Mushroom Head: Part 1 - Baby Sitter
Namaku Jossy, usiaku 23 tahun, aku tinggal ikut kakakku Johnny usianya 2 tahun di atasku. Dia sudah menikah dengan orang Manado namanya Wenda, kakak iparku ini usianya 23 dan di rumah kakakku ini tinggal pula adik mBak Wenda namanya Winny usianya 21 tahun dia masih kuliah di Surabaya. Kakakku telah memiliki seorang anak berusia 3,5 bulan dan dirawat oleh seorang Baby Sitter, namanya Santi ( 18 th ) dari Bojonegoro ( Jawa Timur ).
Suatu sore saat itu Surabaya gerimis, waktu menunjukkan pukul 4 sore, seharian aku sedang males keluar, kebetulan hujan jadi makin asyik kalau dibuat tidur dan males-malesan pikirku. Aku masuk ke kamar ponakanku Deasy, rencananya mau sambil tiduran melukin dia, khan asyik meluk bayi, baunya khas, mumpung dia belum bangun dan tidak rewel kalau dipeluk. Masuk di kamar Deasy, tampak dia lagi tidur dengan nyenyaknya dan si baby Sitter sedang menyetrika baju Deasy di ruangan sebelah ( rencananya ruang main Deasy kalau sudah besar ). Segera aku rebahkan badanku agak miring dengan setengah memeluknya aku mulai untuk tidur, entah karena suasana lagi hujan atau karena sedang males, aku tertidur untuk beberapa saat mungkin 20 - 30 menit sebelum akhirnya aku terbangun karena Deasy kecil menangis, saat itu di antara kantuk aku merasakan sesuatu yang hangat2, yang belakangan aku tau bahwa itu adalah ompol si kecil. Dengan setengah malas aku berteriak ” San… Deasy pipis… !!” ternyata suaraku tidak cukup keras walaupun terdengar juga oleh Santi. Aku coba untuk bangun dan menggendong Deasy saat Santi mulai masuk kamar, lalu aku oper pada Santi, karena sebelumnya aku menggendong Deasy dalam keadaan dia terlentang, jadi ngopernya juga agak sulit, nah di sini terjadi tragedi, telapak tanganku menyentuh toket Santi yang 36 B itu, emang sich dia tidak terlalu menyadari tragedi itu, tapi buatku ini merupakan suatu trik baru yang segera dapat dipergunakan lagi suatu saat nanti ( tidak terlalu lama - kuharap segera ).
Singkat cerita aku kembali dengan tidurku dan sejurus kemudian Santi kembali membawa Deasy yang sudah dengan pakaian kering dan sudah bersih. ” Udah tidurin lagi aja San… ” kataku waktu itu. ” Taruh sini lagi aja. ” sambungku segera. Deasy diletakkan pas di sisiku dan Santi bialng ” Bang… saya buatkan susu dulu buat Non… “
” Iya… tapi cepetan, soalnya aku mo tidur lagi ” kataku sebelum Santi keluar kamar. Deasy aku rebahkan di atas salah satu lenganku sambil lengan satunya memeluk Deasy. Santi datang membawa susu dan kemudian dia ikut rebah di samping Deasy, tanpa sengaja saat Santi merebahkan badannya, toket yang tadi kembali nempel persis di telapak tanganku dan akupun diam saja mendapat lotre seperti ini, dengan mata yang masih sengaja kupejamkan seolah ngantuk berat. Beberapa saat kemudian aku mulai memindahkan tangan yang sedari tadi memeluk Deasy, sedikit kegeser maju jadi memeluk Santi, pas di bagian pinggul.
Santi diam, aku diam Deasy asyik dengan botol susunya. Suasana hujan yang masih berlangsung ditambah dengan udara AC, menggiring Santi tertidur, saat menyadari itu sengaja kupindahkan lagi tanganku sedikit ke atas, pas di atas lengan Santi, tak lama kemudian Santi mengusap jidat Deasy, saat itulah tanganku jatuh, karena dia agak mundur saat mengusap tadi. Jatuhnya malah membawa berkah karena pas di tengah belahan toket Santi. 10 - 15 menit berlalu, waktu sudah sekitar jam 5 lewat ( mungkin ), seiring dengan bergeraknya senja, tangankupun kuusahakan tidak tinggal diam, walaupun belum tau reaksi apa yang terjadi, tapi batin ini mengatakan aman2 saja. Dengan bergaya mengeliat aku tekankan tanganku ke dalam belahan baju Santi, slup… masuk sudah dua ruas buku2 jariku dalam bajunya, jari tengah masuk 1 ruas jari dalam BH Santi, hangat menjalar terasa di tengkuk. Sampai sini usaha dihentikan sementara untuk tidak terlalu menyolok bila ternyata Santi tidak tidur dan hanya merem saja khan repot kalau tau ini usaha ilegal.
Ternyata 2 atau 3 saat kemudian, Santi bergerak dan berusaha memeluk Deasy, tapi usahanya itu menemukan harta karunku yang sudah setengah berdiri itu, pluk… nempel dech. Ku miringkan sedikit tidurku, terutama pinggulku karena tujuannya menindih telapak Santi dengan meriamku. Berhasil… Sekarang posisi tangan Santi yang terbuka telah tertimpa meriamku dan aku merasakan hanya telapak tangannya. Kutunggu sebentar, lalu mulai aku goyang pinggulku, supaya sentuhan tadi makin berasa, gara2 itu meriam makin memanjang, aku berhenti sejenak untuk emnanti reaksi arus bawah. Karena tidak ada reaksi penolakan atau penarikan ( re-call ) maka divisi lainpun menyusul aksi tersebut, divisi tersebut adalah si tangan kiriku, makin dalam aku masukkan dalam belahan dada Santi, sementara tangan kanan yang tadi di tindih toket 36 B mulai semutan ( atau keenakan, entahlah apa sebutan yang cocok ) kucoba gaya meremas… aman… lanjutkan dengan remasan kedua lebih keras… kugeser sedikit supaya gripnya lebih baik. Mendapat serangan seperti itu mungkin dia berasa, dan bereaksi dengan gaya menghindar, dia balikkan badan ( celentang ), tapi dia lupa tangan kiriku telah interaksi dalam management-nya, sehingga yang terjadi adalah terkoyaknya kancing baju dinas Santi, dua kancing bagian atas terbuka, tapi dia tidak terbangun ( ngantuk berat kali ). Dua kancing terbuka dan sisi baju terkuak sehingga tampak betul itu yang namanya toket hanya terbungkus BH, juga agak luber ke atas. Kutau saat kubukan sebelah mata dan wow… keren… dada putih telah floating… wow… ini dia pemandangan namanya. Mata dapat pemandangan begitu pinggul menindak lanjuti dengan goyangan, masih denagn gaya seperti tadi, sampai beberapa saat, terasa ada pergolakan arus bawah, det… det… ternyata tangan Santi terjadi traksi ( sentakan2 kecil semacam meremas ), makin gila aku kena begitu. Berhenti sejenak remasan berjalan lagi, kali ini lebih kuat dan benar2 nikmat, tanpa pikir panjang dengan gaya cuek tidak sadar, tangan kiri masuk lagi pada posisi semula di balik BH, slup… dapet lagi, tapi kali ini tidak diam langsung meremas, satu… dua… tiga… remasan berlanjut sampai Santi bangun dan bilang perlahan ” Bang maaf tangannya kok masuk sich ? ” Bergaya seperti baru sadar ” Soory nggak sengaja, abis tangan kamu remas2 saya punya ! ” Sampai di sini dia baru sadar kalau tangannya menggenggam meriamku. ” Maaf Bang… soalnya saya ketiduran, jadi nggak sengaja… kok bisa ya ?” katanya. ” Sudah nggak apa2 kok, enak kok, kalau kamu mau diterusin boleh.
” kataku karena terlanjur basah ( kata pepatah terlanjur basah ya mandi sekalian ).
Aku lanjutkan kata2ku tadi ” Yang penting jangan bilang Kak John dan Kak Wenda.
” Dai sahut ” Iya. ” Dari sini aku mulai pikir dia setuju ada rahasia seperti ini, berarti dia nggak keberatan berlanjut. Sambil celentang dan aku ambil tangannya yang tadi meremas ” Sudah taruh sini aja sambil gosok2, khan nggak apa2.
” Dia diam aja aku buat begitu, 1 - 2 menit kemudian aku rubah posisi supaya bisa puas liat toket nganggur, mumpung dia belum sadar betul, eh aku pindah dia ngikut tangannya nguber meriamku, wah… sudah terpengaruh nih. Sekarang tangannya sudah bisa operasi sendiri, makin berani aku gerakkan tangan kiriku untuk pegang toketnya yang setengah terbuka. Diam juga. Kubuka kancing seanjutnya dan sekalian kusingkap BHnya, na… ini dia baru enak ( kaya’ kata2 Muchsin Alatas di iklan ).
” San… kamu sudah pinter ya beginian… ” kataku menyelidik. ” Nggak kok, saya baru belajar, kebetulan Abang baik jadi saya mau nurut, Abang suka ya diginikan ?” tanyanya sambil terus mengusap dan meremas meriam yang sedari tadi makin merekah. ” Gila enak sekali San… kamu pinter dech… coba kamu bangun.
” kataku memerinta. Dia beranjak duduk dipinggi ranjang dan aku hampiri untuk menyingkap baju Baby Sitternya hingga keperutnya, lalu aku buka kancing pengait BHnya ” Dada bagus gini kok kamu kasih BH gini sich kasihan, nanti nggak bisa berkembang, kamu khan masih muda, jangan pakai BH terlalu ketat, nggak baik buat kesehatan dada kamu.
” kataku sok menggurui. ” Trus mestinya gimana Bang ? ” tanyanya bego. ” Kamu baiknya kalau sehari-hari jangan sering pakai BH, biarkan dadamu berkembang dengan alami, khan baju dinasmu sudah tebal, jadi nggak kelihatan dari luar.
” kataku makin ngaco, berusaha. Aku lalu jongkok didepannya, mulai coba menghisap putingnya yang masih rata denagn gumpalannya. Kujulurkan lidah dan mulai meutar lidah… dua jenak kemudian terdengar tarikan nafas panjang… ssshhhhhh……. Nah… naik dia… bisa deh lanjut ke sesi berikutnya. Kudorong dia rebah di lantai aku mulai menindih dia, mulutku tetap ditoketnya dan kulepas celana pendekku sekalian CDnya, supaya dia bebas pegang kendali meriamku. Mulai aksi isep toket dan pinggulku kugoyang seperti orang push up, meriam dipegang dengan tangan kanannya sedang tangan kirinya memeluk pinggangku. Aksi Esek2 ini terjadi kira2 5 menit sebelum kemudian aku lepas semua pakaian yang melekat di badannya dan badanku. Kini kita telanjang bulet… let… let tanpa satu unsurpun menghalangi, aku mulai menindihnya dan meriam yang tegang ini aku gesek2kan ke atas ke bawah seirama celah vertikalnya, basah mulai merambat, pelumasku dan pelumasnyapun mulai merebak keluar, makin mudah, smuth… ” Kamu sudah pernah main sama cowoc ? ” tanyaku sebelum melangkah lebih jauh. ” Belum pernah Bang, memangnya kenapa ?” tanyanya bego lagi… Ni anak memang masih bego dan lugu. Aku bilang ” Ndak cuma mau tau aja, sekedar nanya.
” Karena medan pertempuran mulai siap goa vertikal mulai basah, aku coba serangan maju, mencoba menusuh dan menikamnya dengan meriam Jagurku.
Meleset… serang… meleset… serang… meleset… serang… meleset… beberapa kali sampai aku pikir, sebaiknya dengan bantuan pengarahan ( semacam bimbingan test lah - pikirku ).
Aku genggam meriamku dan aku arahkan… dek… dek… dapet kepalanya ( ujung jamur ) mulai melesak sedikit ke dalam, dorong lagi… serang… meleset… kemudian aku arahkan lebih hati2 dan masuk kepala semuanya, tinggal anggota badannya yang tertinggal. Tugas sudah mulai Komandan Batalion sudah menyerang, anak buah tinggal nyusul pikirku. Bener juga… sekali tekan full body contact… blesss….. dia menjerit ” Aduhh… sakit Bang… ” Lalu aku berhenti sejenak mengheningkan cipta. ” Coba kamu diam, lal kamu rasrakan sekarang.
” kataku dan mulai menggerakkan batangku perlahan, centi demi centi aku lalui dengan penuh perasaan… ( maaf suara tidak aku sajikan )… semua ah… ih… uh… eh… oh… dan sebagainya kami lalui, meriam tetap melakukan aksi penikaman bagaikan aksi pembunuhan yang maha sadis… Aku mulai bergerak maju mundur dan naik turun. Semakin lama semakin cepat disertai erangan manjanya yang membuat aku tambah terangsang. Kubertumpu dengan kedua tanganku di sisi pinggangnya untuk membantu lancarnya gerak kemaluanku mengucek kemaluannya. Manuver2 politik sudah aku lancarkan… goyangan ke kanan… ke kiri… dan sebagainya termasuk tancat lalu putar, semua ilmu sudah aku kerahkan sampai pada detik2 proklamasi… dia menjerit kecil sambil mengejang ” Bang… saya gemetar… nggak kuat rasanya… achhh….. aduhhhhh…. achh…. gila…. enak sekali Bang…. ” Kedut-kedut aku lihat dia mulai kejang dan tersentak2 tubuhnya, karena posisiku yang bertumpu pada kedua lenganku memungkinkan aku melihat dadanya yang ranum besaar itu bergoyang manis sekali… gilaaaa…… ajik banget…. aku nggak tahan…. Berbareng dengan mata nggak tahan melihat guncangan hebat itu… aku mulai buang sauh… creet…. creeee….tt dan creee…ttt… kutekan habis semuanya biar dech mau bunting atau nggak aku nggak sempet mikir, yang penting enak… lalu aku ambruk… karena tanganku sudah mulai lemes juga nahan badanku yang 170 Cm dengan bobot tubuh 69 Kg.
Setelah beberapa saat aku rebahan dan mulai terhimpun tenaga, aku coba untuk bangun dan menarik meriam dari sarung nikmat… pluk… sedikit berjongkok sambil melihat medan pertempuran ( memiaw Santi ) di bawahnya ( di lantai ) aku lihat bercak merah darah segar perawan Santi membasahi lantai Essensa kamar Deasy… aku tengok keponakanku masih tidur terlelap, sementara Oomnya bikin dosa. Di ujung meriam aku lihat juga bercak darahnya menempel, aku berusaha berdiri walaupun agak capek… ambil celana dan CDku, langsung aku pakai, buru2 mau cuci karena kamar mandi ada di bagian belakang rumah. Pas aku buka pintu sedikit aku lihat kak Wenda sudah pulang dari kantornya, buru2 aku balik badan dan bilang ” Ibu sudah dateng lho !” Dengan CDnya dia seka bekas darah di lantaidan cepat2 bebenah bajunya, aku balik dan aku minta CDnya, aku masukkan ke kantong celana pendekku. Lalu bergegas keluar. ” Sore Kak… ” sapaku pada Kak Wenda, dia cuma tersenyum saja dan terus berlalu ke kamarnya.
Aku langsung masuk kamar mandi belakang, karena aku tau Kak Wenda pasti mau ganti baju, kebetulan di kamar mandi ada lobang angin yang menghubungkan kamar mandi belakang dengan kamar mandi Kak Wenda. Buru2 aku naik atas bak mandi dan mulai ngintip… nah… bener khan… biasanya memang gini, kalau sore aku ngintip Kak Wenda mandi kadang Winny kalau pas pakai kamar mandi Kakaknya, karena aku lama di kamar mandi, alasanku kok lama karena boker sekalian baca koran. Padahal sengaja nunggu mereka berdua mandi. Hari ini aksi pengintipan yang kesekian puluh kalinya aku lakukan, karena sudah sejak pengantin baru aku sering intip Kak Wenda kalau mandi kadang pernah waktu Bang John sedang main dengan Kak Wenda kalau pintu kamar mandinya nggak ditutup aku bila lihat ke ranjangnya dan melihat permainan seru mereka. Saat itu Kak Wenda sudah mulai menyiram tubuh bugilnya dengan air bak… byuu..rrr… wow toket itu lho kok ngga’ membosankan, aku jadi mulai konak lagi… perlahan aku buka celana plus CDku, mulai aku kocok meriamku ( padahal baru saja makan perawan ) mulailah lagu wajib… Hallo… Hallo… Bandung… Ibu kota Periangan… aku mulai nyanyi dalam hati dengan irama dua per dua ( kalau dalam gayanya dua per dua berarti naik dan turun saja - gaya ngocok donk ). Pas Kak Wenda membersihkan selangkangannya, aku mulai membayangkan seperti kejadian barusan aku dengan Santi… kubayangkan Kak Wenda yang kurajam kemaluannya, ble…sss… bleess…. blessss…. berkali-kali… sampai keluar lagi maniku… yang kedua kalinya sore ini…. Aku masih menikmati tubuh Kak Wenda terakhir kalinya sebelum aku mulai turun dari bak mandi dan mulai mandi beneran… Selesai mandi… ach… mendingan aku tulis pada cerita berikutnya ach… biar nggak kepanjangan… okay… setuju ?
Selesai mandi aku keluar ke teras sebentar baca koran sore… Ahhh sambil ngopi ach… lalu aku masuk ke dalam untuk buat kopi, pas lewat kamar Kak Wenda, pintunya setengah terbuka aku lihat dia lagi ngerapiin baju2 abis disetrika. Mulai timbul iseng, aku masuk kamarnya dan aku sapa ” Sore ini ada acara ?” sambil tetep nata baju, dia jawab ” Ngga’ ada tuh… “
Doi lagi pake daster yang lengannya lebar banget jadi dari samping aku bisa lihat toketnya sebegian… lumayan… iseng aku dekati dari belakang…. Sambil bilang “Saya bantuin ya?” dia kaga’ nyaut sambil terus merapikan beberapa pakaian di dekatku.
Saat itu dia memang lagi nunduk, benerin pakean di keranjang itu. Nah, saat sama-sama nunduk itulah…..ntah kenapa pikiran aku tiba- tiba ngeres…..
” Brengsek aku.
” bathinku ngeluh. Entah dari mana datangnya, tapi sepertinya aku makin berani… punya aku yang sudah keras itu aku selipin di belahan pantatnya dari belakang…Tapi dianya diam aja….Makin gila. tongkol aku gesekin pelan.
Ada reakasi. Pantatnya yang bulat itu digoyang pelan ke kiri dan ke kanan. Sedangkan aku makin asyik aku goyang ke depan dan kebelakang. Yang lebih asyik lagi, dia masih pake dasternya, bahannya tipis halus, jadi makin serrr…. Dari gesekan punyaku ke belahan pantatnya tepat di memiawnya, dia gak pake CD. Oh…. Kenekatan aku makin jadi, aku coba meraih tumpukan daging yang menggantung di dadanya. Pertama aku hanya belai, sampe saat itupun belum ada reakasi dari dia. Aku remas perlahan. Dengan jemari aku permainkan putingnya yang sudah ngeras. ohhhh…..
Posisi kami kini sudah berubah, Kak Wenda berdiri tegak. Tapi aku masih peluk dia dari belakang. Posisi kakinya di kangkang ( posisi membuka ), sementara itu punya aku masih aku gesekin dan tangan aku terus meremas buah dadanya yang sungguh kenyal. Kami sama-sama terdiam.
Tiba-tiba hal yang tak terduga terjadi, reakasi dari dia. Bukan marah, tapi tangannya yang tadinya hanya diam saja, kini mulai meraba punya aku setelah badannya berbalik. Kami saling berhadapan. Meriamku mulai di kocokin sama dia.
“Ugh….
“desahku lirih. Enak. dan….
” Jos, kamu ko’ berani dan kurang ajar seperti ini sama Kakak Iparmu, kalo ketahuan Kakakmu gimana ?!” tanyanya tiba- tiba.
Sementara dia masih menggenggam dan mengocok punyaku.
“Nnn….mmmm……
” aku hanya berdehem. Aku sendiri gak tau mo jawab apa.
Meriamku yang dikocok sekarang sudah Kak Wenda alihkan ke selangkangannya. Daster yang Kak Wenda gunakan diangkat dan keliatanlah rambut hitam lebat di daerah sejengkal di bawah pusar. Hitam lebat dan menggoda itu. Kak Wenda menjinjitkan kakinya kemudian kakinya agak dibuka dengan maksud mempermudah mengarahkan punya aku ke memiawnya yang ternyata sudah basah itu.
” Gimana ini nanti ” pikirku… ” Ah masa bodo, enak ini.
” Aku lalu lari sebentar ke pintu yang masih menganga takut ketauan yang lain… aku rapatkan pintu lalu kembali ke Kak wenda… Aku kira dia akan memasukkan punya aku ke dalam lobang vaginanya. Ternyata tidak, Kak Wenda hanya menempatkan batangan aku di selanya aja. Di sela bibir vaginanya. Berarti petting doang. Oh. Dengan lihainya Kak Wenda mempermainkan gerakan-gerakan yang luar biasa enaknya dengan goyangan pingulnya ke depan dan kebelakang yang sekali sekali digerakkan ke kiri dan ke kanan.
” Oghh…ughy,,,,” sekali sekali erangan itu keluar dari desahnya yang kian memburu birahinya. Makin gila. Beberapa waktu kemudian, kira-kira 12 menit bergoyang dan bergesekan seperti itu, vagina Kak Wenda yang makin basah ternyata membuat aku makin larut dalam birahi.
” Ahhh Yos… aku mo keluar…mo keluar…. mo… mooo…aaahhhh ” dan saat erangannya yang terakhir gitu aku rasakan punya aku seperti disedot-sedot. Ahhh..ternyata aku juga keluar. Cret Cret cret cret….beberapa kali. Tepat di bibir vaginanya di selangkangannya berceceran sperma.
Tidak berhenti sampe disitu, aku mulai lagi meraba dadanya, meremas. Kemudian wajah aku dekatin tepat ke putingnya. Aku emut, aku isap putingnya, aku gigit pelan…dan Kak Wenda pasrah menikmati nuansa-nuansa birahinya yang mulai bangkit lagi. Tangannya tidak mau kalah, dengan gerakan meremas sambil mengocok punya aku yang sudah lemas itu. Sementara napas aku semakin memburu menahan luapan birahi. Aku lihat Kak Wenda pun berpacu dengan napasnya. Kemudian dia menghetikan semua aktifitasnya.
” Kenapa ?” tanyaku tak kuasa dengan birahi yang menggantung ini. ” Tenang saja.
” kemudian dia berlutut dan tangannya mengarahkan bantangan aku ke mulutnya. Oh….itu rupaya. Punya aku yang masih belepotan dengan sperma diisap dengan penuh napsu. Sekali lagi Gila. Ini untuk pertama kalinya aku melakukan hubungan sex dengan cewek dan dapat patner yang hebat.
“Gila…ugh.. enak…
“pikirku. Ternyata kakak iparku ni doyang sex. Adegan ini tidak berlangsung lama. Tiba-tiba aku terhenyak… saat pintu diketok beberapa kali… buruan Kak Wenda teriak ” Siapa ? “… ” Saya Bu… ” terdengar suara Santi sang Baby Sitter…
Kak Wenda selesai merapikan daster yang sempat acak-acakan terus ngloyor ke pintu… sementara aku tiduran aja di ranjangnya…
Saat pitu di buka tampak Santi sedang menggendong Deasy yang sudah mulai bangun dari tidur siangnya. ” Sial… baru mo nambah… untung sudah dapet keluar sekali… ” gerutuku dalam batin.
Selanjutnya sampe malem ngga’ ada yang menarik untuk diceritain…
Sore itu aku sedang menanti rekanku Andi dan aku sedang duduk bengong sendirian di teras depan studionya… suasana akhir November ini… di mana hujan baru saja berhenti… jalanan depan masih basah… arlojiku menunjukkan pukul 4.10 WIS ( Waktu Indonesia Surabaya ). Hari itu emangnya sedang ada janji untuk penerimaan anak model… perlu aku ceritakan sedikit… temenku si Andi ini adalah foto grapher untuk boutique dan sering juga menangani penyediaan model untuk iklan baik di majalah maupun brosur dan hari ini rencananya ada anak baru yang ingin bergabung maka dari itu kita sepakat untuk mewawancarai dan melakukan testing dan hal lain sesuai standart Andi… emang gua pikirin… dia yang punya studio sedang aku khan cuma temen aja pangkatnya.
Ada dua orang cewec naik Black Astrea berhenti depan pagar studio Andi… cewec yang duduk di boncengan turun dan menanyakan ” Apa betu ini Andi Studio ? “
” Betul, kamu yang ada janji dengan Bang Andi ya ? ” tanyaku sambil menyebut Andi Bang… sesuai pesan dia.
” Iya… saya dan temen saya ada janji ketemu dengan Bang Andi di sini sore ini, Bang Andinya ada ? “
” Bang Andi belum dateng, lagi cari film, kebetulan kehabisan film, tunggu aja bentar juga dateng… motornya masukin aja ” jawabku sambil membuka pintu.
” Mas ini siapa ? ” tanya yang bawa sepeda motor sambil dorong motornya memasuki halaman studio.
” Saya cuman kacungnya… ” jawabku asal. ” Tunggu di dalem aja, sekalian isi formulirnya dulu ya “
Singkat cerita mereka udah duduk di sofa ruang tunggu sambil mengisi formulir data sheet yang dititipkan Andi untuk diisi oleh semua calon modelnya. Mereka menulis di meja sofa sehingga sedikitnya aku bisa lihat pemandangan 4 gunung indah… rasanya seperti dalam mimpi aja… mereka tidak sadar dan aku selalu pasang gaya serius tanpa maksud…
4.37 WIS baru aku dengan Andi datang dengan BMW kuningnya… ” Hai… udah lama nunggu ya ? ” katanya sambil terus ngloyor ke studionya tanpa nunggu jawaban dari yang ditanya.
” Jos… , sudah kamu suru isi data sheet form ? ” teriaknya dari dalam… ” Udah lagi diisi… “
” Kalo udah sekalian kamu bantu ukur mereka ” maksudnya ukuran badan untuk melengkapi form data sheet. Akupun segera masuk ke studio untuk ambil meteran jahit… ” Anaknya kece gara ? ” tanya Andi. ” Sip Ndi… toketnya bagus dech… gue sempet ngelihat sebentar… mo diacarain ? ” tanyaku. ” Boleh aja cuman kalem ya… biar ngga’ nyolok ? ” sahut Andi sambil memasang film di cameranya.
” Okay siapa yang sudah selesai… coba kamu siapa nama kamu yang pake kaos hijau ? ” ” Saya Ditha Mas… ” sahutnya. ” Sini kamu saya ukur dulu… sambil nunggu temen kamu ngisi form ” AKu mulai melingkarkan meteran kain di dadanya sambil menepatkan angka aku coba baca… ” 92 Cm ” lalu aku tulis di kolom Bust ( dada )… ” 86 Cm ” aku tulis pada kolom waist ( pinggang ) dan untuk kolom hips ( pinggul ) aku isi angka 96 Cm, Height 169 Cm… Ukuran gila ini pikirku… paling tidak BHnya 36 B minimal ini… itu aja pasti floating ( tumpah keluar ).
” Udah Joss… ” tanya Andi saat keluar ruang studio… dia mulai lihat pada catatan yang aku buat ” Masa dadanya 92 sich…. ” sambungnya. ” Paling 90 kurang…. ngga’ gede2 banget kok… kamu ngukurnya ketat apa longgar ? “. Ya sepantasnya pas gitu ” jawabku. ” Coba meterannya ” dan Andipun mulai mengukur si dada besar tadi…. rupanya dia pengen juga nyenggol dan merasakan si dada besar. Dia coba dengan dipaksakan pada posisi 90 Cm, sampai dada tersebut kelihatan banget terjepit,, lalu dia goyang2 kanan dan kiri, sampai dada itu terguncang…. menrangsang banget… ” Sempit ngga’ rasanya kalo segini ? ” sambil pura2 nanya pada Ditha… ” Iya rada sempit ” jawab Ditha polos. Andi berusaha melonggarkan meteran tapi tangan dia bagian telapaknya sengaja dipaskan pada bulatan dada tersebut sambil sedikit menekan… aku lihat itu dan entah Ditha merasa apa tidak EGP ajalah. Selesai dengan mengukur… tiba2 tangan Andi kedua-duanya meremas kedua dada besar tersebut sambil bilang ” Sorry ya… eh… dada kamu ini besar dan emang 92 Cm tapi sebaiknya kamu pake BH kecilan dikit dech…. kamu pake ukuran berapa ? “. 36 C ” jawab Ditha. ” Coba dech kamu pake 36 B ” lanjut Andi sambil terus meremas alus banget gayanya… ngga’ nyolok kalo lagi napsu. ” Sini dech ikut saya ke studio… Jos loe selesaiin pengukuran temennya ya… gua mo langsung shoot ” kata Andi sambil menarik tangan Ditha. Aku dengar dari luar Andi amsih berceloteh soal BH dan penampilan… ach no reken ajalah… masih ada satu lagi… cukup gede juga nich temennya…
Nuke… nama temen si dada besar… ukurannya 90, 86, 92 dan tinggi 171 Cm… ngga’ kalah nich… maka kalo Ditha dapat julukan si dada besar… maka Nuke sebaiknya aku kasi julukan Big Tits… artinya sama khan ?
Selesai semua pengukuran aku aja Nuke masuk studio… saat itu Andi sedang memperbaiki gaya Ditha untuk arsip shoot… melengkapi data sheet… pokoknya udah kaya’ di majalah Playboy aja pake data sheet dan photo segala… mana saat itu photonya semi lagi… Ditha hanya pake BH ( stock, bukan BH dia waktu dateng dan emang di studio udah banyak stock bikini dan lain-lain pakaian ) dan bagian bawahnya ditutup kain sutra tipis warna magentha… wak terlambat gua… pasti Ditha udah ditelanjangi ama si Andi… tapi biar ach… gua juga remes2 dada si Nuke tadi coba praktekin teori Andi pada Ditha. Lumayan konak aku saat ngeremes tadi… mana Nuke diem aja lagi… aku ngga jelas Nuke takut, sungkan atau sebaliknya menikmati remasanku… yang penting dapat remasan dada gede sore ini dan cukup lama lagi.
” Nuke kamu ganti baju kamu dulu dech… ” kataku mulai bikin acara lanjutan… mumpung Andi lagi sibuk photoin Ditha… Aku pilih2 baju dan costum yang ada kali aja ada yang pas bisa buat… ach bodo… pusing mikirnya… sampe aku temu kaos gambar Winny the Pooh warna putih tipis… ” Ndi loe jadi buat photo wet look ? ” tanyaku asal sambil coba kasi kode ke Andi. ” Oo.. jadi donk langsung aja sekarang suru ganti kaosnya… iya itu yang loe pengang itu aja suru pake… nanti Ditha gua ambilin yang di ruangan sebelah ” sahut Andi. Nuke mulai membuka pakaiannya satu per satu termasuk BHnya… saat itu jantungku udah ngga’ karuan lagi… berdegub gila… dadanya gile banget… putingnya tampak rata… warna rada pink… ach… gila dech… aku tak kuat untuk cerita di sini… karena terlalu banyak dan cepatnya otakku untuk mengurai lagi kata2… dan kecepatan ketikku ini tidak mampu menampung kata2 yang tersusun lagi… pokoknya bayangin aja… toket ukuran 90 Cm ring dada… BH 36 B, kulit warna putih… pokoknya gila abis dah… Dia mulai pakai kaos pemberianku dan… ” Yuk ke kamar mandi untuk basahin kaosnya… ” Dia nurut aja… saat itu emang kaosnya panjang banget dan doi ngga’ pake rok cuman CD dan kaos aja… kebetulan CD doi warna putih jadi pas banget dengan kaos Poohnya. Sampe di kamar mandi aku mulai ambil gayung air dan bilang ” Sorry ya… kalo dingin bilang… ” langsung aku guyur dia pas di bagian dadanya… Aku sengaja siram agak banyak dan dia melompat kedinginan terus terang aja kamar mandinya khan nyambung dengan studio dan studio itu pake AC dingin banget… dari siang udah nyala… jadi airnya juga ikut dingin. ” Okay sini aku bantu ” aku mulai ngelus dadanya karena ada bagian yang menggelembung isi angin… khan jadi toketnya ngga’ kelihatan becetak di kaos… sambil neken… aku rasakan rabaan di dadanya dan walau dingin seeerrrr juga…. dia masih diem nurut… aku elus terus berputar-putar di dadanya… aku alasan kalo supaya tampak benar bercetak…. makanya harus ditempelin semua permukaan kaos ke kulit…. Sudahannya aku seperti melihat di telanjang polos karena betul-betul bsah kuyup dia… saat itu barangku udah ngga’ keruan lagi… full konak… mana tahan…. sakit rasanya… aku masih berusaha mengusap dadanya sedikit meremas… walaupun sudah complit tercetak seluruh badannya di kaos Pooh tadi… aku baru tersadar sejenak saat mendengar dia mulai mendesah…. ( saking asyiknya lupa kalo udah cukup lama dan gilanya dia diem aja terus )… saat itu baru aku berhenti dan bilang udah kayaknya pas sekarang… ” Mas… tangannya tadi anget banget di dada saya ” katanya perlahan hampir tak terdengar. Saat kami keluar kamar mandi… dia berpegangan lenganku yang kanan… mungkin masih terlena dengan kemesraan barusan… ( kali aja… mana aku tau ???? ).
Saat ini mereka sedang dalam pemotretan wet look… kaos mereka basah total… dada mereka tercetak abis… seakan telanjang… meriamku konaknya minta ampun. Aku beranjak ke kamar mandi mo pipis saking ngga’ kuatnya melihat pemandangan yang menguras tenaga… detak jantungku sudah seperti apa tau…
Di kamar mandi sekalian pipis aku check meriam jagurku… busyet… palanya merah banget meradang… seperti jamur kesukaan Sammy ( yang punya HP ini )… orang lain boleh saja bangga dengan ukuran diameter atau panjang meriam… tapi bagiku… kepala meriam adalah segalanya… ngga’ salah kalo Sammy suka banget sama jamur ( mushroom )… abis pipis aku cuci dulu Kabag Meriam ( Kepala Bagian Meriam )… sudah itu aku basahi juga celanaku dengan air segayung… ” Aduh… basah dech… ” celetukku pura-pura tidak sengaja…
Aku keluar kamar mandi dengan hanya mengenakan CD dan pakaian atas… sedang celena panjangku sengaja aku tenteng… aku jalan melewati kedua mahluk halus tersebut… aku cari hair dryer untuk mengeringkan celana panjangku.
Saat melewati mereka… mata mereka berdua seakan terpaku pada si Kabag tadi… terpesona kali… baru sekali ini lihat Kabag begitu menggoda… ” Kok kaos kaki dimasukkin CD sich Mas… ” celetuk Ditha…
” Ini asli lho… bukan gulungan kaos kaki… ngga’ percaya ? ” balasku menantang… ” Kamu semua belum tau Jossy punya…. kaya’ jamur… kepalanya gede banget… sampe menuh-menuhin bungkusnya… ” sambung Andi.
” Kasi unjuk Joss… biar mereka tau ” lanjut Andi lagi… Akupun datang menghampiri mereka yang sedang pada pose duduk di lantai, aku berdiri pas di depan mereka…. dengan mata melotot keduanya memandang Kabagku… ” Hhhhhgghhh….. ” terdengar helaan nafas Nuke. ” Gila banget… baru kali ini gue lihat… ” ucap Ditha ngga’ dapat melanjutkan kata-katanya karena tertegun abis. ” Kalo mo pegang silahkan… mumpung masih baru… yang ini dijamin halal… ” kataku. Tangan Nuke hampir saja diraihkan pada Kabag… tapi urung karena masih malu kali. ” Udah Nuk… terusin aja… boleh khan Mas… ” lanjut Ditha.
” Sini tangan kamu kalo ragu dengan apa yang kamu lihat ” Kataku sambil langsung meraih tangan Nuke. Pleeek… aku letakkan tangan Nuke pada seluruh batang tubuh… meriamku. Shock tampak dari sorot mata Nuke. tiga jenak kemudian aku rasakan jemari Nuke mulai bergerak lembut seakan memijit batang meriamku… untuk lebih meyakinkan kali ya.
” Gila banget Dit… ” komentar Nuke. ” Mas… boleh lihat ya… masa dari tadi Mas-Mas ini lihatin kita kaya’ gini… biar fair dan seri ya… ” pinta Ditha. Andi yang sedari tadi udah ngga’ ketahaan tampaknya…. langsung aja maju dan… ” Okey kalo kamu semua mo bikin seri, kita buka semua pakaian masing-masing ” sambil melepas kaos Andi maju menghampiri posisi pemotretan.
Kita berempat telah telanjang bulat… saling pandang saling bengong… kaya’nya mereka ini juga belum senior banget. Badan mereka indah sekali… entah bagaimana melukiskannya dengan kata-kata… kamu semua bayangin aja sendiri. Aku yang sudah dari tadi konak… meriamku sudah mengacung posisi jam 11 demikian juga dengan Andi… ” Kok kalian sama sich… sudah pada siap tempur semua… kita mo diapain… kok anunya sudah kaya’ gitu ? ” tanya Nuke sediit ngeri. Dalam kepolosan itu kami berdua tidak dapat lagi menyembunyikan ketegangan kami yang memuncak. Kami mulai pilih masing-masing pasangan… aku dapat Nuke Andi dapat Ditha langsung kami peluk dan aku mulai menghunjami dengan ciuman mautku yang terkenal dengan sebutan ciuman bidadari pencabut sukma… demikian julukan dari Sammy… . Tampak Nuke mulai memejamkan mata… persis dengan apa yang dilakukan Sammy pada saat menerima ciuman pertama dariku. Lama kami berciuman… tapi bagiku lama dan sebentar bukanlah ukuran untuk menghanyutkan korban… melainkan kwalitas dari ciuman dan aliran emosi yang terkandung di dalamnya… ” Mhhhh…. ” desahku sambil bergetar kecil… menambah hangatnya suasana dan melenakan Nuke. Sementara itu Andi dan Ditha sudah sabil meremas dan bergumul di lantai studio.. panas aku melihatnya dan sengaja aku arahkan pandangan Nuke supaya dia makin terpengaruh…
Lima belas menit kira-kira kami bergumul… aku lihat Andi mulai berganti posisi 69 dan aku mulai makin spaneng… votageku mulai tinggi… aku berusaha berdiri… menuntun Nuke mendekati pasangan Andi dan Ditha… Kamipun lalu membentuk formasi bujur sangkar. Aku hisap milik Ditha, Ditha hisap meriam Andi, Andi memasukan lidahnya pada lobang Nuke dan Nukenya malah asyik menjilatin dua peluru meriamku… sambil tangan kirinya memainkan Kabagku… entah berapa puluh bahkan may be ribu jenak kemudian aku mengusulkan ganti posisi… Sekarang giliranku menyerang Nuke… Nuke ke Andi… Andi memainkan clits Ditha dan Ditha langsung memasukkan Kabagku dalam mulutnya yang diawali dengan jilatan rata pada Kabag. ” Gile…. Joss… loe punya sakit mulut gue… sempit masuknya kemulut gue… ” kata Ditha, yang lalu disahutin Nuke ” Salah loe sendiri… dari tadi gue cuman berani ngejilatin aja… mo masukin kemulut ngeri robek mulut gue. “
” Aduh gimana rasanya kalo dimasukin dalam anu ya ? ” tanya Ditha… ” Kaya’nya bakalan penuh lobang gue… entar cowoc gue tau lagi gue abis kesruduk gajah. ” lanjut Ditha.
” Emang cowoc loe punya segede apa sich Dit ? ” tanyaku menyelidik. ” Gede sich… panjang lagi… ” Ditha bilang ” Tapi loe punya ini… gile… kepalanya bener-bener besar kepala “.
” Ya udah jangan loe puji terus ntar aja dicoba… makin loe puji makin besar kepada dia nanti ” sahutku membahas meriamku. Nuke udah ngga’ kuat rasanya… dia langsung bilang dan minta duluan… ” Joss gue pengen cobain sekarang… kaya’nya dengan banjir gini gue bisa nahan loe punya. “. Aku bergerak untuk ambil ancang-ancang, Nuke aku sandarin pada bantal besar di situ…. dengan posisi dia di bawah… aku mulai jongkok untuk siap menyerang…. tampak memang barang Nuke telah basah kuyup…. aku sentuh dulu dengan jari-jari kiriku…. hangat dan basah total… tangan kananku membimbing meriamku dan aku tempelkan pada gua garba Nuke… hangat terasa… lembab… basah… jantungku saat itu sudah kaga’ keruan lagi bedegupnya… maklum mo nyantap cewec kencur yang bodynya ajubile…
Bleee…sssssssssssssshhhhhg… pelan namun pasti aku benamkan langsung 3/4 bagiannya… aku tarik sampe Kabag… lalu berhenti biar Nuke sempat menikmati pembukaan itu… persembahan kepala besar…. merem meringis… dan entah apa lagi expresi Nuke saat itu aku bingung antara sakit nikmat dan gejolak yang tidak tertahankan…. ” Hhhhhhhhgg……. ” helaan nafas Nuke terdengar… ” Aduh gile Dit rasanya…. ” kata Nuke sambil mengeleng-geleng kepala seperti orang yang pasrah tak sanggup berujar…. Aku mulai tekan lagi, kali ini langsung diteruskan dengan manuver berputar saat mentok… berasa sekali ujung goa Nuke…. grek… kena loe…. pikirku…. ” Eeemmmmmhhhhhhhhhh…. hhhhhhehhhhh…. ” erang Nuke saat kayuhan mentok tersebut… tangannya langsung merangkulku erat… akupun masih terus menusuk-nusuk Nuke sambil manuver… beberapapuluh sodokan aku ayunkan pada posisi itu sebelum aku cabut dan menuntun Nuke ke kursi sofa yang ada di runag studio itu… Aku suruh Nuke meletakkan kaki kanannya di atas dudukan sofa dan kaki kirinya tetap di bawah sedang tangannya bertumpu pada sandaran sofa… posisi pantatnya nungging mempesona… aku mulai lagi mengarahkan meriamku pada sasaran…. bleeeeeshhh…. mulai masuk dan beberapa goyang maju mundur standart mengawali permainan… aku bungkukkan badan untuk meraih si Big Tits… dapet… dan aku mulai meremas lembut sambil terus menggoyang maju mundur dan sesekali aku sendok ke atas untuk memberi shock terapi…. ” Hhhgg… ” itu saja yang sempat keluar dari mulut Nuke di sela erangan-erangannya… yang terus meluncur… tanpa henti…
Aku geser dengan tanpa mencabut dulu meriam terbenam… aku suruh Nuke tiduran di atas sandaran sofa… dan kakinya masih menggantung di lantai…. aku lanjutkan sodokan dari arah belakang… kali ini lebih tenang karena pegangan Nuke cukup… akupun mulai mengayun keras… kemudian… setelah beberapa menit aku cabut dan tiduran di sofa… selonjor kakiku ke bawah dan aku minta Nuke duduk di atasku… Nuke melakukannya dengan membelakangiku… pelan-pelan dia memasukkan dengan bantuan bimbingan tangannya… lama juga kami bergoyang di posisi itu sampe Nuke menggelinjang tegang… ” Joss…. ak… aku keluar …. achhhh…… emmmhhhhhhhh………. aduh Joss……. enak banget……… ehhhhk… ” erangnya yang aku sambut dengan sodokan makin keras dan kuremas pinggulnya…. aku coba bangkit dan meremas dadanya… sambil menekan tubuhnya lebih kebawab… biar mentook… ” Eeeeehhhhmmmmmmmmmmm…………….. hhhhheeeeeeeechhhhhhhhhh…..emm mmmm……. acchhhhhh……. aduuuuuuhhhh…….hhhhh ” itu saja yang terus keluar dari mulutnya sedari tadi. Tampaknya Nuke sudah lunas. Kali ini dia cabut dan berbalik arah menghadapku kembali dia masukkan meriamku ke dalamnya. Permainan kali ini berawal lamban dan beberapa goyangan berlalu makin cepat Nuke memutar pinggulnya yang aku iringi dengan dengan sodokan memutar dan ke atas. Tanganku kedua-duanya asyik meremas Big Tits…. memilih putingnya…. dan sesekali naik ke pundaknya…. balik lagi ke dada…. ” Addduuuu……..uhhhhhhh…. keluar lagi ni ” katanya setelah beberapa menit aktif di panggung politik dengan manuver-manuver canggihnya. Aku masih tegar dan belum ada rencana upload sperma ke Home Page Nuke. ” Gile… lemes gue udah dua kali…. ” katanya sambil terengah-engah… ” Dit loe gimana ? ” tanya Nuke melihat temennya lagi digoyang keras banget sama Andi… batang Andi emang panjang banget… sehingga dia bisa menarik jauh dan menyodok dalam…. sampai terdengar suara Ditha ” Hek… heeekkkk ” berkali-kali. ” Ditha kita keuar bareng yuk….. ” ajak Andi… ” Gue udah ngga’ bisa keluar lagi kaya’nya udah tiga kali Bang… ” sahut Ditha… creeethh… crrreeeee thhhhh….. Andi keluar tanpa dibarengi Ditha. Merekapun ngegelosor berduaan di lantai…. Andi tampak sekali kelelahan. Sedang Nuke mulai mencoba menggoyang sekali lagi dengan sisa tenaganya… ” Nuk kamu di bawah aja… ” kataku dan Nukepun pindah kelantai… aku mulai menghunjam keras milik Nuke… dengan bertumpu pada kedua lenganku… sehingga membentuk segitiga… kakiku lurus ke belakang… ayunan lurus jarak panjang….. sampe mentok…. aku ayun cepat…. dalam… hunjaman luruh…. tanpa kombinasi… terus… terus… terus… terus… terus… terus… terus… dan terus… tapi belum juga keluar sampe Nuke teriak ” Aaaaaaaacccccc…… chhhhhhhh……. ” sambil badannya menggelinjang hebat…. aku masih dalam gaya yang sama dan ” Aaaaacccccchhhhhhhhhhh…….. ahhhh…… aaaaahhhhhhhhh……. aaaaaaaccccccc…. hhhhhhhhhh…………….hhhhhhhhh aaahhhhhhhh…….. ” itu erangan panjang yang aku pernah dengar dari seorang gadis yang aku setubuhi selama ini… sering sudah aku bikin puas cewec… tapi erangan klimaksnya tidak sepanjang ini. ” Aduh…….. hhhhheeeeeeee………eeeeeeeehhhhh ” Lemes sudah tampaknya si Nuke abis keluar orgasme panjang seperti itu.
Aku masih menindihnya walau tidak menggoyang lagi… takut dia ngilu… dan aku peluk dia dengan penuh kasih….. rasanya aku sayang banget dengan dia…. wajah mudanya tampak tak berdaya… beberapa jenak kemudian aku bangkit dan mencabut meriamku yang belum selesai bertempur… aku lihat Ditha setengah tertidur… aku hampiri dia dan aku belai rambutnya yang acak menutup sebagian wajahnya… ” Dit… ” panggilku perlahan… Tidak menyahut dia… tapi tangannya merangkul ke tengkukku… sambil bermalas-malasan…. aku ambil lap camera yang ada dekat kakiku… aku keringkan milik Ditha… Setelah kering aku coba sorongkan meriamku langsung… masih tegak gagah perkasa dia… sebelum masuk aku gosokdulu di depan lobang buaya… lalu dep… bleeesssshhhh…. Kabag mulai menengok ke dalam… blleeeeeeeessssssshhhhhhh semuanya sisa meriam aku benamkan pada tusukan kedua… pelan sambil kupeluk Ditha… aku goyang pelan sekali…. tenang…. terus sampai lama sekali…. aku merasakan kemesraan yang dalam….. hangat…. dadanya… yang lebih besar dari punya Nuke…. sesak mendorong di dada bidangku… lamunanku berputar sambil meriamku terus mengucek milik Ditha… yang bikin aku makin panas adalah membayangkan Ditha yang pasrah dan penuh kehangatan dalam dekapan dan goyanganku ini ternyata masih baru merayakan ulang tahun yang ke 17 beberapa hari lalu… itu aku lihat dari data sheetnya sebelum main tadi. Perasaan bermain dengan anak kecil yang baru tumbuh…. hangat…. dan lain-lainnya yang mengangkat imajinasiku semakin tinggi membuat aku mulai kewalahan mengatur nafsuku sendiri… rupanya aku telah terangsang oleh imajinasiku sendiri…. maka sebelum akhir dari semua demonstrasi ini aku percepat dan kusodok abis dengan manuver-manuver tingkat tinggi. Byaaaarrrrrr……….. jebol juga pertahananku… tapi pada saat yang sama aku lihat Ditha juga mengejang dan mencengkeram pundakku makin keras… aku tahan terus…. tambah cepat sodokan… dan akuirnya berhasil juga aku upload spermaku ke Home Page Ditha… sementara Ditha mulai delete sperma hasil upload dan yang lainnya karena tampaknya terlalu banyak yang harus ditampung dalam buffernya… hingga tertumpah sebagian …. meleleh keselangkangannya di antara kedua paha mulusnya…. lalu aku cabut karena ingin membagi sisa file ( baca : sperma ) ke Home Page Nuke… Nuke masih mengangkang pada posisi seperti waktu aku log off tadi… blesshhh sisa tegang masih dapat menembus main frame Nuke… dan aku kucek-kucek sejenak… dan tidur lemas tanpa mencabut batangku dari Nuke….
Nuke sesekali dengan lemas masih berusaha membelaiku… ” Terima kasih Joss…. baru kali ini aku merasakan yang seperti ini… nikmat sekali… biasanya aku ngga’ pernah nyampe yang seperti tadi… kaya’ kesetrum ” kata dia perlahan sambil merem.
Kamipun tertidur berempat… sampe sadar-sadar ketika nuke mengeliat dan… aku lihat arlojiku sudah menunjukan jam 10.25… dingin terasa menusuk… karena telanjang dan keringat telah lama mengering dari tubuh kami… lalu aku bangun dan disusul dengan Nuke… berdiri dan kami hendak membasuh tubuh yang penat ini dengan air hangat di shower kamar mandi studio. Sebentar di kamar mandi dengan tetap berpelukan dan saling menyabun badan yang lain… air hangat shower tetap mengucur… tiba-tiba pintu terbuka dan Andi tampak menggendong Ditha masuk… ” Join donk ” kata Andi… lalu kami mandi berempat… ” Ndi… loe pake dech shower ini aku mo di corner bath tub aja dech… ” kataku… lalu aku nyalakan air hangat di bath tub… aku isi dengan shower gel ( sambun khusus untuk bath tub ) aku aduk sampai buihnya banyak… Aku dan Nuke masuk… tak lama kemudian disusul oleh Andi dan Ditha… kami berempat… beendam dalam satu bath tub… emang bath tubnya gede banget karena bukan beli jadi… kaya’nya pesenan… soalnya dari batu granit dan muat untuk orang lima… sekeluarga kali.
Berempat kami ulangi lagi permainan tadi sampe perut kami terasa perih… baru kami basuh badan dan ganti pakaian… lalu keluar cari makan dengan tubuh lemes banget.
No comments:
Post a Comment