Wednesday, April 4, 2012

Cerita Dewasa Malinda Dee Part 1

Pertama Kali Mengewe Malinda Dee Di Kantornya (1) Citibank Gangbang Version

Kilas Balik – Malinda Dee Manager Relationship Citibank Land Mark Jakarta

Malinda-Dee-6 Kasus penggelapan dana nasabah menghentak Handoko, di mana Malinda Dee alis Inong Malinda ditangkap oleh kepolisian, aku sudah berkali kali menemui Malinda Dee ketika mengurusi rekeningku, rekening dari bisnis lendir mengkontoli para artis, banyak uang yang diberikan padaku. Pada awalnya ketika aku membuka rekening bank di citibank Landmark itu aku justru ditemui oleh seorang wanita, aku tidak menyangka kalo wanita yang menemui aku itu ternyata mempunyai buah dada over size, daya tarik luar biasa yang dilancarkan oleh Malinda Dee sehingga banyak nasabah dan calon nasabah terpikat, namun aku yang sudah terbiasa menghadapi wanita haus seks maka menghadapi Malinda Dee justru aku semakin senang. Aku sendiri berkenalan dengan Malinda Dee ketika sedang dugem, wanita ini muncul tiba tiba dan mengambil duduk di kursi kosong sampingku, belahan dadanya yang besar itu membuatku tak karuan, jarang jarang ada wanita Indonesia yang mempunyai ukuran dada over size itu, belum lagi balutan rok pendek memperlihatkan pahanya yang berisi, balutan lisptik warna merah membuatku cepat terpikat dengan wanita ini, padahal aku tidak kenal dengannya.

“Malam Tante .. “ sapaku dengan sopan.

“Malam juga .. “ sahut Malinda Dee yang kemudian mengenalkan diri, kujabat tangannya yang hangat dan sekaligus melirik ke besaran buah dadanya yang terbuka itu.

“Kerja di mana ?” tanya Malinda Dee kemudian

“Biasa saja deh Tan .. usaha sendiri .. “ sahutku dengan tersenyum, wanita ini memang mudah memancing lawan bicaranya agar masuk dalam kubangan niat busuknya, namun aku tidak tahu bahwa Malinda Dee ternyata pegawai tinggi Citibank, menjadi Manager relationship Citibank.

Kami tidak canggung saling ngobrol, bahkan Malinda Dee mentraktir minuman padaku, padahal aku menolak

“Ndak apa deh .. saya senang dapat teman baru “ sahut Malinda Dee dengan senyum yang menggoda itu, aku sendiri sering mencuri curi ke dadanya yang over size, kubayangkan kepalaku tenggelam dalam lautan buah dada Malinda Dee itu.

“Burhan.. berapa sih penghasilan saban bulan ?” tanya Malinda Dee lebih jauh

“Dikit Tan .. dari usaha pribadi palingan 30 juta sebulan . itu pun tidak terpakai “ kataku dengan nada yang kubesarkan sambil menaikan kepalaku agar bisa melihat lebih dalam belahan buah dadanya itu, sontak Malinda Dee pun tersenyum sambil merendahkan dadanya.

“Boleh saya tawarin .. buka rekening private .. aman deh .. “

“Mang Tante Malinda kerja di mana ?” tanyaku dengan nada curious

“Citibank “ sahut Malinda Dee sambil membuka tas kemudian mengeluarkan kartu namanya. Bujuk rayu Malinda Dee terhadapku dilancarkan, tak canggung Malinda Dee sendiri memegang tanganku untuk membuatku lebih percaya ( malah membuatku buta neh ).

“Hmmm .. tawaran yang menarik … “ sahutku dengan mengantungi kartu nama wanita itu dengan mencuri kembali belahan dadanya itu.

Malam itu kami mengobrol ke sana kemari bak teman lama, aku malah diminta datang ke kantornya setelah aku memberikan keterangan saldo rekening bank ku lewat mobile banking membuat Malinda Dee sampai tersenyum manis padaku.

Namun bukan uang yang kuperkara, itu uang lendir, hasil mengewe para artis yang selama ini selalu tidur denganku, mobil, rumah, aku sudah dibeliin para tante tante artis yang doyan kontol itu. Aku kini malah punya hasrat ingin merasakan tubuh sekal nan montok pegawai ciribank itu, tubuhnya yang pendek itu dengan dukungan buah dada over size membuatku ingin mencicipi kemolekan tubuhnya, jika perlu di kantornya sekalipun, kontolku yang besar harus masuk dalam memek Malinda Dee itu, akan kulancarkan rayuan mengewenya. Akan kubuat bertekuk lutut wanita itu, walau aku sendiri tidak yakin akan niatku, namun melihat wataknya yang hedonis, seks pastilah salah satu kebutuhan wajib bagi Malinda Dee.

Paginya aku memang berniat ingin bertemu dengan Malinda Dee di kantornya, aku membuat janji pagi itu, sontak Malinda Dee pun senang, biasa bagi para pegawai bank jika mendapatkan nasabah apapun akan dilakukan, karena uangku juga tidak sedikit, hasil sumbangan para artis doyan kontol dan selingkuh itu. Kantor Citibank Landmark berada di Jalan Sudirman, kupacu motorku, kuterabas macet luar biasa, bayangan vulgar Malinda Dee yang bersusu besar itu itu menggilai kepalaku. Niatku satu, aku akan memeras Malinda Dee agar mau bercinta denganku, aku ingin mencicipi tubuh dan uangnya, akan kuperalat wanita pegawai bank itu.

Aku masuk ke kantor Citibank itu, para sales menawarkan berbagai macam tawaran dari kredit, tabungan dan semacamnya. Namun aku tidak tertarik, dari Customer Service di depan aku ditanyakan ada keperluan apa.

“Bisa saya bantu Pak “ sapa salah satu CS yang ternyata WTS alias Wanita Tinggi Sekali

“Iyaa .. saya ada janji dengan Bu Malinda “ sahutku sambil tersenyum memandang pada tubuh proposional nan seksi dengan belahan dadanya yang montok walau sangat jauh dengan targetku Malinda Dee yang ternyata menungguku di lobby.

Aku pun di antar petugas, aku diajaknya naik ke lantai entah berapa, karena aku tidak mengingat nomer lantai karena sibuk mengakses internet. Sampai di lantai atas tersebut Malinda Dee ternyata sudah menunggu di depan lift, aku pun menyalaminya. Malinda Dee tersenyum, pagi itu Malinda Dee benar benar luar biasa cantik dengan dandanan yang membuat kontolku langsung ngaceng, belahan dadanya lebih parah lagi. Lebih cenderung merayuku agar cepat cepat memindahkan rekening.

“Uang bagiku tak masalah .. itupun uang lendir “ batinku enteng

Aku pun di bawa ke ruangan khusus yang hanya ada aku dan Malinda Dee berdua. Ini merupakan kesenanganku, berdua dengan wanita bertipikal hedonis pemuja seks jelas akan mudah melancarkan rayuan

“Tante cantik deeh “ pujiku yang membuat Malinda Dee tersenyum malu padaku

“Terima kasih Burhaan .. jadi ya .. saya atur semuanya .. kamu tinggal terima beres “ kata Malinda Dee yang duduk di sampingku dengan balutan rok pendek ketat menampakan pahanya yang mulus, bukan namanya Burhan kalo tidak mampu menaklukan wanita yang suka obral tubuh itu

“Boleh saja .. hhmmm .. “ sahutku enteng sambil menatap ke wanita ini dengan sorotan tajam, aku sengaja tidak memandang kesintalan tubuhnya, tatapan mata yang kupentingkan, jika wanita ini takut menatapku akan mudah kutaklukan. Kulancarkan rayuanku

“Eh .. jangan dulu donk Tan .. apa kompensasinya jika saya dibohongi “ tanyaku

“Haaan .. Citibank itu bank terpercaya … tidak mungkin kami menggelapkan uang nasabah .. nasabah adalah raja .. nasabah harus dilayani sebaik baiknya apapun maunya “ papar Malinda Dee dengan penuh senyum menggoda itu

“Termasuk urusan ini itu “ sahutku dengan nada memancing

“Maksud kamu ?” tanya Malinda Dee dengan gaya bahasa muda untuk mengimbangi aku.

“Ndak aaah .. saya lihat dulu klaususl kontrak “ tanyaku lebih jauh

“Baik .. tapi percayalah saja deh “ sahut Malinda Dee dengan memegang tanganku itu, tujuannya tidak lain merayuku, aku pun balik melakukan rayuan

“Hmm .. Tante Malinda punya suami ?” tanyaku

“Iya .. kenapa ?” tanya balik

Ketika Malinda Dee melepaskan tangannya itu, gantian aku yang memegang tangannya, sontak Malinda Dee menjadi terkejut, baru kali ini ada calon nasabah yang lebih nakal

“Maaaf .. saya yang melayani anda bukan anda yang melayani saya “ sahut Malinda Dee dengan tersenyum, namun kemudian menunduk menatap ke selakanganku yang dimana kontolku tercetak jelas, Malinda Dee sampai bergetar bibirnya ketika melihat pertama kali bajuku kusingkapkan itu.

Aku melancarkan serangan gerilya ketika tangan Malinda Dee terlepas dan menulis form

“KTP yaa “ sahut Malinda Dee, kukeluarkan KTPku dan kemudian tanganku melingkar ke pinggangnya

“Jangan nakal aaaaaaah “ tolak Malinda Dee ketika aku memegang pinggangnya itu

Malinda-Dee2 “Ndak jadi aaaaaaah “ sahutku pendek membuat Malinda Dee tersenyum dan membiarkan tanganku menempel di pinggangnya itu, perlahan lahan aku mendekat pada tubuh nan harum itu, rambut panjang yang setengah pirang itu membuatku semakin mabuk memeknya Malinda Dee yang ingin aku buktikan kalo jembutnya lebat. Aku terus melancarkan gerilya, tanganku naik membuat Malinda Dee menjadi tidak tenang

“Tolong .. ini hubungan antara nasabah dengan bank, Haan “ sahut Malinda Dee yang berusaha menekan tanganku turun karena sudah dekat buah dadanya yang besar itu.

“Semalam aku bermimpi tidur dengan tante Malinda “ jawabku enteng membuat Malinda Dee menjadi terkejut.

“Cuma mimpi yaaa “

“Dinyatakan saja sekarang “ kataku enteng sambil nakal langsung memegang buah dadanya

“Jangan kurang Haaan .. aku panggil satpam “ ancam Malinda Dee

Aku sudah kepala basah, aku langsung membekap mulut Malinda Dee, aku sudah tidak tahan ingin menelanjangi pegawai citibank satu ini, awalnya Malinda Dee berusaha berontak, namun kalah tenaga, tanganku sudah memeluknya erat sambil memegang buah dadanya yang besar itu

“Kau boleh daftarkan aku jadi nasabahmu .. tapi aku ingin dirimu juga, kau sungguh menggodaku “ bisikku dengan nada pelan sambil tanganku nakal menuju ke selakangannya. Malinda Dee berusaha berontak, namun pemberontakan itu lama lama menjadi lemah.

“Jangaan .. saya wanita baik baik .. tak pantas melakukan itu “ sahut Malinda Dee setelah kulepas bekapannya sambil tanganku melebarkan pakaian bagian tengah yang belahan blazernya terbuka, tersembulah buah dadanya itu. Malinda Dee sendiri sampai setengah marah, namun aku tenang tenang saja. Kupandang sejenak dengan tatapan tajam, Malinda Dee pun menunduk, kuangkat dagunya

“Kita teman Tan .. “ sahutku sambil tersenyum, aku pun langsung menyerbu ke bibirnya, awalnya Malinda Dee terkejut, kudorong tubuhnya sehingga kini Malinda Dee berada di bawah tindihan, Malinda Dee menolak lumatan bibirku, namun aku tak kurang akal, tanganku menyelinap ke dalam roknya langsung masuk dalam celana dalamnya

“Oooooooh .. Burhaan .. jangaaaaaaaaan “ sahut Malinda Dee dengan nada lemah

“Kau akan kuberi bonus Tan .. jadikan aku nasabahmu . aku semalam sudah konak pengin sama Tante Malinda “ sahutku sambil nakal mengelus elus memeknya dengan menyelusup ke celana dalamnya itu.

Malinda Dee hanya diam pasrah saja, kami kemudian saling beradu bibir, Malinda Dee menanggapi bibirku pelan pelan, tanganku semakin nakal mencolek colek memeknya

“Haaan .. Oh Burhaaan sudaaah aaaaaaaaaah .. tak baaaik “ sahut Malinda Dee dengan mendorong dadaku agar tidak menindihnya

“Tulis saja dulu Tan .. “ sahutku sambil nakal menurunkan bagian dadanya sehingga cup bra yang besar itu menjadi tontonanku.

Malinda Dee kemudian menulis ke form pendaftaran nasabah private yang berbahasa Inggris itu, namun aku semakin nakal masuk ke dalam memeknya, kutarik celana dalamnya itu

“Duuuh . jangan bahayaa .. ini di kantor .. kita lakukan di luar sajaa .. aku bisa kena sangsi “ sahut Malinda Dee yang malah merem melek keenakan itu.

Aku tidak menjawab, ketika Malinda Dee menulis lagi dataku, tanganku membuka resluting dan kukeluarkan kontolku, Malinda Dee tidak sadar ketika berpaling padaku matanya langsung melotot melihat kontolku sudah ngaceng besar, Malinda Dee sampai menutup mulutnya dan mundur sejengkal

Aku kemudian langsung berdiri

“Emut kontolku Taaaaaaaan “

“Burhaaaaan .. ini urusan rekening .. bukan seks “ elak Malinda Dee

“Lupakaaan .. rasakan kontolku dulu .. tante juga nakal .. semalam lirik selakanganku“ sahutku dengan paksa menekan kepala Malinda Dee, Malinda Dee pun menurut. Lidah Malinda Dee langsung menjulur julur menikmati kontolku, kusingkapkan rambutnya itu, aku kemudian terus membuka blazernya itu, kuturunkan sehingga kini kebesaran buah dada Malinda Dee benar benar membuatku lupa daratan.

No comments:

Post a Comment