habis mereka maunya cuma hura-hura kayak anak kecil, caper", komentarnya sambil melanjutkan menulis jawaban tugasnya.
"Ohh!", aku bergumam dan beranjak dari tempat duduknya, mengambil minuman kaleng dari dalam kulkas. "Minum Coca Cola apa Fanta, Fan?", lanjutku.

"Apa ya! Coca Cola aja deh Kak", sahutnya sambil terus bekerja.
Aku mambawa dua kaleng minuman dan mataku terus melihat dan menelusuri tubuh Fanny yang membelakangi, ternyata menarik juga gadis ini, badannya yang semampai dan bagus cukup membuatku bergairah, pikirku sambil tersenyum sendiri.

"Sudah Kak", suara Fanny mengagetkan lamunanku, kuhampiri dan kusodorkan sekaleng Coca-Cola kesukaan gadis itu. Kemudian aku memeriksa hasil pekerjaan itu, ternyata benar semua.
"Ahh, ternyata selain cantik kamu juga pintar Fan ", pujiku dan membuat Fanny tampak tersipu dan hatinya berbunga-bunga.

Aku yang sengaja duduk di sebelah kanannya, melanjutkan menerangkan pemecahan soal-soal lain, Bau wangi parfum yang kupakai sangat lembut dan terasa nikmat tercium hidung, mungkin itu yang membuatnya tanpa sadar bergeser semakin dekat padaku.

Pujian tadi membuatnya tidak dapat berkonsentrasi dan berusaha mencoba mengerti apa yang sedang dijelaskan, tapi gagal. Aku yang melihatnya tersenyum dalam hati dan sengaja duduk menyamping, agak menghadap pada gadis itu sehingga instingku mengatakan hatinya agak tergetar.

"Kamu bisa ngerti yang baru kakak jelaskan Fan", kataku sambil melihat wajah Fanny lewat sudut mata. Fanny tersentak dari lamunannya dan menggeleng, "Belum, ulang dong Kak!", sahutnya. Kemudian aku mengambil kertas baru dan diletakkan di depannya, tangan kananku mulai menuliskan rumus-rumus sambil menerangkan, tangan lainnya diletakkan di sandaran kursi tempatnya duduk dan sesekali aku sengaja mengusap punggungnya dengan lembut.

Fanny semakin tidak bisa berkonsentrasi, saat merasakan usapan lembut jari tanganku itu, jantungnya semakin berdegup dengan keras, usapan itu kuusahakan senyaman dan selembut mungkin dan membuatnya semakin terlena oleh perasaan yang tak terlukiskan. Dia sama sekali tidak bisa berkonsentrasi lagi. Tanpa terasa matanya terpejam menikmati belaian tangan dan bau parfum yang lembut.

Dia berusaha melirikku, tapi aku cuek saja, sebagai perempuan yang selalu ingin diperhatikan, Fanny mulai mencoba menarik perhatianku. Dia memberanikan diri meletakkan tangan di atas pahaku. Jantungnya semakin berdegup, ada getaran yang menjalar lembut lewat tanganku.

Selesai menerangkan aku menatapnya dengan lembut, dia tak kuasa menahan tatapan mata yang tajam itu, perasaannya menjadi tak karuan, tubuhnya serasa menggigil saat melihat senyumku, tanpa sadar tangan kirinya meremas lembut pahaku, akhirnya Fanny menutup mata karena tidak kuat menahan gejolak didadanya. Aku tahu apa yang dirasakan gadis itu dengan instingku.

"Kamu sakit?", tanyaku berbasa basi. Fanny menggelengkan kepala, tapi tanganku tetap meraba dahinya dengan lembut, Fanny diam saja karena tidak tahu apa yang harus dilakukan. Aku genggam lembut jari tangan kirinya.

Udara hangat menerpa telinganya dari hidungku, "Kamu benar-benar gadis yang cantik, dan telah tumbuh dewasa Fan", gumamku lirih. pujian itu membuat dirinya makin bangga, tubuhnya bergetar, dan nafasnya sesak menahan gejolak di dadanya. Dan Fanny ternyata tak kuasa untuk menahan keinginannya meletakkan kepalanya di dadaku, "Ahh..", Fanny mendesah kecil tanpa disadari.

Aku sadar gadis ini mulai menyukaiku, dan berhasil membangkitkan perasaan romantisnya. Tanganku bergerak mengusap lembut telinga gadis itu, kemudian turun ke leher, dan kembali lagi naik ke telinga beberapa kali. Fanny merasa angan-angannya melambung, entah kenapa dia pasrah saja saat aku mengangkat dagunya, mungkin terselip hatinya perasaan ingin terus menikmati belaian-belaian lembut itu.

"Kamu memang sangat cantik dan aku yakin jalan pikiranmu sangat dewasa, Aku kagum!", kataku merayu. Udara hangat terasa menerpa wajahya yang cantik, disusul bibir hangatku menyentuh keningnya, lalu turun pelan ke telinga, hangat dan lembut, perasaan nikmat seperti ini pasti belum pernah dialaminya. Anehnya dia menjadi ketagihan, dan merasa tidak rela untuk cepat-cepat mengakhiri semua kejadian itu.

"Ja.., jangan Kak", pintanya untuk menolak. Tapi dia tidak berusaha untuk mengelak saat bibir hangatku dengan lembut penuh perasaan menyusuri pipinya yang lembut, putih dan halus, saat merasakan hangatnya bibirku mengulum bibirnya yang mungil merah merekah itu bergeter, aku yakin baru pertama kali ini dia merasakan nikmatnya dikulum dan dicium bibir laki-laki.

Jantung di dadanya berdegup makin keras, perasaan nikmat yang menyelimuti hatinya semakin membuatnya melambung. "Uuhh..!", hatinya tergelitik untuk mulai membalas ciuman dan kuluman-kuluman hangatku.

"Aaahh..", dia mendesah merasakan remasanku lembut di payudara kiri yang menonjol di dadanya, seakan tak kuasa melarang. Dia diam saja, remasan lembut menambah kenikmatan tersendiri baginya. "Dadamu sangat indah Fan", sebuah pujian yang membuatnya semakin mabuk, bahkan tangannya kini memegang tanganku, tidak untuk melarangnya, tapi ikut menekan dan mengikuti irama remasan di tanganku. Dia benar-benar semakin menikmatinya. Serdadukupun mulai menegang.

"Aaahh", Fanny mendesah kembali dan pahanya bergerak-gerak dan tubuhnya bergetar menandakan vaginanya mulai basah oleh lendir yang keluar akibat rangsangan yang dialaminya, hal itu membuat vaginanya terasa geli, merupakan kenikmatan tersendiri. Dia semakin terlena diantara degup-degup jantung dan keinginannya untuk mencapai puncak kenikmatan. Diimbanginya kuluman bibir dan remasan lembut di atas buah dadanya.

Saat tanganku mulai membuka kancing baju seragamnya, tangannya mencoba menahannya. "Jangan nanti dilihat orang", pintanya, tapi tidak kupedulikan. Kulanjutkan membuka satu persatu, dadanya yang putih mulus mulai terlihat, buah dadanya tertutup bra warna coklat.

Seakan dia sudah tidak peduli lagi dengan keadaannya, hanya kenikmatan yang ingin dicapainya, dia pasrah saat kugendong dan merebahkannya di atas tempat tidur yang bersprei putih. Di tempat tidur ini aku merasa lebih nyaman, semakin bisa menikmati cumbuan, dibiarkannya dada yang putih mulus itu makin terbuka.

"Auuuhh", bibirku mulai bergeser pelan mengusap dan mencium hangat di lehernya yang putih mulus. "Aaaahh", dia makin mendesah dan merasakan kegelian lain yang lebih nikmat.

Aku semakin senang dengan bau wangi di tubuhnya. "Tubuhmu wangi sekali", kembali rayuan itu membuatnya makin besar kepala. Tanganku itu dibiarkan menelusuri dadanya yang terbuka. Fanny sendiri tidak kuasa menolak, seakan ada perasaan bangga tubuhnya dilihat dan kunikmati. Tanganku kini menelusuri perutnya dengan lembut, membuatnya menggelinjang kegelian. Bibir hangatku beralih menelusuri dadanya.

"Uhh.!", tanganku menarik bajunya ke atas hingga keluar dari rok abu-abunya, kemudian jari-jarinya melepas kancing yang tersisa dan menari lembut di atas perutnya. "Auuuhh" membuatnya menggelinjang nikmat, perasaannya melambung mengikuti irama jari-jariku, sementara serdaduku terasa makin tegang.

Dia mulai menarik kepalaku ke atas dan mulai mengimbagi ciuman dan kuluman, seperti caraku mengulum dan mencium bibirnya. "Ooohh", terdengar desah Fanny yang semakin terlena dengan ciuman hangat dan tarian jari-jariku diatas perutnya, kini dada dan perutnya terlihat putih, mulus dan halus hanya tertutup bra coklat muda yang lembut.

Aku semakin tegang hingga harus mengatur gejolak birahi dengan mengatur pernafasanku, aku terus mempermainkan tubuh dan perasaan gadis itu, kuperlakukan Fanny dengan halus, lembut, dan tidak terburu-buru, hal ini membuat Fanny makin penasaran dan makin bernafsu, mungkin itu yang membuat gadis itu pasrah saat tanganku menyusup ke belakang, dan membuka kancing branya.

Tanganku mulai menyusup di bagian dada yang menonjol di bawah bra gadis itu, terasa kenyal dan padat di tanganku.
"Aaahh.. Uuuhh. ooohh", Fanny menggelinjang gelinjang geli dan nikmat, jemari itu menari dan mengusap lembut di atas buah dadanya yang mulai berkembang lembut dan putih, seraya terus berpagutan. Dia merasa semakin nikmat, geli dan melambungkan angan-angannya.

Ujung jariku mulai mempermainkan puting susunya yang masih kecil dan kemerahan itu dengan sangat hati-hati. "Kak.. Aaahh.. uuhh.. ahh". Fanny mulai menunjukkan tanda-tanda terangsang hingga berusaha ikut membuka kancing bajuku, agak susah, tapi dia berhasil. Tangannya menyusup kebalik baju dan mengelus dadaku, sementara birahinya makin memuncak. "Ngghh.. ", vaginanya yang basah semakin membuatnya nikmat, pikirku. Fanny menurut ketika badannya diangkat sedikit, dibiarkannya baju dan branya kutanggalkan, lalu dilempar ke samping tempat tidur.

Sekarang tubuh bagian atasnya tidak tertutup apapun, dia tampak tertegun dan risih sejenak, saat mataku menelusuri lekuk tubuhnya. Di sisi lain dia merasa kagum dengan dua gunung indah yang masih perawan yang menyembul di atas dadanya, belum pernah terjamah oleh siapapun selain dirinya sendiri. Sedangkan aku tertegun sejenak melihat pemandangan di depan mataku, birahiku bergejolak kembali, aku berusaha mengatur pernafasan, karena tidak ingin melepaskan nafsu binatangku hingga menyakiti perasaan gadis cantik yang tergolek pasrah di depanku ini.

Aku mulai mengulum buah dada gadis itu perlahan, terasa membusung lembut, putih dan kenyal. Diperlakukan seperti itu Fanny menggelinjang, "Ahh.. uuuhh.. aaahh". Pengalaman pertamanya ini membuat angan-angannya terbang tinggi. Buah dadanya yang putih, lembut, dan kenyal itu terasa nikmat kuhisap lembut, tarian lidah diputing susunya yang kecil kemerahan itu mulai berdiri dan mengeras.

"Aaahh..!", dia merintih geli dan makin mendekap kepalaku, vaginanya mungkin kini terasa membanjir. Birahinya semakin memuncak. "Kak.. ahh, terus Kak.. ahh.. Uhh", rintihnya makin panjang. Aku terus mempermainkan buah dada gadis lugu itu dengan bibir dan lidahku, sambil membuka kancing bajuku sendiri satu persatu, kemudian baju itu kutanggalkan, terlihat dadaku yang bidang dan atletis.

Kembali ujung bibirnya kukulum, terasa geli dan nikmat. Saat Fanny akan membalas memagutnya, telapak tangannya kupegang dan kubimbing naik ke atas kepalanya. Aku mulai mencium dan menghisap lembut, dan menggigit kecil tangan kanannya, mulai dari pangkal lengan, siku sampai ujung jarinya diisap-isap. Membuatnya bertambah geli dan nikmat. "Geli.. ahh.. ohh!"
Perasaannya melambung kembali, ketika buah dadanya dikulum, dijilati dan dihisap lembut. "Uuuhh.!", dia makin mendekapkan kepalaku, itu akan membuat vaginanya geli, membuat birahinya semakin memuncak.
"Kak.. ahh, terus kak.. ahh.. ssst.. uhh", dia merintih rintih dan menggelinjang, sesekali kakinya menekuk ke atas, hingga roknya tersingkap.

Sambil terus mempermainkan buah dada gadis itu. aku melirik ke paha mulus, indah terlihat di antara rok yang tersingkap. Darahku berdesir, kupindahkan tanganku dan terus menari naik turun antara lutut dan pangkal paha putih mulus, masih tertutup celana yang membasah, Aku merasakan birahi Fanny semakin memuncak. Aku terus mempermainkan buah dada gadis itu.
"Kak.. ahh, terus Kak.. ahh.. uhh", terdengar gadis itu merintih panjang. Aku dengan pelan dan pasti mulai membuka kancing, lalu menurunkan retsleting rok abu-abu itu, seakan Fanny tidak peduli dengan tindakanku itu. Rangsangan yang membuat birahinya memuncak membuatnya bertekuk lutut, menyerah.

"Jangan Kak.. aahh", tapi aku tidak peduli, bahkan kemudian Fanny malah membantu menurunkan roknya sendiri dengan mengangkat pantatnya. Aku tertegun sejenak melihat tubuh putih mulus dan indah itu. Kemudian badan gadis itu kubalikkan sehingga posisinya tengkurap, bibirku merayap ke leher belakang dan punggung.

"Uuuhh", ketika membalikkan badan, Fanny melihat sesuatu yang menonjol di balik celana dalamku. Dia kaget, malu, tapi ingin tahu. "Aaahh". Fanny mulai merapatkan kakinya, ada perasaan risih sesaat, kemudian hilang kalah oleh nafsu birahi yang telah menyelimuti perasaannya. "Ahh..", dia diam saja saat aku kembali mencium bibirnya, membimbing tangannya ke bawah di antara pangkal paha, dia kini memegang dan merasakan serdadu yang keras bulat dan panjang di balik celanaku, sejenak Fanny sejenak mengelus-elus benda yang membuat hatinya penasaran, tapi kemudian dia kaget dan menarik tangannya.

"Aaahh", Fanny tak kuberikan kesempatan untuk berfikir lain, ketika mulutku kembali memainkan puting susu mungil yang berdiri tegak dengan indahnya di atas tonjolan dada. Vaginanya terasa makin membanjir, hal ini membuat birahinya makin memuncak. "Ahh.. ahh.. teruuus.. ahh.. uhh", sambil terus memainkan buah dadanya, tanganku menari naik turun antara lutut dan pangkal pahanya yang putih mulus yang masih tertutup celana. Tanpa disadarinya, karena nikmat, tanganku mulai menyusup di bawah celana dalamnya dan mengusap-usap lembut bawah pusar yang mulai ditumbuhi rambut, pangkal paha, dan pantatnya yang kenyal terbentuk dengan indahnya bergantian.

"Teruuuss.. aaahh.. uuuhh", karena geli dan nikmat Fanny mulai membuka kakinya, jari-jari Rene yang nakal mulai menyusup dan mengelus vaginanya dari bagian luar celana, birahinya memuncak sampai kepala.

"Ahh.. terus.. ahh.. ohh", gadis itu kaget sejenak, kemudian kembali merintih rintih. Melihat Fanny menggelinjang kenikmatan, tanganku mencoba mulai menyusup di balik celana melalui pangkal paha dan mengelus-elus dengan lembut vaginanya yang basah lembut dan hangat. Fanny makin menggelinjang dan birahinya makin membara. "Ahh.. teruusss ooh", Fanny merintih rintih kenikmatan.

Aku tahu gadis itu hampir mencapai puncak birahi, dengan mudah tanganku mulai beraksi menurunkan celana dalam gadis itu perlahan. Benar saja, Fanny membiarkannya, sudah tidak peduli lagi bahkan mengangkat pantat dan kakinya, sehingga celana itu terlepas tanpa halangan.

Tubuh gadis itu kini tergolek bugil di depan mataku, tampak semakin indah dan merangsang. Pangkal pahanya yang sangat bagus itu dihiasi bulu-bulu lembut yang mulai tumbuh halus. Vaginanya tampak kemerahan dan basah dengan puting vagina mungil di tengahnya. Aku terus memainkan puting susu yang sekarang berdiri tegak sambil terus mengelus bibir vagina makin membanjir. "Kak.. ahh, terus Kak.. ahh.. uhh".

Vagina yang basah terasa geli dan gatal, nikmat sampai ujung kepala. "Kak.. aahh", Fanny tak tahan lagi dan tangannya menyusup di bawah celana dalamku dan memegang serdadu yang keras bulat dan panjang itu. Fanny tidak merasa malu lagi, bahkan mulai mengimbangi gerakanku.

Aku tersenyum penuh kemenangan melihat tindakan gadis itu, secara tidak langsung gadis itu meminta untuk bertindak lebih jauh lagi. Aku melepas celana dalamku, melihat serdaduku yang besar dan keras berdiri tegak dengan gagahnya, mata gadis itu terbelalak kagum.

Sekarang kami tidak memakai penutup sama sekali. Fanny kagum sampai mulutnya menganga melihat serdadu yang besar dan keras berdiri tegak dengan gagahnya, baru pertama kali dia melihat benda itu. Vaginanya pasti sudah sangat geli dan gatal, dia tidak peduli lagi kalau masih perawan, kemudian telentang dan pelan-pelan membuka leber-lebar pahanya.

Sejenak aku tertegun melihat vagina yang bersih kemerahan dan dihisi bulu-bulu yang baru tumbuh, lubang vaginanya tampak masih tertutup selaput perawan dengan lubang kecil di tengahnya.

Fanny hanya tertegun saat aku berada di atasnya dengan serdadu yang tegak berdiri. Sambil bertumpu pada lutut dan siku, bibirku melumat, mencium, dan kadang menggigit kecil menjelajahi seluruh tubuhnya. Kuluman di puting susu yang disertai dengan gesekan-gesekan ujung burung ke bibir vaginanya kulakukan dengan hati-hati, makin membasah dan nikmat tersendiri. "Kak.. ahh, terus ssts.. ahh.. uhh", birahinya memuncak bisa-bisa sampai kepalanya terasa kesemutan, dipegangnya serdaduku. "Ahh" terasa hangat dan kencang.

"Kak.. ahh!", dia tak dapat lagi menahan gejolak biraninya, membimbing serdaduku ke lubang vaginanya, dia mulai menginginkan serdaduku menyerang ke lubang dan merojok vaginanya yang terasa sangat geli dan gatal. "Uuuhh.. aaahh", tapi aku malah memainkan topi baja serdaduku sampai menyenggol-nyenggol selaput daranya. "Ooohh Kak masukkan ahh", gadis itu sampai merintih rintih dan meminta-minta dengan penuh kenikmatan.

Dengan hati-hati dan pelan-pelan aku terus mempermainkan gadis itu dengan serdaduku yang keras, hangat tapi lembut itu menyusuri bibir vagina. "Ooohh Kak masukkan aaahh", di sela rintihan nikmat gadis itu, setelah kulihat puting susunya mengeras dan gerakannya mulai agak lemas, serdadu mulai menyerang masuk dan menembus selaput daranya, Sreetts "Aduuhh.. aahh", tangannya mencengkeram bahuku. Dengan begitu, Fanny hanya merasa lubang vaginanya seperti digigit nyamuk, tidak begitu sakit, saat selaput dara itu robek, ditembus serdaduku yang besar dan keras. Burungku yang terpercik darah perawan bercampur lendir vaginanya terus masuk perlahan sampai setengahnya, ditarik lagi pelan-pelan dan hati-hati. "Ahh", dia merintih kenikmatan.

Aku tidak mau terburu-buru, aku tidak ingin lubang vagina yang masih agak seret itu menjadi sakit karena belum terbiasa dan belum elastis. Burung itu masuk lagi setengahnya dan.. Sreeets "Ohh..", kali ini tidak ada rasa sakit, Fanny hanya merasakan geli saat dirasakan burung itu keluar masuk merojok vaginanya. Fanny menggelinjang dan mengimbangi gerakan dan mendekap pinggangnya.

"Kak.. ahh, terus Kak.. ohh.. uhh", serdaduku terus menghunjam semakin dalam. Ditarik lagi, "Aaahh", masuk lagi. "Ahh, terus… ahh.. uhh", lubang vagina itu makin lama makin mengembang, hingga burung itu bisa masuk sampai mencapai pangkalnya beberapa kali. Fanny merasakan nikmat birahinya memuncak di kepala, perasaannya melayang di awan-awan, badannya mulai bergeter getar dan mengejang, dan tak tertahankan lagi. "Aaahh, ooohh, aaahh" vaginanya berdenyut-denyut melepas nikmat. Dia telah mencapai puncak orgasme, kemudian terlihat lega yang menyelimuti dirinya.

Melihat Fanny sudah mencapai orgasme, aku kini melepas seluruh rasa birahi yang tertahan sejak tadi dan makin cepat merojok keluar masuk lubang vagina Fanny, "Kak.. ahh.. ssst.. ahh.. uhh", Fanny merintih dan merasakan nikmat birahinya memuncak kembali. Badannya kembali bergetar dan mengejang, begitu juga denganku.
"Ahh.. oohh.. ohh.. aaaahh!", kami merintih rintih panjang menuju puncak kenikmatan. Dan mereka mencapai orgasme hampir bersamaan, terasa serdadu menyemburkan air mani hangat ke dalam vagina gadis itu yang masih berdenyut nikmat.

Aku mengeluarkan serdadu yang terpercik darah perawan itu pelan-pelan, berbaring di sebelah Fanny dan memeluknya supaya Fanny merasa aman, dia tampak merasa sangat puas dengan pelajaran tahap awal yang kuberikan. "Bagaimana kalau Fanny hamil Kak", katanya sambil sudut matanya mengeluarkan air mata.

Sesaat kemudian aku dengan sabar menjelaskan bahwa Fanny tidak mungkin hamil, karena tidak dalam masa siklus subur, berkat pengalamanku menganalisa kekentalan lendir yang keluar dari vagina dan siklus menstruasinya.

Fanny semakin merasa lega, aman, merasa disayang. Kejadian tadi bisa berlangsung karena merupakan keinginan dan kerelaannya juga. Diapun bisa tersenyum puas dan menitikkan air mata bahagia, kemudian tertidur pulas dipelukanku yang telah menjadikannya seorang perempuan.

Bangun tidur, Fanny membersihkan badan di kamar mandi. Selesai mandi dia kembali ke kamar, dilepasnya handuk yang melilit tubuhnya, begitu indah dan menggairahkan sampai-sampai aku tak berkedip memandangnya. Diambilnya pakaian yang berserakan dan dikenakannya kembali satu persatu. Kemudian dia pamit pulang dan mencium pipiku yang masih berbaring di tempat tidur.

Kalung Keramat

Kalung keramat adalah kalung yang di wariskan turun temurun oleh nenek moyang, dan orang yang di wariskan kalung keramat tidak semuanya dapat menggunakan kalung tersebut, karena hanya orang-orang terpilih saja yang dapat menggunakannya, dan siapapun yang menggunakan kalung keramat maka dia akan mewariskan ilmu yang ada di dalam kalung tersebut. Ilmu yang di wariskan bukanlah Ilmu silat ataupun semecamnya tetapi ilmu yang di wariskan adalah Ilmu bagaimana cara menjinakan seorang perempuan di atas ranjang, dan siapapun yang perna di tiduri oleh pewaris kalung keramat maka wanita itu akan menajadi wanita LIAR yang haus dengan SEX, dan sebaliknya siapapun yang memandang wanita yang perna di setubuhi oleh sang pewaris kalung keramat maka orang tersebut akan sangat menginginkan tubuh wanita tersebut

************


Suara tanpa hening hembusan angin terasa begitu kencang, seorang pemuda tanpa terduduk termenung sambil memperhatikan langit yang di hiasi bintang-bintang, di tangannya terdapat sebuah surat yang tak lain adalah surat balasan cintanya yang telah di tolak menta-menta oleh pujaan hatinya, dari raut wajahnya tanpa dia sedang merenungi nasibnya yang selalu tertimpa sial,
“Kejam !!! ” Pekik Alay sambil meremas kertas yang tadi dia pegang dan sedetik kemudian kertas tersebut di lempar sejauh mungkin dari hadapannya, “Dari dulu sampai sekarang penderitaan cinta tidak perna berakhir, naaaasib ya… nasib… !!!” ujarnya yang kemudian kembali menatap langit,

Sugianto Cahyo adalah nama asli Alay, tetapi karena gayanya yang norak dan selalu terlihat kampungan sehingga membuat teman-temannya memanggil dirinya dengan sebutan Alay yang berarti (Norak, kampungan, sok ganteng dll ), hampir setiap wanita yang melihat dirinya pasti langsung membuang mukanya jauh-jauh, di sekolahnya Alay juga menjadi bahan olokkan teman-temannya di sekolah baik teman cewek maupun cowok sehingga membuat dirinya merasa sangat kesepian.

Angelina Valena, adalah sesosok wanita yang akhir-akhir ini sangat di puja-puja oleh para siswa di sekolahnya, karena kecantikan dan kebaikannya membuat setiap laki-laki jatuh hati kepada dirinya tidak hanya para murid, tetapi guru-guru di sekolahnyapun sangat menyukai dirinya walaupun dia adalah anak pindahan yang baru 3 bulan bersekolah di sana. Semenjak kehadiran Lena kehidupan Alay sedikit berubah yang dulu pendiam kini terlihat kembali bersemangat, maklum saja karena baru pertama kalinya ada anak perempuan yang mau mengajak dirinya mengobrol walaupun itu hanya sapaan biasa, tetapi itu sudah sangat membuat Alay merasa sangat senang sekali. Sedetik, semenit, sejam, perlahan mata Alay mulai terasa berat dan sampai akhirnya dia tertidur dengan posisi duduk dan kepalahnya bersender di dinding rumah. Dalam tidurnya Alay bermimpi bertemu dengan sesosok pria paruh baya yang kira-kira berusia 70 an ke atas,

“Kenapa kamu bersedih cucuku !!!” Kata pria tersebut sambil memainkan janggutnya yang panjang,
“Si-siapa kamu, sekarang aku ada di mana ???” Tanya Alay yang tanpa kebingungan ketika dia menyadari di sekililing dirinya terdapat hutan belantara,
“Kamu sudah tidak lagi mengenali kakekmu !!!” Ujarnya lagi sambil memandang Alay,
Untuk sesaat Alay tertegun sambil memperhatikan sesosok pria paruh baya yang mengaku sebagai Kakeknya, beberapa kali dia sempat menggelengkan kepalanya karena seingat dia Kakeknya telah lama meninggal tepatnya ketika dia masih duduk di bangku SD,
“Tidak mungkin Kakekku sudah lama meninggal !!!” Ujar Alay,
“Percayalah cucuku aku adalah Kekekmu, kamu masih ingat kalung yang dulu pernah Kakek berikan kepadamu ???”
“Kalung !!!” Kata Alay yang kemudian berusaha kembali mengingat memory masa kecilnya, “Oh… iya aku masih ingat tentang kalung tersebut, emangnya ada apa dengan kalung itu ???” Tanya Alay yang tanpa mulai percaya kalau orang yang ada di hadapannya sekarang ini adalah Kakeknya, tetapi masih saja Alay merasa bingung dengan kehadiran Kakeknya tersebut,
“Kenapa kalung itu tidak ada di lehermu, bukannya Kakek perna bilang kalau kalung itu tidak boleh kamu lepaskan ???”
“Ennggmm… emang ada apa dengan kalung itu ???”
“Dasar anak bodoh, itu kalung adalah kalung warisan dari nenek moyang kita !!!”
“Ohh… ” Jawabnya singkat yang tanpa masih kebingungan,
Sang Kakek tanpa menggelengkan kepalahnya karena dia tau kalau cucunya tidak terlalu tertarik dengan kalung yang dulu sempat dia wariskan kepada cucunya, dan dengan kesabarannya sang Kakek mulai menceritakan asal-usul kalung tersebut, dan kegunaan kalung tersebut, setelah mendengar penjelasannya Alay masih tanpa tidak percaya kalau sebenarnya kalung tersebut adalah kalung keramat yang selama ini hidup di dalam diri setiap pemiliknya,

********


“Anto bangun !!! ” Sayup-sayup suara seorang wanita membangunkan Alay dari tidurnya,
Perlahan Alay membuka matanya, dan ketika matanya terbuka sesosok wanita cantik berdiri di depannya, wanita itu tak lain adalah Kakak iparnya sendiri yang bernama Melissa, entah kenapa malam itu Melissa di mata Alay terlihat begitu cantik dan sangat menggoda padahal saat ini Melissa hanya mengenakan pakaian tidur seperti biasanya,
“Eheemmm… bangun !!!” Kali ini Melissa menggoyangkan tubuh Alay dengan keras,
“Eh… iya kak !!” Ujar Alay ketika tersadar dari mimpinya,
“Kenapa kamu tidur di sini, pake mengigau lagi nyebutin nama kekek !!! ” Kata Melissa yang kemudian duduk di samping Alay yang tampak masih ke bingungan,
“Ternyata tadi hanya mimpi !!!” Gumam Alay di dalam hatinya,
“Ko’ bengong si, sudah sana masuk tidur di dalam kamar… ” Ajaknya yang kemudian meninggalkan Alay sendiri yang tanpa sedang memandangnya,
Di dalam kamarnya yang kecil Alay tidak dapat memejamkan matanya, entah kenapa dia masih teringat dengan mimpi yang barusan mengusik dirinya, semakin dirinya berusaha melupakan mimpinya barusan maka mimpi itu semakin menghantui dirinya sampai-sampai membuat diri Alay tanpa tidak tenang dan terlihat sangat gelisah,
“Apa benar yang di katakan kakek barusan ??? Ehmm… !!!”
Karena tidak dapat tertidur akhirnya Alay memutuskan untuk mencari kalung tersebut yang dulunya perna dia simpan di suatu tempat di dalam kamarnya, hampir 1 jam lebih Alay mencarinya tetapi belum juga ketemu, hampir saja Alay putus asa kalau saja dia tidak teringat kata Kakeknya yang mengatakan kalau kalung tersebut sangat penting bagi dirinya,
“Na… ini dia kalungnya !!! ha… ha… akhirnya aku menemukanmu kalung keramat !!!” Dari raut wajahnya terdapat seyuman,
Tanpa berpikir lagi Alay memakai kalung tersebut di lehernya, ketika kalung itu di pakai Alay merasa ada sesuatu yang membuat tubuhnya merasa bergetar seperti di aliri listrik, dan kemudian geteran itupun berhenti, sebenarnya tidak ada perubahan apapun terhadap fisiknya tetap saja wajahnya ancur dan menyebalkan,
******
Keesokan harinya Alay bangun kesiangan maklum saja karena hari ini adalah hari libur sehingga dia tidak perlu bangun pagi-pagi seperti biasanya, masih dengan mata yang terpejam Alay berjalan keluar kamar dan bermaksud untuk ke kamar mandi, ketika dirinya sampai ke depan pintu kamar mandi tiba-tiba saja dari pintu kamar mandi keluar sesosok wanita yang tak lain adalah Melissa yang baru saja selesai mandi, saat itu tubuh Melissa hanya di balutkan handuk yang menutup sebagian payduaranya dan sebagiannya lagi hanya menutup vaginanya,
“Baru bangun To !!!” Sapa Melissa ramah,
“Gleeekk !!! ini beneran kakak ipar gue ” Gumamnya di dalam hati sambil memperhatikan lekuk-lekuk tubuh Kakak iparnya yang berdiri di hadapan dirinya, “Eh iya Kak, ehhmmm… Kakak habis mandi ya ??” Tanya Alay,
“Iya, emangnya kenapa ? kamu mau pakai kamar mandi !!!”
“I-iya Kak, kebelet pipis ” Jawab Alay gugup,
“Ya sudah sana ke kamar mandi, jangan di tahan-tahan “
“Eh iya kak !!!” Kata Alay tetapi dirinya masih tetap diam mematung memandangi Kakaknya, “Kapan ya, gue bisa liat Kakak gue telanjang di depan gue !!!” Ucapnya di dalam hati sambil memandang ke arah belahan dada Kakak iparnya,
Dalam hitungan detik tiba-tiba handuk yang di kenakan Kakaknya terlepas, dan dengan begitu tubuh indah Kakaknya terpampang di depan hadapannya, kulit Kakaknya yang putih mulus dan payudara Kakaknya yang mengancung ke depan dengan putting susunya yang kecoklatan tanpa begitu sangat menggoda apa lagi ketika mata Yuda mengarah kebagian vagina Kakaknya yang di tumbuhi rambut yang sangat lebat tetapi tertatarapi,
“Glleeekkk…. ” Mata Alay menatap tajam tubuh Kakak iparnya,
Selama 1 menit Melissa terpaku layaknya seorang patung yang tidak bergerak sedikitpun, sehingga membuat Alay benar-benar menikmati tubuh indahnya, dan sedetik kemudian Melissa tersadar yang kemudian mengambil handuk yang tergeletak di lantai dan berlari menuju ke dalam kamarnya,

******

Kejadian barusan benar-benar membuat Melissa merasa malu, entah apa yang harus dia katakan kepada Alay kalau nanti dia bertemu dengan Adik iparnya tersebut, memang harus di akui di sisi lain dirinya juga tanpa menikmati saat-saat di mana Alay memandang dirinya dengan tatapan yang seolah-olah ingin langsung memakannya bulat-bulat,
“Ehheemm… !!!” Tegeur Alay yang tiba-tiba saja sudah berada di depannya,
Saat ini Melissa sedang sibuk mencuci pakaian kotornya, sehingga dia tidak memperhatikan kedatangan Alay yang tiba-tiba saja sudah berada di hadapannya, saat itu Melissa mengenakan kain yang terlilit di tubuhnya,
“Aku bantuin ya Kak !!!”
“Tumben mau bantuin !! biasanya juga kamu main keluar rumah. “
“Bosen Kak main terus… sekali-kali diam di rumah,”
“Ya… baguslah kalau begitu ” Jawab singkat Melissa,
Beberapa saat kemudian mereka berdua tanpa telah di sibukan dengan pekerjaan mereka berdua, sesekali Alay memperhatikan selangkangan Kakak iparnya yang sedikit terbuka, sebenarnya Melissa telah menyadari kalau Alay sering melirik kearah selangkangannya, tetapi anehnya di dalam dirinya tidak ada penolakan terhadap tingkah Adiknya yang dengan sengaja melihat ke arah selangkangannya, dan hal itu pula yang membuat Melissa diam-diam dengan sengaja memberi ruang buat Alay untuk melihat celana dalamnya yang berwarna merah hati,
“Soal tadi Kakak minta maaf ya ??” Ujar Melissa memecah suasana,
“Soal apa Kak ???”
“Ya,,, itu masalah tadi pagi !!!, Ehhmm…. ” Kata Melissa yang tidak sanggup melanjutkan kata-katanya,
“Ayo Kak !!! katakan hal-hal yang vulgar…. ” Katanya di dalam hati penuh harap,
“Ehmm… Ehhmm…T-ta-tadi dengan sengaja handuk Kakak terlepassss…. Ooopppsss !!!! ” Secepat mungkin Melissa menutup mulutnya dengan telapak tangannya,


Suatu pernyataan yang benar-benar memalukan bagi seorang wanita sebaik Melissa, perkataan tersebut benar-benar membuat dirinya merasa malu dan tak urung membuat wajahnya yang putih tanpa memerah karena malu yang di tanggungnya, sedangkan Alay tanpa berusaha menahan tawanya yang hampir saja meledak kalau saja dia tidak dapat menahan diri,
“Ga’ bukan gitu maksudnya !!!” Kata Melissa membela dirinya tetapi semua itu telah terlambat,
“Ternyata Kakak nakal juga ya ” Ledek Alay sambil menatap curiga kearah Melissa,
“Kamu apaan si !!!” Dengan gesit Melissa mencubit kaki Alay.
Tanpa di sadari Melissa kini dirinya benar-benar telah di kuasai oleh nafsu yang terasa semakin membakar dirinya, dan itu dapat terlihat dari dia menyikapi pertanyaan-pertanyaan nakal yang di lontarakan oleh Alay,
“Ngent*t itu enak ga’ si Kak ??” Tanya Alay tanpa melepas pandangannya,
“Husss… ngaco kamu, ” Jawabnya yang kemudian terdiam beberapa saat, “Ehhmm… enaklah, kalau ga’ enak mana mungkin orang suka begituan, ” Sambungnya lagi,
“Enak gi mana Kak ?
“Ya… enak, nanti juga kamu tau gimana rasanya ngent*t !!!”
Alay terseyum licik, kini dia benar-benar percaya dengan kehebatan kalung yang di wariskan Kakeknya untuk dirinya, dan kepercayaan itu membuat dirinya semakin berani menggoda Kakaknya, perlahan Alay mendekati Kakaknya yang kemudian duduk di samping Kakaknya,
“Aku boleh liat memiaw Kakak lagi ga’ ?” Tanya Alay tiba-tiba yang membuat wajah Kakaknya tanpa kembali memerah,
“Enak aja !!! emang kamu pikir Kakak apaan ??? pelacur !!!”
“Iya… ” Jawab Alay singkat yang kemudian menatap mata Kakaknya dengan tajam, “Ga’ ko kak cuman bercanda !!! abis Kakak ngegemesin, ” Ujar Alay sambil mengelus paha Kakaknya yang terbuka karena sebagian kainnya tersingkap,

“Ihkk… ini apa ngelus-ngelus ???” Kata Melissa tanpa berusaha menyingkirkan tangan Adiknya,
“Habis… Paha Kakak putih banget… ga’ kayak kakiku he…he… !!!”
Semakin lama tangan Alay semakin masuk kedalam menyentuh bagian dalam paha Kakaknya, hanya beberapa senti dari vagina Kakak iparnya, Melissa yang sudah sangat gatal membiarkan begitu saja tangan Adiknya menguasai dirinya, karena tidak ada penolakan dari sang Kakak, Alay semakin berani menyingkap kain Kakaknya sampai kepangkal pahanya, tidak hanya itu saja Alaypun mulai berani mencium pipi Kakaknya yang memerah,
“Apaan si !!!” Dengan amat keras Melissa mendorong kepalah Adiknya yang bermaksud mencium bibirnya, “Jangan macem-macem kamu, awas ya…. !!!” Ancam Melissa sambil menatap mata Adiknya, tetapi tatapan tersebut sedikit aneh karena dari bibirnya terukir sebuah seyuman manis,
Tanpa berkata lagi Melisa pergi meninggalkan Adik iparnya dan berlari kecil menuju kamarnya yang terletak tidak jauh dari tempat dia mencuci pakaianya, berselang satu menit Alay menyusuk Kakak iparnya ke dalam kamar, saat itu Kakak iparnya sedang duduk di sisi ranjang sambil menatap ke arah pintu seolah-olah sedang menunggu seseorang dan seseorang itu adalah Alay,
“Anto ngapain kamu ke kamar Kakak !!!” Tanya Melissa pura-pura merasa kaget dengan kehadiran Alay,
Setelah mengunci kamar Kakaknya perlahan dia mendekati Melissa yang seolah terpaku memandang dirinya, dan tanpa membuang waktu Alay langsung menindih tubuh Kakaknya, mendapat perlakuan seperti itu Melissa berpura-pura menolak keinginan Alay, dengan teriakan-teriakan kecil Melissa meminta dan memohon kepada Alay agar melepaskan dirinya, tetapi teriakan itu terdengar di telinga Alay sebagai ramuan untuk menggoda dirinya,

Tanpa bersusah payah Alay menelanjangi Kakaknya yang kini tergolek pasrah dengan hanya mengenakan celana dalam yang berwarna merah tua, perlahan ciumannya mendarat ke bibir sexi Kakak iparnya, sedangkan tangannya menyelusup masuk turun menyentuh vagina Kakaknya, entah dari mana asalnya tiba-tiba saja Alay merasa bahwa dirinya begitu terbiasa pandai dalam menaklukan setiap wanita di atas ranjang dan tanpa dia sadari ada sesuatu yang seolah-olah menuntun dirinya,
“AaHgg… Jangan To, Ehhmmppp…. ” Pekik Melissa yang kemudian kembali terdiam ketika bibirnya kembali tersumbat bibirnya Alay,
Tubuh Melissa nenggelinjang keenakan ketika jari-jari Alay berhasil masuk kedalam rongga vaginanya, walaupun gerakan tangannya tidak cepat tetapi benar-benar dapat membuat tubuh bugil Melissa menggeliat seperti belut,
“Uhhkk…. isep terus sayang !!!” Pinta Lissa ketika dia merasakan bibir dan lidah Alay bermain di kedua putting susunya,
“Putting Kakak bagus sekali…. ” Ujar Alay dengan raut wajah yang tanpa begitu menikmati setiap inci tubuh kakak iparnya, lalu pelan-pelan Alay kembali mengulum putting Kakak iparnya yang mencuat keatas, rasa nikmat yang di berikan Alay benar-benar membuat Melissa mabuk kepayang,
Perlahan ciuman Alay merambat turun ke bawah menyelusuri perut Melissa yang licin dan putih mulus, lalu berhenti tepat di selangkangan Kakaknya yang masih mengenakan celana dalam, dengan sekali sentakan celana dalam Melissa terlepas dari pinggulnya, dan sekarang Melissa sudah sempurna bertelanjang bulat di hadapan Alay,
“Rambut yang lebat, tetapi terasa halus dan baunya juga sangat harum… !!!” komentar Alay sambil menghirup aroma yang di timbulkan oleh vagina Melissa

Memang harus di akui Melissa sangat rajin membersihkan vaginanya sehingga membuat vaginanya terlihat bersih dan harum, Dan kemudian dia menunduk menempatkan wajahnya di depan selangkangan Melissa yang terlihat telah berlendir, matanya menatap tajam ke arah vagina Melissa yang terbuka lebar, hembusan nafasnya semakin terasa letika wajahnya semakin dekat dengan kemaluan Melissa,
“Aahhkk…. ” Desahan lembut keluar dari mulut Melissa ketika lidah Alay menyapu clitorisnya,

Gerakan lidah Alay yang liar menyapu bibir vagina Melissa membuat Melissa merasa ada sesuatu desakan yang sangat hebat, yang membuat dirinya semakin tidak terkendali teriakan-terikannya semakin terdengar melengking hebat. Sadar kalau Kakaknya sudah semakin dalam terperangkap, membuat Alay semakin giat mempermainkan permukaan vagina Kakaknya, sesekali Alay menusukan lidahnya kedalam lobang vagina Kakaknya dan sekali-kali dia menggigit kecil bibir vagina Kakaknya yang semakin basah, di perlakukan seperti itu membuat Melissa merasa tubuhnya di aliri listrik dengan tegangan tinggi, dan sampai akhirnya gelombang listrik tersebut meledak,
“Aaaaahhhggg…. ” Diiringi dengan terikan tertahan, Melissa mengalami orgasme pertamanya, tubuhnya mengejang-ejang hebat, dan kakinya menerjang apa saja yang ada di dekatnya dan itu bertanda gelombang tersebut sangat besar sekali,
Tubuh Melissa terlihat lemas, orgasme barusan yang dia rasakan benar-benar menguras tenaganya, nafasnyapun terdengar bergitu berat bertanda kalau dia benar-benar merasa kelelahan atas apa yang barusan dia alami, Alay berdiri memandang Kakak iparnya dan kemudian mulai membuka satu-persatu pakaiannya sehingga Alay kini sama dengan Melissa yaitu sama-sama telanjang bulat,
“Ka’ tolong emutin punyaku ya… !!!” Pinta Alay yang kemudian mengarahkan penisnya, sebenarnya Melissa tanpa rakjub memandang penis Alay yang hitam dan berurat, apa lagi kurannya sangat besar dengan lebarnya yang juga tidak kalah besarnya,
Pada awalnya Melissa menolak permintaan Adiknya, tetapi desakan di dalam dadanya membuat dirinya tidak mampu menolak keinginan Adiknya tersebut, perlahan Melissa menutup matanya seiring dengan mulutnya yang terbuka dan siap menerima ukuran penis Adiknya yang sangat besar tersebut,
“Uhhkk… enak Kak terusss…. !!!” Rintih Alay sambil memegangi kepalah Kakaknya yang bergerak maju mundur, Melissa merasa wajahnya semakin tertekan keselangkangan Alay sehingga aroma tidak sedap tercium olehnya,

Semakin lama Alay semakin mempercepat gerakan pinggulnya sehingga membuat Melissa terkadang tersedak karena dia sedikit merasa kesulitan saat bernafas, tetapi Alay tanpa cuek dan terus menikmati sentuhan bibir sexi Kakaknya yang selama ini sebulumnya tidak perna terpikirkan oleh dirinya, kalau dia akan menikmati tubuh Kakak iparnya. Hampir sepuluh menit Melissa mengoral penis Alay dan sampai akhirnya dia dapat bernafas lega ketika dia di minta menghentikan aktivitasnya, tetapi Melissa sadar kalau semua itu masih berkelanjutan sehingga dia tanpa pasrah ketika tubuhnya di baringkan di atas kasurnya yang menjadi saksi perselingkuhan dirinya dengan Adik iparnya sendiri. Tanpa membuang waktu Alay langsung menindih tubuh Melissa yang telah berkeringat, dan kemudian perlahan Alay mencium bibir Melissa beberapa kali lalu setelah itu dia memeluk erat tubuh Kakak iparnya sambil berusaha melesatkan penisnya agar dapat masuk ke dalam rongga vagina Kakaknya, walaupun Melissa sudah tidak perwan lagi tetapi tetap saja Alay mengalami kesulitan saat ingin membobol pertahanan terakhir Kakaknya, maklum saja karena ukuran penis Alay memang sangat besar dan panjang,
“Eehhkk… ” Melissa merintih menahan sakit saat Penis Alay melesat masuk ke dalam rongga vaginanya, Dengan beberapa kali gerakan tarik dorong yang keras namun lembut dan sampai akhirnya penis Alay berhasil terbenam semuanya, terlihat Melissa menggigit bibirnya menahan rasa nyeri yang dia rasakan,
“Enak… Kak, baru kali ini aku merasakan permainan seenak ini !!!” Ujar Alay,
“tongkol kamu besar sekali, memiaw Kakak terasa penuh…. “
“He… He… emang punya mas Judi tidak sebesar punyaku ya Kak ??”
Melissa hanya mengangguk dan kemudian mulai memberi sinyal agar Alay mulai memompa vaginanya dengan penis Alay yang berukuran besar, Alay yang mengerti langsung menarik penisnya dari dalam vagina Kakaknya dan kemudian dengan sekali hentakan keras penis Alay kembali terbenam kedasar vagina Melissa yang terasa menejepit erat penis Alay,

Vagina Melissa yang sempit mulai terasa licin sehingga membuat Alay sedikit lebih mudah dalam melakukan tugasnya walaupun himpitan dinding vagina Melissa masih terasa, semakin lama gerakan Alay semakin cepat tetapi tetap terasa lembut dan sangat nikmat sekali bagi Melissa yang di buat merem melek oleh Adik iparnya tersebut. Penis besar Alay makin keras menghunjam vagina Melissa sambil tangannya meremas keras pantat bahenol kakak iparnya itu. Mulut mereka dengan liar berpagutan dan beradu lidah. Seluruh urat di kemaluan mereka berdenyut-denyut dan darah berdesir hebat saat itu. Alay memeluk pinggang Melissa, dan Melissa pun memeluknya dengan erat sambil menggoyangkan pinggulnya. Dua gundukan daging di dadanya yang montok itu menekan dada adik iparnya yang berwajah aneh, bergesek-gesek menimbulkan kenikmatan tersendiri dari kekenyalannya. Setelah 15 menit mereka bersetubuh akhirnya Melissa tidak kuat lagi menahan gelombang hasratnya, tetapi kali ini gelombang itu datang lebih dasyat di bandingkan dengan sebelumnya, tubuhnya menggelinjang hebat ketika dirinya kembali mencapai puncak kenikmatan,
“Aku keluarrrr !!!!” teriak Melissa,
Melihat Kakak iparnya yang telah dua kali mengalangi orgasme membuat Alay semakin bersemangat memacu penisnya, kini tubuh Melissa ditarik sehingga posisinya menungging dengan posisi ini Alay merasa lebih leluasa dan menikmatinya, dengan hentakan-hentakan yang keras namun sangat lembut membuat Alay akhirnya dapat merasakan ada sesuatu yang ingin keluar dari ujung penisnya, dan 1 menit kemudian sebuah semburan hangat menyerami rahim Kakaknya,
“Aaaaahhkk…..” Pekik Alay ketika dia mengalami orgasme,
Sensasi yang begitu luar biasa dapat di rasakan oleh keduanya, dan setelah beberapa detik kemudian Alay terseyum memandang wajah cantik Melissa yang terlihat kelelahan habis melayani dirinya, ada sesuatu kebanggaan di dalam dirinya karena berhasil menaklukan Melissa, tetapi semua itu tetap tidak lepas dari kalung keramat yang di berikan oleh Kakeknya,
“Terimakasih kak, pelajaran ini tidak akan pernah aku lupakan !!!” Bisik Alay yang kemudian mencium bibir Kakak iparnya lalu dia bangkit dari tubuh Melissa yang terbaring di atas ranjang tanpa sehelai benangpun yang menempel di tubuhnya.
Setelah mengenakan kembali pakaiannya Alay melangkah keluar dari dalam kamar Kakaknya dengan membawa perasaan campur aduk antara bahagia dan kepuasan yang tidak dapat di ucapkan dengan kata-kata maupun tulisan, begitu juga dengan perasaan Melissa yang bercampur aduk antara menyesal, takut dan kepuasan yang dia dapatkan.