Kejadian ini bermula ketika kamar kost disebelah kamarku diisi oleh penghuni baru, biasanya aku jarang akrab dengan anak kost lain apalagi dengan cowok yang satu kost. Tapi kupikir Rod beda, selain ramah dan pandai berkelakar dia juga tampan dan tubuhnya athletis.
Sudah sebulan sejak aku mulai akrab dengan rod, seperti biasa hari sabtu aku off sedangkan adikku sedang pergi keluar dengan temannya (aku sekamar berdua dengan adikku yang masih kuliah). Sekitar jam 10 pagi sehabis mandi setelah sebelumnya luluran, aku berniat ngobrol dengan Rod, karena itu aku ke kamarnya. Apalagi obrolan kami tadi malam lumayan seru, seputar sex, sayang udah larut malam, aku gak enak dengan anak kost yang lain sehingga kami menyudahi obrolan kami.
Kulihat pintu kamar rod terbuka sedikit, aku langsung aja membuka pintu tanpa permisi dan mendongakkan kepalaku kedalam untuk melihat penghuninya. Aku lihat rod sedang membelakangi pintu dan dia terlihat kaget karena aku langsung nongol aja.
"Lagi ngapain Rod?" kataku mengejutkannya. Rod terlihat kaget, dia berdiri terkejut sambil memegang sesuatu menghadap ke arahku. Setelah aku perhatikan ternyata dia lagi memegang penisnya, aku juga jadi kaget. Mungkin karena saking terkejutnya dia tidak langsung menaikkan celana pendeknya, sehingga aku bisa melihat jelas penisnya yang sedang tegang, berwarna kecoklatan mencuat berdiri tegak.
"Maaf.. maaf..Don" katanya kaget sambil membenarkan celana pendeknya.
"Eh sorry rod", kataku menutup mata kaget.
"Aduh maaf neh", katanya sambil menyarungkan kembali senjatanya dengan terburu-buru
"Akh, nggak apa-apa kok, kita khan udah gede", kataku sambil tersenyum malu untuk mencairkan suasana canggung.
Aku pun berniat pergi karena aku juga malu dan kaget.
“masuk…masuk aja don”, katanya menahanku. Aku udah terlanjur masuk, ga enak juga langsung cabut meski aku juga shock karena melihat penisnya yang lagi mengacung tegang sebelumnya. Saat itu timbul juga pikiran kotorku, apalagi aku udah hampir 2 bulan tidak bercinta.
"Wah, pamer neh tadi, tapi penismu gede banget yah, udah pernah dimasukkin ke cewek belum?" tanyaku cuek bermaksud menggoda dia sambil duduk diatas karpet.
"Iih apaan seh nanya nanya gituan " sahutnya grogi.
“He he belum pernah ya, kasian de lo”, ejekku bercanda. Mataku melirik kearah celana pendeknya, meski rudal itu sudah di "grounded" tapi tonjolan di celananya terlihat sangat jelas. Dalam hati aku kagum dengan ukuran penis Rod.
“Iya neh belum pernah..kasian banget”, jawabnya sambil melirik ke arahku dengan tatapan mesum.
"Iiih apaan sih kamu dasar mesum", kataku mencubit pipinya dengan gemas.
Rod terlihat malu-malu, aku jadi semakin berani ngisengin dia.
"Eh mau nggak dimasukin ke punyaku? Aku pingin nih dah lama nggak gituan" kataku bercanda, gawatnya dia menanggapainya serius.
Kemudian dia menutup pintu dan menguncinya. Dia berjalan mendekat kearahku. Aku kaget melihatnya, tapi aku masih belum tersadar apa yang terjadi. Rod langsung duduk disampingku.
"Eh Rod, kamu mau apa? Kok ditutup pintunya?" kataku kaget
"Ajarin donk, mau khan?" katanya sambil mendekatkan tubuhnya. Aku masih berpikir dia hanya bercanda, iseng ditambah pikiran kotor, aku remas penisnya untuk membalas ajakannya yang kurang ajar.
"Niiiih.... kurang ajar ya", kataku bercanda meremas penisnya.
“du duh sakit”, katanya,sedangkan aku terdiam sejenak setelah meremas penisnya, sungguh besar dan keras sekali, birahiku jadi terpancing.
Aku masih shock dengan apa yang baru aku pegang, terdiam, tanpa kusadari dia sudah mendekatkan wajahnya kewajahku, mencium bibirku, aku kaget, tapi lumatannya begitu nikmat sehingga aku tidak ragu untuk membalasnya.
“gila”, pikirku. Lidahku diisapnya. Aku membalas isapannya. Lidahku dan lidahnya tumpang, tindih saling isap. Sesekali isapannya diarahkan keleherku. Nafsuku cepat sekali terpancing, darahku mulai berdesir. Kutarik tangannya, dan meletakannya dikedua buah dadaku yang sudah mengeras. Rod langsung meremas-remas buah dadaku. Dengan sedikit dorngan tubuhku jatuh diatas kasur dan langsung ditindih Rod yang kembali meremas buah dadaku dan menjilati leherku. Aku menggelinjang keenakan diatas kasur itu.
Rod menyingkapkan daster yang kukenakan sampai keatas buah daaku, dia terperangah melihat aku tidak memakai BH. Aebenarnya aku sengaja ke kamarnya untuk menggoda dia, tidak kusangka secepat ini terhadi. Rod terkesima sejenak melihat buah dadaku yang besar, padat dan kenyal. Kemudian dnegan penuh nafsu Rod mengisap buah dadaku
“uuuh rod”, aku melenguh pelan takut ada yang mendengar. Aku tidak mau diam saja, tanganku meraba raba kedalam celana pendeknya, ternyata dia tidak mengenakan celana dalam. Dengan mudah aku dapat meraih penisnya yang sudah mengeras, tanganku mulai mengocok-ngocok penisnya.
Beberapa menit berlalu, vaginaku sudah basah banget, aku sudah sangat terangsang dan tidak dapat membendung nafsuku. Rod duduk diatas kasur, lalu melepaskan daster yang kukenakan, aku yang sudah terbius oleh nafsu tidak menolaknya. Maka terpampanglah pemandangan tubuhku, cahaya matanya menunjukkan dia sangat kagum.
“ayo rod nunggu apa lagi..cumbui aku donk”, kataku penuh nafsu sambil menggoyangkan pantatku dan melebarkan pahaku.
“Gila, kamu seksi banget don, tahu gini dari kemarin kamu kugarap”, katanya sambil memegang dan melebarkan kedua pahaku.
“ini kan udah…jangan didiemin aja donk..ntar basi lho..mumpung masih hangat”, kataku manja. Aku yakin dia bisa melihat dengan jelas vaginaku yang merah merekah, sangat indah. dicukur rapi dan bersih.
“uuh enak rood terus”, desahku ketika dia menjilati klitoris dan belahan vaginaku. Lidahnya yang hangat menyapu permukaan vaginaku sehingga cairan cintakupun semakin banyak keluar, pantatku bergoyang goyang karena nikmatnya sapuan lidah rod.
“oooh yeeees”, erangku pelan sambil menjambak rambutnya, rod semakin beringas saja menjilati vaginaku.
Beberapa menit kemudian aku sudah tidak kuat lagi, rasanya lubangku ini pengen sekali dicoblos,
"Sini Rod gantian”, kataku. Aku langsung berlutut diatas kasur. Perlahan kudekatkan wajahku keselangkangannya. Kutarik celana pendek yang dikenakan rod. (Story by: freAkY bRo)
Sejenak aku terperangah menatap Penis Rod yang dengan gagahnya menjulang, aku pegang dengan lembut, namun genggaman satu tanganku tidak cukup.
“wow gila rod, gede banget punyamu, kuhisap yah rod”, kataku dengan tatapan memelas mesum.
“iyah don isapin aja, tongkolku milikmu”, katanya tak sabar. Aku mulai menjilati kepala penisnya, menyapu batang penisnya yang kekar sampai terus kepangkalnya.
"Akkh.. aow.. oohh.. nikmat don, enakk.. banget, pintar juga kamu nyepong", desahnya ketika aku asik mengulum penisnya.
Hampir seluruh batang penisnya masuk kemulutku. Tanpa ragu aku menggerakkan penisnya keluar masuk dimulutku. Tak ketinggalan, buah pelirnyapun kuseruput pelan membuat rod semakin mendesah desah. Setalah beberapa menit, puas bermain dengan rudal nya Rod, kemudian aku berdiri tepat diatas wajahnya. Vaginaku berada tepat diatas wajahnya.
Dengan berjongkok kutarik kepalanya, mendekatkan pada vaginaku. Rod mengerti maksudku yang ingin vaginaku dijilat. Dia menjulurkan lidahku menyapu belahan vaginaku.
“emh..pinter banget..jilat terus”, desahku liar, aku senang memperlakukann dia seperti itu, aku serasa yang berkuasa. Aku gerakkan pantatku maju mundur, sehingga belahan vaginaku mengesek gesek bibir dan hidungnya
"Aow.. oohh.. nikmat.. bangeeet, teruss.. terus", desahku, aku semakin liar. Aku serasa haus untuk menguasai permainan ini, sengaja kuarahkan anusku tepat dimulutnya. Aku lihat dia sedikit kaget,
“ayo donk rod”, pintaku sambil menggoyang goyangkan pantatku tidak sabar.
“ooh yeees..”, desahku ketika lidahnya menyentuh mulut anusku.
Sesekali aku tekan pantatku kebawah sehingga lidahnya menyeruak masuk anusku, kugosok gosok lagi belahan vaginaku dimulut dan hidungnya yang sudah belepotan dibanjiri cairan cintaku.
"Akkhh.. akuu.. nggak kuatt.. sayang, ent*tin dona yah”, ajakku udah ga sabar mencicipi penis rod.
Aku menurunkan tubuhku perlahan-lahan tepat diatas penisnya. Kupegang penisnya yang udah 100% keras, kugesek gesek sebentar di belahan vaginaku, tapi aku udah ga tahan, vaginaku rasanya udah menjerit jerit minta dimasukin penis Jumbo itu. Dengan sedikit tekanan tubuhku kebawah, penis rod perlahan masuk ke lubang cintaku yang udah licin, semakin lama semakin dalam, semakin hebat nikmat yang kurasa.
“aduuuh…oooh gila enah baa.. banget”, desahku ketika penis rod terbenam seluruhnya menyesaki liang kemaluanku.
Sampai disini aku berhenti sejenak kemudian mengatur posisi untuk pompaan yang gencar. Aku merapatkan kedua kakiku, tanganku bertopang di kasur, denagn sedikit membungkukkan tubuhku.
“Gimana rod? Dah siap?”, kataku
“udah banget don, kocok tongkol ku donk pake memiaw kamu”, katanya ga sabar sambil memegang pinggulku memintaku agar segera menggerakkan pantatku.
“Nih rasain enak kan?”, kataku mesum sambil mulai menggoyang pinggulku perlahan,
““oohh gila enak banget goyangan kamu”, kdesahnya.
“ini belum se.. seberapa..ooh ra... rasain yang ini”, aku mengerang menikmati penisnya menggesek lubangku. Aku mulai menaik turunkan patatku mengocok penisnya. Penisnya serasa menyesaki lubangku, untung saja udah basah sehingga tidak susah bagi penis itu keluar masuk vagianaku..
"Gimana sayang enak khan?" tanyaku.
"Enakk banget don, memiaw dona sempit sekali" jawabnya.
Dia memeluk pinggangku erat-erat. Bibirnya menghisap-hisap buah dadaku. Rod ikut membantu gerakkanku dengan menyodok-nyodokan pantatnya keatas.
Semakin lama semakin cepat aku menggerak-gerakkan pantatku, sesekali aku putar putar pantatku.
“ooh dona is the bee..beest”, desahnya keenakan. Sudah sekitar 15 menit kami berpacu dalam kenikmatan. Nafasnya dan nafasku saling memburu. Keringat kami mulai bercucuran. Aku mulai fokus pada gesekan penisnya, nikmatnya bukan main, ga lama kemudian aku orgasme hebat, Kutekan pantatku keras kebawah,
"Akh.. oohh.. aku akuu.. mauu.. keluarr" aku mengerang, Kurasakan vaginaku berkedut-kedut.
“ahhh roood”, desahku keras sambil menjambak rambutnya.
Untuk beberapa saat aku mengatur nafas, rod juga memberikan aku waktu utnuk memulihkan tenaga, sementara penisnya yang keras masih bersarang di lubangku yang udah becek banget. (Story by: freAkY bRo)
“Gantian ya rod”, kataku. Mendengarnya rod langsung merebahkan aku diatas kasur. Dia melebarkan pahaku, aku ikutin saja, tanpa basa basi dia mulai menjilati vaginaku dengan rakus, cairan vaginaku yang tadinya membanjiri selangkanganku dijilatnya habis tanpa ragu ragu.
“woww..rakus banget seh”“, kataku
“eemh cairan kamu enak don”, katanya. Jilatannya semakin intens, dengan cepat nafsuku naik lagi, aku menggoyangkan pantatku sangkin enaknya jilatan rod. Dia memegang kedua belah pantatku, meremasnya dan menahan dengan tangannya, tanpa kuduga dia menjilati anusku, membuat aku menggelinjang kegelian.
“oow oow”, desahku liar.
Kemudian dengan jari-jarinya menusuk-nusuk lubang anusku.
“iya sayang, gitu enak banget, oooh”, desahku karena tusukan dianusku dibarengi dengan sapuan lidahnya di klitorisku.
"Oohh.. aku gak tahan, udah...udah Rood...pliiis ent*tin aku" pintaku.
“Nungging donk don”, pinta rod sambil membimbing tubuhku ke pinggir kasur, aku langsung menungging dan menggoyang goyangkankan bokongku menggoda cowok tampan ini. Kedua mata Rod menatap tjam bagian pantatku yang bergoyang goyang seolah-olah hendak memakan daging nikmat itu. Rod berlutut dilantai didekat kasur dan mengalasi lututnya dengan bantal, tubuhnya tepat berada dibelakangku siap untuk mencoblos penisnya.
“Uh gila, montok banget bokong kamu..”, katanya kagum sambil meremas bokong indahku.
“he he ayo donk di coblos”, kataku menggodanya. Rod mendekatkan penisnya kelubang vaginaku, kedua tangannya memegang bokongku dan sedikit meremasnya. Sedikit demi sedikit penisnya masuk kelubang vaginaku.
“Sstt…oooh”, aku mendesis, tubuhku rasanya geli banget, gesekan penisnya terasa banget didinding lubangku. Aku bantu dengan menggoyang-goyangkan pantatku.
“emmh enak banget don, kamu pintar juga yah”, pujinya sambil merem melek.
Rod semakin gencar memompa penisnya, semakin lama semakin cepat saja. Aku berusaha menahan desahanku agar tidak terdengar keluar kamar, kugigit bantal guling sangkin tidak kuat menahan nikmatnya.
"Akhh.. akuu.. mauu.. keluarr.. ahhhh" aku mengerang tidak kuasa menahan nikmat.
Vaginaku berkedut-kedut kencang dan akhirnya aku merasakan nikmat yang memuncak,
"Akhh.. aku keluarr.. shiiiiiit" aku melenguh panjang sambil menekan pantatku kebelakang agar penis Rod terbenam sempurna di lubang vaginaku.
Aku telah 2 kali mencapai orgasme sedangkan rod belum apa-apa, kuat juga cowok yang satu ini. Beberapa detik kemudian, dia memintaku untuk telungkup diatas kasur, aku menuruti saja apa yang diinginkannya, sengaja aku meletakkan bantal guling tepat dibawah pinggulku agar dia leluasa melihat isi selangkangan dan bokongku. Rod kemudian meremas remas bokongku, sesekali ditepuknya gemas,
“owww..nakal iiih”, kataku manja
“eemh aku gemes ama bokong kamu uuuh”, katanya sambil menguakkan belahan pantatku. Jari-jari nakalnya bermain-main diantara bibir vagina dan anusku. Aku pikir dia tertarik pada lubang anusku, karena rod semakin berlama-lama memainkan jarinya mengelus permukaan anusku.
“geli ah rod”, kataku sambil menggoyangkan pantatku.
Kurang puas mengelus anusku dengan jarinya, kemudian dia membenamkan wajahnya, lidahnya menjilati anus dan belahan vaginaku.
“ooow...sssh enak rod..ya gituuuuuu”, kataku menikmati perlakukan lidah nakal Rod. Permainannya semakin liar, tanpa permisi dia memasukkan jarinya ke lubang anusku,
"Kamu apain anusku?" tanyaku manja ketika jari-jarinya keluar masuk dianusku. Namun aku benar benar menyukainya, refleks pantatku berogoyang goyang kegelian.
“woow kamu binal banget don”, katanya
“emang ga boleeh uuuh enak tau digituin”, kataku dengan ekspresi mesum.
“kamu suka diginiin?”, tanyanya sambil mainkan satu jarinya membelai belai belahan vaginaku dan kembali mengelus anusku dan..
“oooooowh”, aku melenguh kaget ketika dia memasukkan dua jarinya ke anusku.
"Sakit ga?” tanyanya.
“enggak kok..kaget aja, habis kamu nakal sih" kataku.
"Kalau gini", katanya sambil menusuk dua jarinya semakin dalam dianusku.
"Duuuh nakal ahh, pake t*t*t kamu aja deh lebih enak”, kataku menggodanya.
Rod sepertinya sedikit kaget mendengar apa yang kuminta, aku tidak peduli apa tanggapannya, birahi liar ini sudah lama ingin aku lepaskan, dulu ketika aku pernah melakukan anal sex dengan pacarku, hanya rasa sakit yang kudapat karena pacarku hanya memikirkan kenikmatannya sendiri. Namun sekarang, entah kenapa sepertinya timingnya "ngeklik" banget untuk melakukan ini, jiwa dan raga siap, apalagi lubang vaginaku sudah kurang sensasinya, disaat seperti ini mungkin anal sex bisa menaikkan birahiku. (Story by: freAkY bRo)
“boleh neh aku ent*tin anusmu?”, tanyanya meyakinkan aku.
“boleh sayang boleh banget, tapi pelan yah”, kataku lagi.
“tapi di licinin dulu donk pake ludah”, kataku
“gila don, kamu benar benar binal, ga kusangka”, katanya. Aku hanya tersenyum nakal sambil kembali menggodanya dengan menggoyang goyang pantatku.
Dia tidak bertanya banyak lagi, langsung aja anusku dijilatinnya, aku bisa merasakan anusku sudah penus air liurnya. Merasa udah cukup banyak ludah untuk melumasi, dia langsung sepetengah berjongkok tepat diatas pantatku. Penisnya yang keras terasa mencari cari sasaran tembak, aku membantunya dengan membimbing penisnya tepat di mulut lubang anusku.
“ayo rod masukin, pelan pelan dulu yaah”, kataku.
Dia mulai menekan kepala penisnya kelubang anusku.
Tidak Sakit...Tidak Sakit...Oooooh...., aku menginginkan ini.
“eemmmh yeeees terus sayang..masukin semua”, pintaku, penisnya terasa hangat menelusuri lubang anusku. Tidak begitu sulit baginya untuk masuk karena aku memang sebelumnya sudah pernah melakukan anal sex dengan, akhirnya penisnya masuk amblas semua ke lubang anusku.
“yeeess shiiit ayo rood ent*tin anusku”, aku memintanya agar mulai menggerakkan penisnya. Kuraba sendiri klitorisku, menambah nikmatnya sodokan penis rod di anusku
Rod mulai menggerakkan penisnya maju mundur menusuk-tusuk lubang anusku yang masih sempit.
"Oohh.. enakk.. sayang, kamu pintar banget" pujiku merasakan nikmatnya disodomi.
Keringat kami mulai bercucuran, Rod terus memompa penisnya di anusku, sesekali punggungku digigitnya pelan, membuat aku semakin menggelinjang keenakan.
“oooh enak banget lubang pantat kamu doon”, desahnya.
“I...iya ent*tin anusku terus…yang kencang”, pintaku yang juga semakin cepat menggesek klitorisku sendiri dengan jariku.
“oooh roood ooooh”, aku menggelinjang, untuk ke 3 kalinya aku orgasme. Tubuhku serasa mengejang saat itu, nikmatnya bukan main.
Sekitar 5 menit kedepan penisnya tak henti henti dihujamkan ke lubang anusku, tidak lama kemudian gerakannya semakin cepat dan tidak teratur. Aku tahu dia sudah hampir orgasme, kunaikkan pantatku agar penisnya semakin dalam menghujam anusku. Aku merasakan penisnya seperti semakin membesar berdenyut denyut di lubang anusku,
"Akkhh.. aku mau keluarr.. Doon" dia mengerang keenakan, dan beberapa detik kemudian diiringi desahan dan racauan mesum dari mulutnya. Rod menekan dalam dalam penisnya masuk menerobos lubang duburku.
“yeeees semprot anus ku roood..oooh”, aku juga merasakan sensasi yang luar biasa pada saat dia menyemprotkan spermanya.
Crott! Crott! Crott! Dia menumpahkan spermanya di lubang anusku. Sejenak dia mendiamkan penisnya dan berusaha menarik nafas, kami berciuman, bibir kami saling melumat menikmati sisa sisa kenikmatan.
"Kamu hebat rod, aku puas banget" pujiku puas.
"Kamu mau khan kuajak ML lagi?" pintanya.
“Mauuu bangeeet rooood…ML ama kamu enak banget”, kataku sambil mengecup bibir bawahnya. Dia tersenyum senang, kami kembali saling melumat bibir lagi untuk beberapa saat.
Beberapa menit kemudian aku bangkit, mengenakan dasterku, kuminta dia untuk memastikan ada orang atau tidak di luar kamar. Setelah dia memastikan tidak ada orang aku langsung keluar kamar,
“Ooow nakal ah”, kataku ketika aku hendak keluar kamar dia memukul bokongku. Aku berjalan cepat kearah kamar mandi untuk membersihkan tubuhku karena sperma rood mulai mengalir ke luar.
Hari itu benar benar luar biasa, apa yang akan terjadi dihari esok, biarlah terjadi, Aku puas...Aku bebas.
No comments:
Post a Comment