Aku bernama Joe dan aku telah banyak memberikan kontribusi cerita kepada 17Tahun.com dan mudah-mudahan kisah nyataku sewaktu aku di Jakarta akan dimuat oleh tim redaksi 17Tahun.com.
Aku tinggal di sebuah kompleks perumahan yang lumayan terkenal di bilangan Jakarta Selatan karena banyak orang asing yang tinggal di sana. Hobbiku adalah bermain Play Station dan karena hobbiku ini aku dapat bercinta dengan sesama Play Station fans.
Mungkin para pembaca akan mengira bahwa hanya cowok yang bermain Play Station. Aku berani menyebutkan bahwa cewek juga gemar bermain Play Station karena aku mengenal seorang gadis penunggu arena permainan Play Station di dekat rumahku yang gemar sekali bermain Play Station. Setiap kali aku datang ke tokonya, dia selalu memainkan game favoritnya yang berjudul Final Fantasy 8.
Karena aku sering datang bermain di rumahnya yang sekaligus menjadi tokonya, aku mengenal dia lebih akrab. Dia adalah Melly, salah seorang mahasiswa dari sebuah PTS di Jakarta Barat. Aku sering datang bermain Play Station di rumahnya ketika dia tidak membuka tokonya sehingga aku tidak mendapat gangguan dari konsumennya yang biasanya tergolong anak-anak kampung yang tinggal di sekitar daerah tersebut.
Aku dan Cik Melly sudah akrab meskipun dia lebih tua dariku setahun. Cik Melly bahkan sering menceritakan kisah pribadinya di mana dia ditinggal oleh Irwan, kekasihnya karena Irwan menikah dengan cewek lain dan yang lebih gilanya, Irwan telah mengambil perawan Cik Melly dengan paksa dan mencampakkannya begitu saja.
Suatu ketika, aku datang ke rumahnya ketika dia telah menutup tokonya karena hari sudah sore dan aku melihat dia sedang asyik memencet-mencet joystick sambil berteriak-teriak kesal setiap kali karakter jagoannya kena tembakan dari musuhnya. Aku memanggil namanya dari belakang yang membuatnya kaget dan berteriak histeris. Aku cuma tersenyum ketika dia marah-marah karena permainannya telah berakhir dalam sekejap akibat gangguanku saat itu.
Melly kemudian menyuruhku untuk tidak menganggunya karena dia sedang serius untuk menamatkan game Final Fantasy 8 tersebut. Aku hanya duduk di lantai di dekat TV sambil memperhatikan TV dan gerakan-gerakan tangannya yang memencet joystick dengan lihainya. Lama-lama aku menjadi bosan karena melihat dia asyik bermain dan aku mencoba menganggunya dengan cara yang lain.
Aku mendekati dia yang sedang bermain dan aku duduk tepat di depan selangkangannya karena dia duduk di kursi sementara aku berada di bawah kursi. Aku memperhatikan celana dalam warna merah mudanya yang tertutup oleh roknya yang sangat mini. Aku mendadak menjadi terangsang dan mencoba memberikan sesuatu yang belum pernah dia rasakan. Dengan lihainya, aku memasukkan tanganku dan jari-jariku bermain di sekitar kemaluannya yang masih tertutup oleh celana dalamnya. Gerakan-gerakan jari-jariku memberikan respon yang sangat kuharapkan karena aku dapat merasakan basahnya liang kenikmatannya karena gerakan jari-jariku. Cik Melly mendesah kenikmatan sambil terus memencet joystick-nya dan karena dia tidak konsentrasi, dia akhirnya mematikan Power Play Station dan mendekatiku yang sedang duduk di depan selangkangannya.
“Joe, kamu nakal yah sama Cik Melly, sekarang Cicik mesti membalas kamu”, dia berkata sambil menunjukkan telunjuknya ke arahku. Aku hanya tersenyum saja dan dia tiba-tiba menciumku yang masih berada di bawah kursi di mana dia barusan duduk. Aku kaget bercampur senang dan tanpa membuang kesempatan, aku langsung menelanjanginya di dekat TV karena aku juga sudah terangsang memperhatikan dia sewaktu dia bermain Play Station barusan.
Aku mencium bibir Cik Melly dan Cik Melly juga memainkan lidahnya di dalam mulutku, sementara tanganku secara refleks bermain-main di daerah selangkangannya yang membuat nafasnya semakin memburu dan aku tahu bahwa dia menuntut lebih dari sekedar cumbuan. Aku kemudian berpindah posisi karena sekarang wajahku mendekati liang kewanitaannya dan mulai menjilatinya dengan liar sementara tanganku mulai memencet puting payudaranya dan seakan-akan aku sedang memainkan “tuts joystick” milik Cik Melly. Cik Melly menjawabnya dengan desahan-desahan kecil sehingga membuat batang kemaluanku semakin menegang dan aku semakin ingin merasakan nikmatnya liang kewanitaan seorang “Play Station” girl.
Dengan nafsu dan tanpa aba-aba dari Cik Melly, aku memasukkan batang kemaluanku yang telah menegang ke dalam liang kenikmatannya sehingga matanya yang sipit menjadi besar dari biasanya dan dia menggigit bibirnya seakan-akan sedang menahan sesuatu yang nikmat bercampur sakit karena batang kemaluanku yang termasuk besar di saat aku sedang terangsang. Aku terus menggenjot tubuh Cik Melly karena aku sangat menyukai jepitan-jepitan liang kewanitaan tubuh cewek penggemar Play Station ini. Aku merasakan nikmat sekali dan tak berapa lama, Cik Melly bergetar hebat dan melenguh dengan hebatnya dan di saat yang bersamaan, aku dapat merasakan batang kemaluanku dibanjiri oleh cairan kenikmatan Cik Melly dan tentunya aku merasakan nikmatnya cairan Cik Melly dan aku langsung mencium bibirnya yang ranum.
Aku masih belum puas dan Cik Melly nampaknya sudah kelelahan. Aku kemudian mencoba ide yang aneh di saat Cik Melly sedang kecapaian. Aku memang pernah praktikum Fisika Listrik sewaktu di SMP sehingga aku memiliki cukup pengetahuan mengenai listrik dan alirannya. Dengan ide tersebut, aku memasang kembali power plug dari Play Station yang baru saja dia matikan dan aku mencabut kabel main power dari Play Station tersebut. Dengan sedikit keahlianku di bidang listrik, aku berhasil meredam kekuatan listriknya sehingga main power yang bisa menyetrum orang sekarang menjadi tidak bahaya lagi. Kemudian, aku mendekatkan kabel tersebut ke liang kewanitaan Cik Melly. Aku melihat adanya percikan-percikan listrik yang kecil kekuatannya akibat tercampurnya kabel main power tersebut dengan cairan kewanitaan dari Cik Melly.
No comments:
Post a Comment